(Diambil dari "The Morning Star, by Rick Joyner)
Pasukan Kejahatan
Saya melihat sebuah pasukan yang jahat dan sangat banyak, sejauh mata memandang tampak mereka. Pasukan itu ada divisi-divisinya dan masing-masing membawa panji yang berbeda.
Pasukan yang paling penting dan utama adalah Harga diri, membenarkan diri sendiri, minta dihargai, ambisi, menghakimi yang tidak bersalah dan yang terlebih besar adalah Iri hati.
Pemimpin pasukan yang besar ini adalah Penuduh dari saudaranya sendiri. Saya tahu bahwa masih ada banyak kelompok jahat diluar jangkauan mata saya, tetapi ini adalah pasukan dari neraka yang dilepaskan untuk melawan gereja.
Senjata – senjata yang dibawa pasukan ini mempunyai nama, pedangnya bernama intimidasi, tombaknya bernama penghianatan dan anak panahnya bernama penuduh, gossip, fitnah dan pencari kesalahan.
Pengintai dan pasukan kecil setan bernama Penolakan, Kepahitan, Ketidaksabaran, tidak mau memaafkan dan nafsu, segera dikirim untuk mempersiapkan serangan utama. Saya tahu dalam hati bahwa gereja tidak pernah menghadapi hal ini sebelumnya.
Tugas utama pasukan ini adalah untuk memecah belah. Pasukan ini dikirim untuk menyerang setiap hubungan gereja satu sama lain, jemaat dengan gembala, suami dan isteri, anak dan orang tua, bahkan anak yang satu dengan yang lainnya. Para pengintai dikirim untuk membuka celah di gereja-gereja, keluarga-keluarga atau individu-individu dengan penolakan, kepahitan, nafsu dll, yang dapat meledak dan membuat lobang besar untuk divisi-divisi yang akan datang.
Yang paling mengejutkan dalam visi saya adalah pasukan ini tidak mengendarai kuda, tetapi mengendarai orang-orang Kristen. Banyak dari mereka dari kalangan orang kaya, terhormat dan terpelajar. Mereka adalah orang-orang Kristen yang membuka diri mereka sendiri kepada kuasa kegelapan, dipakai musuh sedangkan mereka berpikir bahwa mereka sedang dipakai Tuhan. Penuduh tahu bahwa jika rumah tangga terbagi – bagi tidak dapat bertahan, dan pasukan ini merupakan perwakilan dari percobaan terakhir yang memecah belah gereja sehingga mereka benar-benar jatuh.
Orang Hukuman
Di belakang pasukan yang pertama adalah sejumlah besar orang-orang Kristen yang diseret-seret dan menjadi tawanan. Mereka semua terluka dan dikawal oleh setan-setan kecil bernama Ketakutan. Tampaknya ada lebih banyak tawanan daripada jumlah setan yang mengawal. Yang mengejutkan, para tawanan ini masih membawa pedang dan perisai, tetapi mereka tidak menggunakannya. Sangatlah mengejutkan bahwa begitu banyak orang-orang yang ditawan oleh sejumlah kecil setan bernama Ketakutan. Tentu saja setan-setan kecil ini sangatlah mudah untuk dihalau atau dihancurkan dengan senjata-senjata mereka.
Langit di atas tawanan tampak gelap tertutupi oleh burung nasar yang bernama Depresi. Burung-burung ini hinggap di pundak para tawanan dan muntah di atasnya. Muntahan itu adalah Penghukuman. Ketika muntahan itu jatuh disalah satu tawanan, dia akan berdiri dan berbaris lurus sesaat dan kemudian merosot, semakin lama semakin lemah dari sebelumnya. Sekali lagi, saya heran para tawanan itu tidak memusnahkan muntahan itu dengan pedang mereka yang dengan mudah dapat mereka gunakan.
Adakalanya para tawanan saling bertubrukan dan jatuh. Secepat mereka jatuh ke tanah, para tawanan yang lain akan mulai menusuk mereka dengan pedang dan mencaci maki mereka. Mereka akan memanggil burung dendang untuk mulai memakan mereka yang jatuh sebelum mati.
Saat saya melihat, saya sadar bahwa para tawanan ini percaya bahwa muntahan penghukuman itu adalah benar-benar dari Tuhan. Kemudian saya mengerti bahwa para tawanan ini berpikir bahwa mereka adalah pasukan Tuhan! Hal inilah yang menyebabkan mereka tidak membunuh setan-setan kecil bernama Ketakutan atau burung nasar yang mereka pikir adalah pembawa pesan Tuhan. Kegelapan yang disebabkan banyaknya burung manyar membuat para tawanan ini menerima segala sesuatu yang terjadi seperti berasal dari Tuhan.
Satu-satunya makanan yang disediakan untuk para tawanan ini adalah muntahan burung nasar. Mereka yang menolak memakannya akan menjadi lemah sampai mereka jatuh. Mereka yang memakannya akan menjadi kuat, tetapi kuat oleh kekuatan iblis. Mereka akan saling memuntahkan satu sama lainnya. Ketika salah seorang memulai hal ini, salah satu setan akan menunggu untuk menungganginya dan kemudian mereka akan maju kebarisan depan. Lebih buruk dari muntahan itu adalah kotoran yang menjijikkan yang berasal dari kencing dan buang air besar setan-setan yang menunggangi orang-orang Kristen ini. Kotoran ini adalah harga diri, ambisi. dll. dan mereka menjadi bagian dari itu. Bagaimanapun juga, kotoran ini membuat orang-orang Kristen merasa lebih baik dari pada dihukum, dengan mudah mereka mempercayai bahwa setan-setan itu adalah utusan Tuhan dan mereka juga berpikir bahwa kotoran-kotoran itu adalah urapan Roh Kudus.
Kemudian Tuhan berbicara kepada saya, “Ini adalah awal dari pasukan-pasukan musuh di hari-hari akhir. Ini adalah muslihat akhir setan dan kekuatan penghancurannya yang terakhir dilepaskan denganmenggunakan orang-orang Kristen untuk saling menyerang. Selama zaman ini, setan sudah menggunakan pasukannya, tetapi belum pernah menggunakan banyak manusia untuk menjalankan tujuan iblisnya. Namun, jangan takut. Aku punya pasukan juga. Sekarang kamu harus berdiri dan bertanding sebab tidak ada lagi tempat untuk sembunyi dari perang ini. Kamu harus bertanding untuk KerajaanKu, kebenaran dan untuk orang-orang yang sudah ditipu”.
Saya sungguh terpukul oleh kebiadaban pasukan setan ini, sampai saya berpikir bahwa lebih baik mati daripada hidup dalam dunia seperti ini. Tetapi Firman Tuhan sangatlah menguatkan dan kemudian saya segera berteriak bahwa mereka sudah ditipu, saya berpikir mereka tidak mendengar saya. Ketika saya mulai berteriak, seluruh pasukan melihat kepada saya dan saya tetap berseru-seru. Saya pikir orang-orang Kristen ini akan bangun dan menyadari apa yang sudah terjadi, tetapi banyak dari mereka yang kemudian mulai menembakkan anak panahnya kepada saya. Sedangkan yang lain ragu-ragu seakan-akan mereka tidak tahu. Kemudian saya tahu bahwa saya melakukan hal ini terlalu dini dan itu adalah kesalahan yang sangat bodoh.
Perang dimulai
Kemudian saya berpaling dan melihat pasukan Tuhan berada di belakang saya. Ada ribuan prajurit tetapi tidak bisa dihitung. Hanya sejumlah kecil yang berpakaian lengkap, berbaju zirah dan memakai ketopong tetapi sejumlah besar tidak memakai pelindung. Sejumlah besar pasukan itu terluka. Banyak dari mereka yang berbaju zirah tapi hanya memiliki perisai yang kecil sehingga tidak dapat melindungi mereka dari pembantaian yang datang. Mayoritas pasukan ini adalah wanita dan anak-anak.
Di belakang pasukan ini adalah kelompok besar orang, sama seperti kelompok tawanan yang mengikuti pasukan iblis tetapi keadaannya sangatlah berbeda. Tampaknya mereka adalah orang-orang yang berbahagia, mereka bermain, bernyanyi, berpesta dan berjalan dari satu kemah ke kemah lainnya. Hal ini mengingatkan saya akan keadaan di Woordstock. Saya mencoba berteriak mengatasi suara riuh mereka dan mengingatkan kepada mereka bahwa ini bukanlah saat yang tepat, perang akan segera dimulai tetapi hanya sedikit orang yang mendengar suara saya. Merekalah yang memberikan “tanda damai” kepada saya dan berkata bahwa mereka tidak percaya adanya perang, Tuhan tidak akan membiarkan sesuatu buruk menimpa mereka. Saya mencoba menjelaskan bahwa Tuhan memberikan pakaian perlengkapan perang dengan satu maksud, tetapi mereka menjawab dengan ketus, mereka sudah datang ke tempat yang penuh sukacita dan damai sejahtera di mana tidak ada sesuatupun yang akan terjadi pada mereka. Saya mulai berdoa meminta Tuhan menambahkan iman (perisai) orang-orang yang memakai baju zirah, untuk melindungi mereka yang tidak siap adanya perang.
Seorang utusan muncul, memberikan sebuah terompet dan menyuruh saya untuk segera meniupnya. Saya segera melakukannya dan orang – orang yang berbaju zirah segera merespon dan memberikan perhatian. Banyak baju zirah yang dibawa dan mereka segera memakainya. Saya mengamati bahwa orang-orang yang terluka tidak memakai baju zirah di atas luka mereka, tetapi sebelum saya dapat berbicara sepatah katapun, panah-panah musuh menghujani kami. Setiap orang yang tidak berbaju zirah terluka. Mereka yang tidak segera menutupi luka mereka, kembaliterluka di tempat yang sama.
Mereka yang terkena panah fitnah segera mulai memfitnah orang-orang yang tidak terluka. Mereka yang terkena panah gossip segera mulai menggosip dan secepat itu terjadi perpecahan di perkemahan. Kemudian burung-burung nasae mulai mengambil mereka yang terluka dan mengirimkan mereka ke kemah tawanan. Orang-orang yang terluka masih memakai pedang dan sebenarnya dapat dengan mudah menghancurkan burung dendang itu, tetapi mereka tidak menggunakan pedang itu. Sebenarnya mereka diangkut tanpa paksaan karena mereka sangat marah kepada orang-orang yang masih tersisa.
Keadaan mereka yang berada di perkemahan di belakang pasukan sangatlah menyedihkan. Tampak kekacauan total. Ribuan orang terluka dan merintih terbaring di tanah. Banyak dari yang tidak terluka hanya duduk diam tidak percaya. Mereka yang terluka dan duduk tidak percaya langsung diangkut oleh burung nasar. Beberapa orang mencoba untuk membantu yang terluka dan mengusir burung nasar, tetapi orang-orang yang terluka sangat marah, mereka mengancam dan mengusir orang-orang yang mencoba untuk membantu.
Banyak orang yang tidak terluka berlari secepat mungkin menjauhi medang perang. Pertemuan pertama dengan musuh sangatlah singkat, sehingga saya tertarik untuk bergabung dengan mereka. Dengan sangat cepat orang-orang ini muncul kembali dengan berpakaian perang lengkap, baju zirah dan perisai yang besar. Kegembiraan pesta berubah dengan cepat. Mereka mulai menempati tempat orang-orang yang jatuh dan mulai membentuk formasi baru untuk melindungi sekeliling. Segera 3 malaikat besar bernama Iman, Pengharapan dan Kasih muncul dan berdiri di belakang kami dan perisai setiap orang mulai bertambah besar.
Jalan Raya
Kami mempunyai pedang yang bernama Firman Tuhan dan anak panah yang dinamakan Kebenaran Alkitabiah. Kami ingin menembak mereka kembali, tetapi kami tidak tahu bagaimana kami bisa menembak tanpa mengenai orang-orang Kristen yang sedang dikendarai setan-setan itu. Yang terjadi kemudian, jika orang-orang Kristen ini terkena anak panah kebenaran mereka akan tersadar dan berbalik menyerang yang menekan mereka. Saya melepaskan beberapa anak panah. Sebagian besar mengenai orang-orang Kristen. Ketika anak panah kebenaran mengenai mereka, mereka tidak bangun atau jatuh terluka, namun mereka akan menjadi marah dan setan yang mengendarai mereka akan bertambah besar. Hal ini mengejutkan setiap orang. Mereka mulai merasa mustahil untuk menang, tetapi Iman, Pengharapan dan Kasih sangat yakin bahwa paling tidak mereka berperang di tanah sendiri. Malaikat lainnya bernama Hikmat yang kemudian muncul dan menuntun kami untuk berperang dari gunung yang ada di belakang kami.
Di atas gunung ada tebing-tebing dengan tingkat yang berbeda setinggi mata memandang. Pada setiap tingkat, tebing itu menjadi lebih sempit dan mengeras sehingga dapat dipijak. Setiap tingkat dinamakan Kebenaran Alkitabiah. Tingkat dibawah dinamakan sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran seperti, “Keselamatan”, “Pengudusan”, “Doa”, “Iman” dll. dan di tingkat yang lebih tinggi dinamakan dengan Kebenaran Alkitabiah Lanjutan. Semakin tinggi kami naik, perisai dan pedang kami semakin bertumbuh besar dan sedikit anak panah yang dapat mencapai kami.
Sebuah Kesalahan Yang Tragis
Beberapa orang yang masih tinggal di tingkat rendah mulai mengambil anak panah dan kembali menembaki musuh. Tetapi ini adalah sebuah kesalahan yang tragis. Setan-setan ini dengan mudah menyerang orang – orang Kristen kembali. Jika salah satu terkena panah Penuduh atau Fitnah, salah satu setan Kepahitan atau Kemarahan akan terbang dan bertengger di atas anak panah itu. Kemudian dia akan mulai mengencingi dan buang air besar di atas orang –orang Kristen itu. Jika salah satu orang Kristen itu sudah dihinggapi setan bernama Harga Diri dan Membenarkan Diri Sendiri, maka 2 atau 3 setan akan ditambahkan lagi, dan kemudian dia akan berubah bentuk menjadi setan itu sendiri.
Kami dapat melihat hal ini terjadi dari tingkat yang lebih tinggi, tetapi mereka yang berada di tingkat lebih rendah tidak bisa melihatnya. Separoh dari kami memutuskan untuk tetap memanjat naik, sedangkan separohnya turun ke tingkat bawah untuk menerangkan kepada mereka yang tinggal di sana tentang apa yang sudah terjadi. Setiap orang diperingatkan untuk tetap naik dan tidak berhenti, kecuali beberapa orang yang tinggal di setiap tingkat untuk menjaga setiap prajurit naik lebih tinggi.
Keamanan
Ketika kami mencapai tingkat “Kesatuan Saudara Seiman” tidak satupun dari anak panah musuh dapat mencapai kami. Banyak orang dari perkemahan kami memutuskan untuk tidak naik lagi. Hal ini dapat saya mengerti sebab setiap tingkat yang baru semakin sulit untuk ditapaki. Bagaimanapun juga, lebih tinggi saya naik, saya merasa lebih kuat dan lebih mampu dalam memegang senjata, jadi saya terus naik.
Dengan cepat saya mampu menembak setan tanpa mengenai orang-orang Kristen. Saya merasa jika saya terus naik, saya akan dapat menembak pemimpin-pemimpin pasukan neraka ini yang berada dibelakang pasukan. Saya menyesal ada banyak orang Kristen yang berhenti di tingkat bawah, mereka aman tetapi tidak bisa menembak musuh. Kekuatan dan karakter orang-orang yang tetap naik semakin bertumbuh dan membuat mereka menjadi Pemenang, setiap orang akan menghancurkan banyak musuh.
Pada setiap tingkat ada banyak anak panah Kebenaran yang berhamburan yang berasal dari orang-orang yang jatuh dari posisinya. Semua anak panah itu dinamakan Kebenaran. Beberapa orang enggan untuk mengambil anak –anak panah ini, tetapi saya tahu bahwa kami memerlukan semuanya itu sehingga kami dapat menghancurkan pasukan besar yang ada di bawah. Saya mengambil satu anak panah, menembak satu setan dan dengan mudah melenyapkannya, setelah itu baru orang-orang lain mulai mengambil anak-anak panah itu dan menembakkan ke arah musuh. Serangan kami mulai membuat divisi musuh berkurang. Karena hal ini, seluruh pasukan setan terfokus kepada kami. Untuk sesaat, semakin kami mencapai sasaran, semakin kami dilawan. Tugas kami seakan tiada akhir dan ini menjadi sangat melelahkan.
Firman Tuhan Sebagai Sauh Kami
Pedang-pedang kami semakin bertumbuh besar seiring dengan kami mencapai setiap tingkat baru. Hampir saja saya tertinggal sebab tampaknya saya tidak bisa ke tingkat yang lebih tinggi.
Akhirnya saya memutuskan bahwa pedang-pedang ini diberikan untuk satu tujuan, dan saya harus tetap maju. Saya meletakkan pedang itu di tanah dan mengikat diri saya sendiri ke pedang itu selagi saya menembaki musuh-musuh. Kemudian terdengar Suara Tuhan, “Kamu sudah menggunakan hikmat yang akan memampukanmu untuk terus naik. Banyak orang yang jatuh karena tidak menggunakan pedang dengan selayaknya yaitu menjadi sauh bagi diri mereka sendiri. Tampaknya tidak ada seorangpun yang mendengar Suara Tuhan, tetapi banyak orang yang melihat apa yang saya lakukan dan mereka menirunya.
Saya heran mengapa Tuhan tidak berbicara kepada saya sebelum saya menentukan pilihan.
Kemudian saya merasa bahwa Dia sudah berbicara kepada saya entah bagaimana. Lalu saya merasa seluruh hidup saya sudah dilatih untuk beberapa jam ini. Saya sudah dipersiapkan, saya sudah mendengarkanNya dan mematuhiNya seumur hidup saya. Saya juga tahu karena hikmat dan pengertian saya, sekarang ini tidak dapat diambil selagi dalam medan peperangan. Saya sungguh mengucap syukur untuk setiap pencobaan yang sudah saya alami disepanjang hidup saya dan menyesal tidak menghargainya terlebih lagi.
Kemudian kami menembaki setan-setan dan hampir semuanya tepat sasaran. Kemarahan bangkit dari pasukan musuh seperti api dan batu belerang. Saya tahu bahwa orang-orang Kristen yang terjebak dalam pasukan sekarang merasakan Kemarahan yang hebat. Tidak ada satupun yang dapat menembaki kami dan sekarang mereka saling menembaki diri mereka sendiri. Karena panah-panahnya tidak bisa mengenai kami, mereka sekarang mengirim burung nasar untuk menyerang kami. Orang-orang yang tidak menggunakan pedang mereka sebagai sauh dapat diserang burung-burung nasar itu, tetapi mereka juga dapat dijatuhkan dari tempat mereka berdiri. Beberapa orang jatuh di tingkat yang di bawahnya tetapi beberapa orang juga jatuh di dasar gunung, kemudian dibawa burung-burung itu pergi.
Sebuah Senjata Baru
Panah Kebenaran sangat jarang dapat menembus burung-burung nasar itu, tetapi dapat melukai mereka dan membawa kembali orang-orang yang dibawa. Setiap kali mereka kembali, beberapa dari kami dapat naik ke tingkat yang lebih atas. Ketika kami mencapai tingkat yang disebut “Galatia 22”, kami berada diketinggian yang tidak bisa dicapai burung-burung itu. Di tingkat ini, langit di atas kami hampir menyilaukan mata karena keindahan dan sinarnya. Saya merasakan damai sejahtera yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Sebelumnya, sebagian besar roh perlawanan saya dimotivasi oleh kebencian dan muak pada musuh, untuk kepentingan kerajaan, kebenaran dan kasih dari para tawanan. Tetapi di tingkat inilah saya menangkap Iman, Pengharapan, Kasih yang sebelumnya saya hanya ikuti dari kejauhan. Di tingkat ini saya diliputi oleh kemuliaan. Saat saya menangkap mereka, mereka berbalik kepada saya dan mulai memperbaiki dan membuat baju zirah saya bersinar. Sesaat saja, pakaian saya berubah total dan memancarkan kemuliaan yang ada pada mereka. Saat mereka menyentuh pedang saya, sinar kemuliaan memancar. Kasih berkata, “Orang-orang yang mencapai tingkat ini dipercayakan kekuatan untuk menghadapi saat ini, tetapi Aku harus mengajarkanmu bagaimana menggunakannya”. Jalan di tingkat “Galatia 22” sangat lebar sehingga tidak ada bahaya jatuh. Juga ada banyak anak panah bernama Pengharapan. Kami melepaskan beberapa anak panah itu ke burung nasar dan dengan mudah mengenainya. Hampir separuh yang mencapai tingkat ini tetap menembak dan sebagian membawakan anak panah-anak panah ini turun ke tingkat bawah.
Burung-burung itu tetap berdatangan seperti gelombang di atas tingkat yang ada di bawah.
Dari Galatia 22 kami dapat menembak pasukan musuh tetapi tidak pemimpinnya, karena dia masih berada di luar jangkauan. Kami memutuskan tidak menggunakan panah Kebenaran sampai kami bisa menghancurkan awan depresi yang sudah mereka ciptakan dan ini membuat kebenaran sedikit efektif. Hal ini memerlukan waktu yang cukup lama, tetapi kami tidak pernah merasa lelah.
Iman, Pengharapan dan Kasih, bertambah besar seperti senjata kami sehingga setiap orang yang jauh dari medan pertempuranpun dapat melihatnya. Sinar mereka bahkan memancar ke kemah-kemah para tawanan yang masih berada di bawah langit yang dipenuhi burung dendang. Kegembiraan itu memenuhi kami. Saya merasa bahwa berada dalam pasukan ini, peperangan ini merupakan petualangan terbesar di sepanjang hidup saya.
Setelah menghancurkan sebagian besar burung nasar yang menyerang gunung kami, kami mulai memunguti burung-burung nasar yang menempel di para tawanan. Setelah awan kegelapan mulai dibersihkan, matahari mulai menyinari mereka dan mereka mulai tersadar seakan-akan mereka bangun dari tidur yang sangat lelap. Kemudian mereka mundur apalagi setelah sadar muntahan-muntahan burung nasar masih menutupi mereka dan mereka mulai membersihkan diri mereka sendiri. Saat mereka mulai memegang Iman, Pengharapan dan Kasih, mereka melihat gunung tempat kami berada dan mulai berlari mendekati. Pasukan iblis masih menghujani mereka dengan anak panah Tuduhan dan Fitnah, tetapi mereka tetap berlari.
