Friday, September 2, 2016

Pergumulan dan Iman

Ada tertulis bahwa selama kita ada di dunia ini maka kita akan selalu mengalami pergumulan karena kita masih ada dan hidup dengan daging kita. Daging adalah suatu wadah yang diberikan oleh Allah kepada manusia agar kita (roh) boleh menyembah Dia dalam roh dan kebenaran.

Pergumulan adalah suatu hal yang wajar yang boleh dialami oleh setiap kita di muka bumi ini. Pergumulan wajar selama itu tidak kita menjadikannya 'DEWA', sehingga kita seakan akan berlomba lomba menjadi orang yang paling bergumul sepanjang masa. Pergumulan bukanlah untuk dijadikan kompetisi melainkan untuk kita hadapi. Cara menghadapinya adalah DIAM dan BAWA KE DALAM HADIRATNYA. Bagaimana dengan orang lain. Kalau boleh, jangan orang lain tahu dulu pergumulan kita sebelum kita mendapatkan DAMAI SEJAHTERA yang dari hadirat Allah. Kenapa? Karena kalau kita belum membawanya ke dalam hadirat Allah, sebanyak dan seheboh apapun pergumulan kita jika diceritakan ke orang lain tidak akan membawa solusi apapun bahkan mungkin akan membawa dampak yang tidak baik.  Dimana kita bisa menemukan hadiratNya. TUTUP PINTU, BERDOA. HadiratNya ada di dalam hati yang tulus mengakui dan mau merendahkan diri, bahwa dia tidak layak dan butuh Pribadi yang boleh mengampuni dan menuntunnya. Hadirat Allah akan menghampiri setiap orang yang hatinya remuk dan dalam tangis yang kudus. Saat semua itu didapat, tak akan ada seorangpun yang bisa menghentikanmu dan menghentikanku, karena Allah yang kudus itu berkenan hadir di dalammu/ku. 

Tuhan mengajak kita untuk memikirkan selalu yang baik, yang kudus yang enak didengar yang suci. Itulah sebabnya menjaga pikiran dan mulut kita adalah suatu hal yang baik bagi diri kita sendiri. Namun terkadang manusia tidak memiliki cukup kuasa untuk mengendalikan pikirannya sendiri. Terkadang ada cerita seseorang yang baik dan alim bisa menjadi seorang pembunuh atau pengedar narkoba. Itu semua adalah karena pada dasarnya kita butuh seorang Pribadi yang kudus yang boleh menjaga dan melindungi kita dari pikiran kita sendiri. Ada tertulis bahwa kita ini bukan lagi milik kita, namun telah menjadi milik Dia sehingga kita tidak lagi hidup bagi diri sendiri tapi bagi Dia yang layak mendapatkan dan menjaga hidup kita selamanya. 

Iman adalah sesuatu yang tidak kelihatan yang boleh kita jadikan pegangan dan harapan akan sesuatu yang baik telah dan akan terjadi pada diri kita dan pada semua orang dan pada segala hal. Iman tidak boleh sembarangan, namun harus kita arahkan kepada sesuatu hal yang benar. Iman yang benar adalah iman kepada Allah yang benar yaitu Yesus Kristus. Jika anda mau melakukannya maka Anda akan merasakan damai sejahtera dalam hidup. Iman adalah seperti sebuah pintu masuk bagi harapan harapan dan berkat berkat yang sudah dikaruniakan dan dilimpahkan kepada kita. Jika iman kita tertutup, maka berkat itu juga pasti tidak bisa masuk ke dalam diri kita, pertama tama adalah berkah rohani yaitu damai sejahtera, pengenalan akan Allah, dan sukacita. 

Dalam setiap pergumulan hidup saya mencoba untuk tidak fokus kepada pergumulan saya, namun saya akan FIGHT dan LAWAN dengan firman Allah yang saya ingat dan kalau tidak ingat akan saya cari dan temukan dan kemudian saya pakai untuk melawan setiap pergumulan yang datang. Misalnya SAKIT. Berulang kali saya lawan rasa sakit saya dengan firman Allah dan berulangkali juga saya boleh disembuhkan oleh karena kasih karunia Allah yang sebenarnya saya tidak layak mendapatkannya. Pergumulan dalam keluarga. Puji Tuhan sampai detik ini saya bawa dan saya serahkan setiap hari kendali atas keluarga saya kepada Tuhan, dan puji Tuhan tidak ada dan hampir tidak ada percekcokan bahkan kesalahpahaman dalam keluarga saya. Semua berjalan dalam damai sejahtera oleh perlindungan Roh Allah. Ada beberapa kali mungkin situasi situasi yang ada bisa saja membawa kepada pertengkaran, namun saya boleh percaya bahwa Roh Allah itu bekerja. Saya saat ini sudah tinggal di sebuah kos berdua bersama dengan istri saya. Kamar kos yang sempit, bisa membuat atmosfere yang tidak nyaman setiap saat. Namun puji Tuhan itu semua hampir tidak pernah terjadi, dan kami boleh tetap berada dalam sukacita dan damai sejahtera meskipun dalam keterbatasan. Amin

No comments: