Bulan Juli 2013, masih segar di ingatan saya ketika saya duduk di teras depan kantor saya di Bogor. Saya memutar video dari Philip Mantofa yang berjudul "A Trip to Hell". Dia menyampaikan berita Injil yang kemudian diakhiri dengan meminta semua orang untuk bertobat dan mengakui kesalahan di hadapan Tuhan. Lalu saat itu entah dari mana, saat dia menyuruh semua orang bertobat, saya tiba tiba menangis. Saya menangis dan dalam diri saya seakan merasa begitu kotor dan telah membuat Dia berduka. Saya menangis dan hampir sekitar satu jam saya menangis di teras kantor, meminta Tuhan mengampuni saya. Sejak setelah itu, saya merasakan DAMAI dan KETENANGAN dalam diri saya.Saya merasakan enteng dan berani. Saya merasa saya sangat diterima dan disambut apa adanya oleh seseorang. Semua rasa takut dan bersalah lenyap entah kemana, juga rasa kuatir, pikiran masa depan, semua beban, rasanya sudah tidak ada lagi. Saya merasakan saat itu saya benar benar DIKASIHI. Saya ada perasaan di hati bahwa saya sudah ada di tempat yang tepat saat ini dan seseorang sangat mengasihi saya.
Segala hal tidak langsung berubah sejak saya terima Tuhan Yesus dalam diri saya. Semua berjalan seperti biasa, tidak ada upacara penyambutan atau orang bilang "kok kamu beda" dll. Sama seperti biasa. Yang membedakan adalah perasaan saya di dalam. Saya seperti berjalan dengan cara yang baru, saya melihat dengan cara yang baru, saya merasakan dengan cara yang sama sekali baru. Saya melihat segalanya baik dan seperti merasakan seseorang MENJAMIN diri saya AMAN. Saya juga merasakan ada sebuah SUKACITA yang mencuat dari dalam yang rasanya begitu SEGAR seperti air di pegunungan. SUKACITA ini juga yang kemudian menuntun saya untuk bergerak dan memberitahuakan kepada orang orang disekitar saya tentang berita keselamatan oleh IMAN pada Yesus Kristus.
Orang pertama yang saya datangi adalah mantan pacar saya. Keluarganya sangat menentang hubungan kami sehingga akhirnya kami berpisah. Suatu sore, sebuah dorongan kuta muncul dalam hati saya, meminta saya untuk datang ke rumah mantan pacar saya dan meminta maaf. Respon pertama saya, kok bisa. Saya lah yang tersakiti. namun kemudian suara itu semakin keras sehingga saya merasa gak nyaman. Akhirnya setelah berputar desa, saya memberanikan diri mengetuk pintu rumahnya, masuk, duduk dan menyampaikan saya minta maaf karena telah membuat mereka repot. Saya pamit dan kemudian memberikan sebuah buku.
Sejak saat itu, suara tersebut semakin sering berbicara dan memberikan PERINTAH kepada saya untuk melakukan ini dan melakukan itu atau stop ini dan itu. Hal ini sungguh sulit namun menyenangkan. Sepertinya setiap hari ada hal MENGGAIRAHKAN yang akan terjadi.
Saya telah menyaksikan bagaimana penyertaan Allah dan Roh Kudus telah membuat banyak perubahan dalam diri saya dan orang orang. Saya berdoa untuk kesembuhan dan Tuhan memberikan kesembuhan, saya membantu bersaksi beberapa teman dan akhirnya mereka juga dijamah dan kembali berapi api dalam Tuhan. kembali, semuanya adalah tentang Tuhan Yesus. Saya tahu Dia mengasihi saya dan saya tidak mau menyia nyiakan kasihNya itu. Saya sungguh sangat bersyukur boleh mengenalNya lebih dari pada uang dan permata.
No comments:
Post a Comment