Sebelum mereka mencapai gunung, ada banyak orang yang terkena lusinan atau lebih anak panah, tetapi tampaknya mereka tidak melihatnya. Secepat mereka mulai mendekati gunung, luka mereka mulai sembuh. Bersama dengan awan depresi yang mulai disibakkan, segala sesuatu menjadi lebih mudah.
Jebakan
Para tawanan – tawanan yang terdahulu sangat bersukacita atas keselamatan mereka. Mereka sangat menghargai setiap tingkat gunung yang mereka naiki dan kami sangat menghargai kebenaran itu. Dengan cepat kekuatan para tawanan untuk melawan musuh bangkit. Mereka memakai baju zirah yang sudah tersedia dan meminta untuk diijinkan kembali melawan musuh. Kami memikirkan hal tersebut, tetapi kemudian kami putuskan untuk tetap tinggal di gunung dan melawan musuh. Sekali lagi Tuhan berfirman, “Sudah yang kedua kali engkau memilih hikmat. Engkau tidak akan menang di tempat musuh, tetapi engkau harus tinggal di Gunung KudusKu.”
Saya terkejut, kami sudah membuat keputusan lain hanya dengan berpikir dan membicarakannya dengan singkat. Kemudian saya memutuskan yang terbaik adalah tidak membuat keputusan sebelum berdoa. Dengan cepat Hikmat ada pada saya, memegang kedua lengan saya dengan kuat dan memandang mata saya dan berkata, “Engkau harus melakukan ini!” Kemudian saya melihat sekalipun saya berada di tempat yang luas di “Galatia 22”, tetapi saya dapat pergi kepinggirnya tanpa saya ketahui dan dapat dengan mudah terjatuh. Saya menatap mata Hikmat dan dia berkata dengan serius, “Waspadalah di mana tempatmu berdiri, engkau dapat jatuh. Di dalam hidup ini engkau dapat jatuh dari tingkat berapapun”.
Ular
Untuk waktu yang lama kami terus membinasakan burung nasar dan memunguti setiap setan yang menunggangi orang-orang Kristen. Kami menemukan bahwa panah panah dari Kebenaran yang berbeda-beda mempunyai efek yang berbeda dari setan yang berbeda pula.
Kami tahu bahwa hal ini akan menjadi pertempuran yang panjang, tetapi sekarang kami tidak bisa santai dan kami sudah melewati tingkat “Kesabaran”. Sekalipun setelah orang-orang Kristen menembaki setan-setan, hanya sedikit orang yang naik di gunung.
Banyak orang yang dibawa setan-setan dan terus berkhayal. Saat kegelapan yang melingkupi setan dikoyak, kami dapat melihat tanda yang ada disekitar kaki orang-orang Kristen ini bergerak. Kemudian saya melihat ternyata kaki-kaki mereka diikat ular yang bernama Malu.
Kami menembakkan anak panah Kebenaran ke ular-ular itu, tetapi hanya sedikit yang terkena.
Kemudian kami kembali mencoba menembakkan anak panah Pengharapan, tetapi juga tanpa hasil. Dari “Galatia 22” sangatlah mudah untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi, dan kami mulai menaiki tingkat yang lebih tinggi. Sesaat kemudian kami tiba pada sebuah taman yang sangat indah yang pernah saya lihat. Di pintu masuk taman ini tertulis “Kasih Bapa yang Tak Bersyarat”. Pintu itu adalah sebuah jalan masuk yang sangat megah dan mengundang kami untuk masuk, jadi kami masuk. Setelah kami masuk, kami melihat Pohon Kehidupan ada di tengah-tengah taman. Pohon itu dijaga oleh malaikat-malaikat yang luar biasa. Mereka terlihat seakan-akan sedang menunggu kami, jadi kami memberanikan diri melewati mereka dan berjalan ke arah pohon. Salah satu malaikat itu berkata,”Mereka yang dapat masuk ke tingkat ini yaitu mereka yang mengenal Kasih Bapa, dan dapat memakannya”.
Saya tidak sadar betapa laparnya saya. Saat saya merasakan buah itu, rasanya sangat lezat melebihi apapun yang pernah saya rasakan, tetapi rasanya juga tidak aneh. Makan buah ini membangkitkan kenangan saya pada matahari terbit, hujan, taman-taman yang indah, matahari terbenam diatas lautan terlebih terkenang pada orang-orang yang saya kasihi. Setiap gigitan, saya merasakan bertambah mengasihi segala sesuatu dan setiap orang. Kemudian saya teringat musuh-musuh saya dan saya juga mengasihi mereka. Perasaan saya menjadi lebih besar dari apapun juga, Lebih dari damai sejahtera yang saya alami di “Galatia 22”. Kemudian saya mendengar suara Tuhan dan Dia berkata, “Sekarang inilah yang menjadi makananmu setiap hari. Tidak akan pernah diambil darimu. Kamu dapat memakannya sebanyak dan sesering yang kamu mau. Tidak ada akhir dari KasihKu”. Saya mendongak keatas pohon Kehidupan arah sumber suara dan melihat pohon itu dipenuhi dengan burung rajawali yang sangat putih. Mereka memiliki mata yang tajam dan indah yang pernah saya lihat. Mereka melihat kearah saya seakan-akan menunggu perintah. Salah satu dari malaikat – malaikat penjaga berkata, “Mereka akan melakukan permintaanmu. Rajawali-rajawali ini memakan ular-ular”. Saya berkata, “Pergilah! Telanlah malu yang mengikat saudara-saudara kita”. Burung-burung itu membuka sayapnya dan sebuah angin yang besar datang dan mengangkat mereka ke udara. Rajawali-rajawali ini memenuhi langit dengan kemuliaan yang menyilaukan. Sekalipun kami berada di ketinggian, saya dapat mendengar suara-suara kengerian dari perkemahan musuh saat rajawali-rajawali itu mendekati mereka.
Tuhan Yesus sendiri yang berdiri di tengah-tengah kami. Dia menyentuh setiap kami dan berkata, “Sekarang Aku harus mengatakan kepadamu apa yang sudah Aku katakan dengan saudara-saudaramu setelah KenaikanKu ke Sorga- pesan dari KerajaanKu. Pasukan yang paling kuat dari musuh kita sekarang sudah di kocar-kacirkan tetapi tidak dihancurkan.
Sekarang waktunya bagi kita untuk maju berbaris dengan Injil KerajaanKu. Rajawali-rajawali itu dilepaskan dan akan pergi bersama kita. Kita akan mengambil setiap anak panah yang ada di setiap tingkat tetapi sekarang Akulah Pedangmu dan Akulah Panglimamu. Sekaranglah waktunya Pedang Tuhan dihunus.” Saya menoleh dan melihat seluruh pasukan Tuhan berdiri di taman. Ada banyak laki-laki, perempuan dan anak-anak dari segala bangsa dan segala suku, masing-masing membawa panji yang digerakkan angin dengan kesatuan yang sempurna. Saya tahu bahwa tidak ada seperti yang ini yang pernah saya lihat di bumi. Saya tahu bahwa musuh –musuh mempunyai pasukan yang semakin bertambah banyak dan benteng-bentengnya ada diseluruh bumi, tetapi tidak ada seorangpun yang dapat berdiri didepan pasukan yang sangat besar ini. Saya berbisik, “Ini pasti Harinya Tuhan”. Sekumpulan besar pasukan ini menjawab dengan suara yang menggelegar, “Harinya Tuhan sudah datang”.
Kami berdiri di Taman Tuhan dibawah Pohon Kehidupan. Tampaknya seluruh pasukan ada di situ dan berlutut didepan Tuhan Yesus. Dia baru saja memberikan kekuatan bagi kami untuk kembali ke medan pertempuran dan membebaskan saudara-saudara kami yang masih terikat musuh dan untuk dunia yang masih dikasihiNya. Sungguh perintah yang luar biasa dan menyedihkan. Sangat luar biasa karena perintah ini berasal dari Tuhan. Sangat menyedihkan karena kami harus meninggalkan HadiratNya dan Taman yang sangat indah yang pernah saya lihat ini. Dan meninggalkan semua ini untuk kembali ke medan pertempuran.
Tuhan meneruskan perintahNya: "Aku sudah memberikan kasih karunia dan kekuatan rohani, pemahamanmu akan Firman dan KerajaanKu akan bertambah-tambah, tetapi senjata terbesar yang baru diberikan kepadamu adalah Kasih Bapa. Sepanjang engkau berjalan di dalam Kasih Bapa, engkau tidak akan pernah gagal. Buah dari Pohon Kehidupan adalah Kasih Bapa yang dinyatakan dalamKu. Kasih yang ada dalamKu harus menjadi makananmu sehari-hari”.
Ketampanan Tuhan tidaklah seperti yang kita bayangkan, sungguh dahsyat. Saat Dia bergerak dan berbicara, membuat Dia menjadi orang yang paling menarik yang pernah saya lihat. Dia ada di luar definisi manusia dalam martabat dan keanggunanNya. Tidak ada gambar atau lukisan yang pernah menggambarkan Dia seperti yang saya lihat, tetapi kebanyakan lukisan-lukisan itu mirip Dia. Saya mulai berpikir bahwa Dia adalah segala sesuatu tentang Kasih Bapa dan mulia. Dia benar-benar penuh dengan keanggunan dan kebenaran.
Ketika saya memakan buah dari Pohon Kehidupan, pikiran-pikiran tentang yang baik-baik memenuhi jiwa saya. Saat Yesus berbicara hal sama terjadi. Saya tidak akan pernah mau meninggalkan tempat ini. Saya teringat bagaimana saya pernah berpikir alangkah membosankannya untuk para malaikat-malaikat itu, tidak mengerjakan apapun tetapi hanya menyembah Dia depan TahtaNya. Sekarang saya tahu bahwa tidak ada sesuatupun yang melebihi apapun daripada menyembah Dia. Hal itu tentu saja bagian yang paling baik di surga. Sangat sukar dipercayai bahwa saya berjuang melawan kebosanan selama pelayanan penyembahan. Saya tahu bahwa itu karena saya waktu itu berada di luar jangkauan kenyataan.
Menyembah dalam Roh dan Kebenaran
Saya diliputi perasaan untuk kembali dan memperbaiki waktu-waktu saya menyembah Dia tetapi pikiran saya mengembara dan penuh dengan hal-hal lain. Perasaan untuk mengungkapkan kekaguman saya pada Dia semakin tidap bisa ditahan. Saya harus memuji Dia! Saat saya membuka mulut, saya terkejut dengan penyembahan spontan yang keluar dari mulut pasukan Allah pada saat yang sama. Saya hampir lupa bahwa ada orang lain di sana, tetapi kami ada di dalam kesatuan yang sempurna. Penyembahan yang agung ini tidak dapat dikatakan dalam bahasa manusia.
Saat kami menyembah, sebuah sinar emas mulai memancar dari Tuhan, kemudian ada sinar –sinar perak yang mengitari emas itu. Warna-warni yang banyak sekali tidak pernah saya lihat membungkus kami. Dengan kemuliaan ini saya masuk alam emosi yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Saya mengerti kemuliaan ini sudah ada di sana sepanjang waktu, tetapi kami fokus pada Dia, cara kami menyembah dan kami mulai melihat KemuliaanNya. Semakin kami menyembahNya, semakin Kemuliaan itu tampak. Jika ini adalah surga, maka ini adalah sangat amat baik melebihi apapun yang pernah saya impikan.
Menemukan Tempat TinggalNya
Saya tidak tahu berapa lama penyembahan ini berlangsung. Mungkin dapat bulanan, hanya tidak mungkin memperkirakan waktu dalam kemuliaan ini. Untuk sesaat saya memejamkan mata sebab kemuliaan yang saya lihat dengan hati menjadi sebesar yang saya lihat dengan mata jasmani saya. Saat saya membuka mata, saya terkejut melihat Tuhan sudah tidak ada lagi di sana, tetapi pasukan malaikat-malaikat berdiri di tempat Tuhan sebelumnya berada. Salah satu dari mereka maju ke arah saya dan berkata, “Pejamkanlah matamu kembali”. Saat saya melakukannya, kemuliaan Tuhan melingkupi saya dan saya sangat lega.
Kemudian malaikat itu menjelaskan, “Apa yang kamu lihat dengan mata hatimu adalah lebih dari kenyataan yang dapat kamu lihat dengan mata jasmanimu”. Seringkali saya mengatakan hal ini, tetapi betapa jarangnya saya benar-benar berjalan di dalamnya.! Malaikat itu kemudian meneruskan, “Karena itulah Tuhan mengatakan kepada murid-muridNya yang pertama bahwa adalah lebih baik untuk Dia pergi sehingga Roh Kudus dapat datang. Tuhan tinggal di dalam kamu. Kamu sudah diajarkan hal ini berulang kali, tetapi sekarang kamu harus hidup di dalamnya sebab kamu sudah makan dari Pohon Kehidupan”.
Kemudian malaikat itu menuntun saya kembali ke pintu gerbang. Saya memprotesnya, saya tidak mau meninggalkan tempat ini. Tampak terkejut, malaikat ini memegang bahu saya dan memandang langsung ke mata saya. Kemudian saya mulai mengenalinya sebagai malaikat Hikmat. “Engkau tidak perlu meninggalkan taman ini. Taman ini ada di dalam hatimu sebab Sang Pencipta Sendirilah yang ada didalammu. Engkau menginginkan hal yang terbaik, yaitu untuk menyembah dan diam dalam HadiratNya selama –lamanya dan itu tidak akan pernah diambil darimu”. Saya memahami apa yang diucapkan Hikmat, kemudian saya melihat Pohon Kehidupan yang ada dibelakangnya. Saya ingin meraihnya sebelum pergi. Mengetahui pikiran saya, Hikmat dengan lembut menggoncangkan saya, “Jangan. Buah-buah yang dikumpulkan dalam ketakutan akan busuk. Buah dan pohon ini ada di dalammu sebab Dia ada di dalammu. Kamu harus percaya”.
Saya memejamkan mata saya dan mencoba melihat Tuhan kembali, tetapi tidak bisa. Saat saya membuka mata saya, Hikmat masih menatap saya. Dengan kesabaran yang luar biasa dia meneruskan, “Engkau sudah merasakan kenyataan surga dan tidak ada seorang pun yang ingin kembali ke medan pertempuran yang pernah mereka lewati.
Ketika Rasul Paulus datang ke sini, dia berjuang sepanjang hidupnya untuk tinggal dan bekerja bagi Tuhan, atau kembali masuk ke sini sebagai warisannya, tetapi warisan ini akan terus membesar selama dia tinggal. Sekarang engkau mempunyai hati penyembah yang ingin selalu berada di sini dan engkau dapat memasukinya melalui penyembahanmu yang benar. Semakin engkau fokus pada Tuhan, semakin nyata kemuliaan yang dapat engkau lihat di manapun engkau berada”.
Kata-kata Hikmat akhirnya menenangkan saya. Sekali lagi saya memejamkan mata hanya untuk mengucap syukur atas pengalaman luar biasa dan kehidupan yang sudah Dia berikan kepada saya. Saat saya melakukan hal itu, saya mulai dapat melihat kemuliaan Tuhan kembali dan perasaan yang ada pada penyembahan sebelumnya kembali memenuhi jiwa saya. Kata-kata Tuhan sangat keras dan jernih dan saya yakin dapat saya dengar dengan telinga saya, “Aku tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikanmu”.
Saya meresponiNya, "Tuhan, ampuni ketidakpercayaan saya,” Tolong bantu saya untuk tidak pernah meninggalkan atau mengabaikanMu”.
Berjalan dengan Hikmat
Saat saya membuka mata, Hikmat masih memegang pundak saya. “Aku adalah karunia pertama yang diberikan kepadamu untuk pekerjaanMu, “ kata Hikmat, “ Aku akan menunjukkan jalan kepadamu, tetap pada jalan itu tetapi hanya kasih yang dapat membuatmu setia. Hikmat terbesar adalah Kasih akan Tuhan”.
Kemudian Hikmat melepaskan pundak saya dan kami mulai berjalan melewati pintu gerbang. Saya mengikutinya dengan diam. Saya teringat nafas peperangan dan saat kami menaiki gunung dan itu menarik, tetapi tidak ada yang dapat menyamai Hadirat Tuhan dan penyembahan yang sudah saya alami. Meninggalkan itu semua adalah pengorbanan terbesar yang pernah saya buat. Kemudian saya teringat bagaimana semuanya itu ada di dalam saya, sangat mengherankan begitu cepat saya melupakannya. Saya mulai berpikir tentang peperangan besar yang menggusarkan hati saya, antara apa yang saya lihat dengan mata jasmani saya dan apa yang saya lihat dengan hati saya.
Saya maju ke depan sehingga dapat berjalan di samping Hikmat dan bertanya, “Saya sudah 26 tahun berdoa untuk dapat pergi ke Surga tingkat ke-3 seperti Rasul Paulus. Apakah ini surga tingkat ketiga itu?”
"Yah, ini adalah salah satu bagian dari surga tingkat ketiga, “jawabnya, “tetapi masih banyak yang lainnya."
"Apakah saya diijinkan untuk melihat yang lainnya?" tanya saya.
"Engkau akan melihatnya. Sekarang Aku akan membawamu melihatnya”. .
Saya mulai memikirkan Kitab Wahyu. “Apakah wahyu Yohanes tentang surga ketiga?” Tanya saya.
"Sebagian wahyu Yohanes adalah surga ketiga, tetapi paling banyak itu adalah surga tingkat kedua. Surga tingkat kedua adalah alam rohani selama setan memerintah bumi. Surga ketiga adalah kasih dan tempat tinggal Bapa yang akan menang atas bumi melalui Rajamu”.
"Bagaimana dengan surga tingkat kesatu?" pinta saya, dan saat saya menanyakan hal itu saya merasakan hembusan udara dingin.
"Ini bukan urusan Hikmat saat ini, “ teman saya ini menjawab dengan serius saat pertanyaan saya mengejutkan dia. "Hikmat adalah untuk mengenal surga ketiga sepertimu. Ada banyak yang engkau harus ketahui tentang surga ketiga dan ini adalah surga ketiga, kerajaan yang harus kamu kotbahkan sepanjang waktu. Di waktu-waktu yang akan datang, kamu akan diceritakan tentang surga pertama tetapi tidaklah menguntungkan jika kamu mengetahuinya sekarang”.
Saya teringat hembusan angin dingin yang saya rasakan dan Hikmat mengangguk, mengetahui pikiran saya. “Sungguh Engkau sangat luar biasa,” saya harus mengatakan itu sebagai penghargaan pada malaikat ini. “Engkau akan menjagaku di jalan yang benar".
"Ya, benar," jawabnya.
Saya yakin, saya merasakan kasih keluar dari malaikat ini, kasih yang unik, yang tidak pernah saya rasakan dari malaikat yang lain, yang menunjukkan tugas lebih daripada kasih. Hikmat meresponi pikiran saya seakan-akan saya mengatakannya dengan lantang.
"Ini adalah Hikmat untuk mengasihi dan Aku tidak akan menjadi Hikmat kalau Aku tidak mengasihimu. Ini juga Hikmat untuk memegang kebaikan dan kehebatan Tuhan. Ini Hikmat untuk mengasihi Tuhan dan takut akan Dia. Engkau bisa melakukan yang sebaliknya. Ini adalah pelajaran selanjutnya yang harus engkau pelajari.” Malaikat itu mengatakan dengan sungguh-sungguh. "Saya tahu itu dan saya sudah mengajarkannya berulangkali," jawab saya, untuk pertama kalinya saya merasa Hikmat benar-benar tidak mengenal saya.
"Aku sudah menjadi temanmu sepanjang waktu dan aku tahu pengajaran-pengajaranmu,” kata Hikmat. “Sekarang engkau akan belajar apa arti pengajaran-pengajaranmu. Seperti yang sudah engkau katakan berulang kali, “Ini bukanlah tentang mempercayai pikiranmu, tetapi mempercayai hatimu sebagai hasil dari kebenaran”.
Saya meminta maaf, dan merasa malu menanyakan hal ini pada Hikmat. Segera dia menerima permohonan maaf saya. Kemudian saat itu saya menyadari bahwa saya sudah menanyakan dan menantangnya sepanjang hidup saya, sering kali atas sakit hati saya.
Bagian lain dari Kasih
"Ada banyak waktu untuk mengagumi Tuhan," Hikmat meneruskan, "dan ada banyak waktu untuk menghormati Dia dengan takut dan penghargaan. Seperti ada waktu untuk menanam, waktu untuk menuai dan Hikmat untuk mengetahui waktunya. Hikmat yang benar mengetahui waktu-waktu dan musim-musim Tuhan. Aku membawamu ke sini sebab ini adalah waktu menyembah Tuhan dalam kemuliaan KasihNya. Sekarang aku membawamu ke tempat lain sebab ini adalah waktu untuk menyembah Dia dengan takut akan PenghakimanNya. Sampai engkau mengerti keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain”.
"Apakah artinya itu kalau saya tetap tinggal didalam penyembahan mulia, saya akan kehilanganmu?” Tanya saya tak percaya.
"Ya. Aku akan dapat selalu mengunjunginya dengan kamu jika Aku bisa, tetapi kita akan jalan berseberangan. Memang sangat sulit untuk meninggalkan kemuliaan dan damai sejahtera seperti itu, tetapi itu bukan sepenuhnya wahyu tentang sang Raja. Dia adalah Singa dari Yehuda dan Anak Domba. Untuk yang masih anak-anak rohaninya Dia adalahAnak Domba. Untuk yang sudah dewasa Dia adalah Singa dari Yehuda. Untuk yang benar-benar sudah dewasa Dia adalah Singa dari Yehuda dan Anak Domba. Engkau sudah mengerti hal ini dalam pikiranmu dan Aku sudah mendengar engkau pernah mengajarkannya, tetapi sekarang engkau akan mengerti dalam hatimu dan engkau akan mengalami Kursi Pengadilan Kristus.
Kembali ke Medan Pertempuran
Sebelum meninggalkan gerbang Taman saya meminta pada Hikmat untuk duduk sebentar saja, memikirkan semua hal yang baru saya alami. “Ya, kamu dapat melakukan hal ini,” jawabnya, “Tetapi Aku mempunyai tempat yang lebih baik untukmu."
Saya mengikuti Hikmat keluar dari pintu gerbang dan kami mulai menuruni gunung. Saya terkejut, peperangan masih terus berlangsung, tetapi hampir tidak sehebat sewaktu kami naik. Masih ada banyak anak panah penuduhan dan fitnah berterbangan di tingkat bawah, tetapi pasukan musuh yang masih tertinggal diserang rajawali putih yang besar. Burung-burung perkasa itu dengan mudah menang.
Kami tetap turun dan hampir sampai di dasar gunung. Hanya beberapa di atas tingkat “Keselamatan” dan “Pengudusan” adalah tingkat “Pengucapan Syukur dan Pujian”. Saya dapat mengingat tingkat ini dengan baik karena disinilah serangan terbesar musuh yang saya alami saat saya berusaha mencapainya. Saat kami bisa mencapai tingkat ini, kami dapat dengan mudah mendaki gunung dan jika salah satu anak panah mengenai baju zirah kami, maka akan cepat sembuh.
Secepat musuh melihat kehadiran saya di tingkat ini (mereka tidak bisa melihat Hikmat), secepat mungkin saya dihujani anak panah. Dengan mudah saya dapat mengalahkannya dengan perisai saya dan mereka berhenti menembaki. Anak panah – anak panah mereka hampir habis dan mereka tidak dapat membuangnya begitu saja.
Prajurit-prajurit yang masih berperang dari tingkat ini melihat saya dengan keheranan dan membuat saya merasa tidak enak. Saat itu kemudian saya mengetahui kemuliaan Tuhan memancar dari baju zirah dan perisai saya. Saya mengatakan pada mereka untuk mendaki ke puncak gunung tanpa berhenti dan mereka akan melihat Tuhan. Saat mereka setuju untuk pergi, mereka dapat melihat Hikmat. Mereka langsung jatuh berlutut untuk memuliakan Dia, tetapi Dia menahan mereka dan menyuruh pergi.
Kesetiaan
Saya dipenuhi dengan kasih untuk prajurit-prajurit ini, banyak dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Baju zirah mereka berantakan dan dipenuhi darah, tetapi mereka tidak berhenti. Kenyataannya, mereka masih bersukacita dan memberanikan diri. Saya mengatakan pada mereka bahwa mereka lebih layak menerima penghormatan daripada saya, sebab mereka sudah menanggung beban berat dalam peperangan dan tetap ada. Mereka tampaknya tidak mempercayai saya, tetapi menghargai apa yang saya katakan. Saya merasa bahwa itu adalah benar.
Setiap tingkat di gunung dipenuhi dengan burung nasar yang datang dan pergi memuntahkan muntahan dan kotoran, sehingga sulit untuk kami berdiri. Sebagian tebing dipenuhi prajurit-prajurit dari denominasi yang berbeda atau pergerakan yang berbeda yang menekankan padakebenaran setiap tingkat yang mereka pertahankan. Saya malu dengan sikap yang sudah saya perlihatkan kepada kelompok-kelompok ini. Saya menganggap mereka di luar jangkauan dan kembali ke perbuatan yang lama adalah yang terbaik, tetapi disini mereka berperang dengan setia melawan pembantaian musuh yang mengerikan. Perlawanan mereka pada posisi ini memungkinkan saya untuk tetap naik seperti yang sudah saya lakukan.
Beberapa tingkat memang ditempatkan seperti ini sehingga kami bisa memandang bagian indah dari gunung atau dari medan peperangan, tetapi beberapa tempat terpencil sehingga prajurit-prajurit yang berada di atasnya hanya dapat melihat posisi mereka sendiri dan tidak mengetahui medan peperangan di bawah. Mereka seringkali terluka dari penuduhan dan fitnah yang membuat mereka bertahan jika seseorang turun ke tingkat mereka dari tingkat yang lebih atas dan mendorong mereka untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Ketika beberapa turun dari atas, kemuliaan Tuhan nyata, mereka mendengarkan dan bersukacita, kemudian mereka mulai naik. Saat saya dilingkupi hal ini Hikmat tidak berkata banyak, tetapi dia tampak tertarik dengan reaksi saya. .
Menemukan Realitas
Saya melihat ada banyak prajurit yang turun dari atas ke setiap tingkat yang ada untuk membebaskan orang-orang yang sudah dibawa untuk tetap berdiri di atas kebenaran. Saat mereka melakukan hal itu, setiap tingkat mulai memancarkan kemuliaan yang mereka bawa. Sesaat saja seluruh gunung itu mulai menyinarkan kemuliaan yang menyilaukan burung-burung nasar dan setan-setan yang tertinggal. Dan sesaat kemudian saya merasakan kemuliaan di gunung sama seperti di Taman.
Saya mulai mengucap syukur dan memuji Tuhan dan sesaat kemudian saya rasakan HadiratNya. Sangat sulit untuk menjelaskan emosi dan kemuliaan yang melingkupi saya. Pengalaman ini menjadi lebih hebat sehingga saya menghentikannya. Hikmat berdiri di sebelah saya. Meletakkan tangannya di bahu saya dan berkata,” Engkau memasuki Pintu GerbangNya dengan ucapan syukur dan pengadilanNya dengan pujian”.
"Tetapi itu sangat nyata! Saya merasa seperti pernah kesana," seru saya.
"Engkau memang pernah disana," jawab Hikmat. "Tidak lebih bisa lebih nyata tetapi engkau melakukannya. Sama seperti Tuhan mengatakan pada pencuri yang ada di salib, ‘Hari ini’ engkau akan bersama denganKu di Firdaus, engkau dapat memasuki Firdaus setiap saat. Tuhan, FirdausNya dan gunung ini, semua tunduk padamu, karena Dia ada di dalammu. Apa yang lebih dulu engkau alami sekarang menjadi nyata sebab engkau sudah mendaki gunung itu. Alasanmu dapat melihatku dan yang lainnya tidak bisa melihatku adalah karena engkau sudah masuk ke tempat di mana Aku berada. Inilah kenyataan yang diketahui nabi-nabi dan memberikan keberanian yang besar sekalipun sendirian menghadapi sepasukan musuh.
Jebakan Maut
Saya melihat pembantaian di medan peperangan yang ada di bawah dan pasukan setan yang lambat laun kembali lagi. Di belakang saya ada lebih banyak pejuang yang bersinar mulai menempati tempat-tempat di gunung. Saya tahu bahwa sekarang ada cukup banyak pejuang untuk menyerang dan membinasakan pasukan-pasukan yang tertinggal. “Belum”, kata Hikmat. “Lihatlah kesana”. Saya melihat kearah yang ditunjukkannya, tetapi saya tidak bisa melihat karena sinar kemuliaan yang memancar dari baju zirah saya. Kemudian saya menangkap gerakan bayangan di lembah. Saya tidak bisa melihat dengan jelas karena sinar kemuliaan dari baju zirah saya membuat saya sulit melihat dalam kegelapan. Saya meminta Hikmat untuk memberikan sesuatu yang dapat menutupi baju zirah saya sehingga saya dapat melihatnya. Kemudian dia memberikan sebuah mantel sederhana untuk menutupi baju zirah saya. “Apa ini?” Tanya saya, sedikit terhina karena kesederhanaannya. “Kerendahan Hati” jawab Hikmat. “Engkau tidak akan pernah dapat melihat dengan baik tanpa ini”. Dengan enggan saya memakainya dan dengan cepat saya dapat melihat ada banyak hal yang sebelumnya tidak bisa saya lihat. Saya melihat ke lembah dan pergerakannya. Mengejutkan, ada sebuah divisi pasukan musuh yang menunggu siap menyergap setiap orang yang baru kembali dari gunung.
"Pasukan apa itu?" Tanya saya, "dan bagaimana mereka dapat melarikan diri dari medan peperangan?"
"Itu adalah Kebanggaan," Hikmat menjelaskan. "Ini adalah pasukan musuh yang terkuat setelah kamu mengalami kemuliaan. Mereka yang menolak untuk memakai mantel ini akan menderita luka parah dari serangan musuh."
Saat saya melihat gunung kembali, saya melihat ada banyak pejuang dengan sinar kemuliaan lewat untuk menyerang pasukan musuh yang tersisa. Tidak satupun dari mereka menggunakan mantel kerendahan hati dan mereka tidak dapat melihat musuh yang siap menyerang mereka dari samping. Saya mulai berlari untuk menghentikan mereka, tetapi Hikmat menahan saya. “Engkau tidak dapat menghentikan hal ini,” katanya. “Hanya para prajurit yang mengenakan mantel ini yang akan mengenali otoritasmu. Mari. Ada sesuatu yang harus engkau lihat sebelum engkau dapat membantu memimpin peperangan besar yang akan datang."
Dasar Kemuliaan
Hikmat menuntun saya turun ke tingkat yang paling rendah di gunung yang bernama “Keselamatan”. “Kamu pikir ini adalah tingkat yang paling rendah,” kata Hikmat, “Tetapi ini merupakan dasar dari seluruh gunung. Dalam suatu perjalanan, langkah pertama sangatlah penting dan biasanya paling sulit. Tanpa “Keselamatan” tidak akan ada gunung ini."
Saya terheran-heran dengan pembantaian besar-besaran di tingkat ini. Setiap prajurit terluka sangat parah, tetapi tidak ada satupun yang mati. Orang-orang banyak berpegang pada tepi gunung. Banyak orang tampaknya akan jatuh setiap saat, tetapi tidak seorangpun jatuh. Malaikat-malaikat ada dimana-mana melayani prajurit-prajurit ini dengan sukacita, kemudian saya bertanya, “Mengapa mereka tampak bahagia?”
"Malaikat-malaikat ini melihat keberanian orang-orang ini untuk tetap berpegang teguh. Mungkin mereka tidak bergerak maju, tetapi mereka juga tidak menyerah. Mereka akan segera sembuh dan akan melihat kemuliaan yang dari gunung dan kemudian mereka juga akan naik. Orang-orang ini adalah para pejuang besar untuk peperangan yang akan datang."
"Tetapi apakah tidak lebih baik jika mereka naik gunung bersama kita?” saya memprotes melihat keadaan mereka.
"Itu lebih baik buat mereka, bukan buat kita. Dengan mereka tinggal di sini, itu memudahkanmu untuk naik dan mereka menjaga dari musuh-musuh. Sangat sedikit orang-orang di tingkat yang lebih tinggi membantu sesamanya di gunung, tetapi mereka melakukannya di sini. Nyatanya, banyak dari pejuang-pejuang perkasa dipimpin ke gunung oleh orang-orang yang setia ini.
Mereka ini adalah sedikit pahlawan yang membuat orang-orang bisa naik ke atas. Mereka membawa sukacita ke surga secara terus menerus, membimbing yang lain ke “Keselamatan”. Itulah alasan para malaikat di surga ingin membantu melayani mereka dan mereka merasa sangat dihormati karena diijinkan untuk membantu."
Sekali lagi saya merasa sangat malu atas sikap saya kepada orang-orang suci ini. Banyak dari kami membentak mereka saat kami memanjat naik ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka banyak melakukan kesalahan pada saat peperangan, tetapi mereka juga menunjukkan hati seorang hamba daripada kami semua. Tuhan akan meninggalkan yang 99 orang dan mencari 1 yang terhilang. Orang-orang ini harus tetap tinggal di tempat dimana mereka masih dapat menjangkau yang terhilang dan mereka harus membayar harga untuk itu. Saya juga ingin membantu mereka tetapi tidak tahu harus mulai darimana.
Kemudian Hikmat berkata, "Sangatlah benar engkau ingin membantu, tetapi yang paling membantu adalah dengan terus melakukan panggilanmu. Orang-orang ini akan sembuh dan dengan cepat naik ke gunung Tuhan. Mereka akan kembali bersama denganmu di medan perang. Orang-orang ini tidak takut dan tidak akan mundur dari musuh."
Kebanggaan yang kuat
Saya sedang berpikir bagaimana caranya turun dari gunung seperti saat mendakinya, kemudian suara-suara di medan peperangan menarik perhatian saya. Sebelumnya ada banyak ribuan prajurit perkasa yang menyerang pasukan musuh yang tersisa. Musuh-musuh itu kocar-kacir ke segala tempat kecuali satu divisi yaitu Kebanggaan. Divisi ini sangat tidak terdeteksi, pasukan ini berbaris menuju ke tepi para pejuang dan akan melepaskan sejumlah anak panah. Kemudian saya melihat para prajurit perkasa yang tidak menggunakan baju zirah di bagian samping, terbuka dan mudah diserang dan musuh-musuh itu akan melepaskan anak panahnya.
Hikmat berkata, “Engkau mengajarkan bahwa tidak ada baju zirah untuk bagian samping tubuh, yang berarti itu menjadi sasaran musuh. Bagaimanapun, engkau tidak akan pernah tahu ada bagian yang terbuka jika engkau berada dalam kebanggaan”.
Saya hanya mengangguk mengetahui hal ini. Sudah terlambat melakukan sesuatu dan sangat tidak tahan melihatnya, tetapi Hikmat mengatakan bahwa saya harus melihatnya. Saya keheranan melihat ketika anak panah kebanggaan mengenai para pejuang itu mereka sama sekali tidak tahu. Bagaimanapun juga, musuh tetap menembaki mereka. Para pejuang itu berdarah dan menjadi lemah dengan cepat tetapi tidak mengetahuinya. Secepat itu juga mereka sangat lemah untuk memegang perisai dan pedang mereka, kemudian mereka melemparkan senjata itu dan mengatakan bahwa mereka tidak perlu pedang dan perisai lagi. Mereka juga mulai melepasi bahu zirah mereka dan berkata tidak perlu mengenakan baju zirah lagi.
Divisi lain musuh muncul dan bergerak dengan cepat. Divisi itu disebut Khayalan Kuat. Mereka melepaskan anak panah –anak panah yang mengenai semuanya. Kemudian saya melihat saat sedikit dari setan khayalan membawa pasukan kuat yang penuh kemuliaan ini. Mereka dibawa ke kemah yang berbeda-beda, setiap kemah bernama doktrin yang setan yang berbeda. Saya terkejut melihat bagaimana sekumpulan orang benar yang besar ini benar-benar dikalahkan dan mereka masih tidak akan tahu apa yang sudah menembak mereka. "Bagaimana mereka orang-orang yang cukup kuat, yang sudah naik ke puncak gunung, yang sudah melihat Tuhan seperti apa adanya, menjadi sangat terbuka?" Tanya saya cepat.
"Kebanggaan adalah musuh terkuat untuk dilihat dan itu selalu merayap di belakangmu," Hikmat meratap. "Dalam beberapa cara, orang-orang yang sudah pernah mencapai ketinggian paling besar resiko untuk dapat jatuh. Engkau harus selalu ingat bahwa di dalam hidup ini engkau dapat jatuh dari tingkat manapun juga. “Waspadalah, saat engkau pikir engkau dapat bertahan, engkau dapat jatuh,' Saat engkau pikir engkau yang paling sedikit resikonya untuk jatuh faktanya ketika engkau yang paling mungkin jatuh. Banyak manusia yang jatuh setelah meraih kemenangan."
Hikmat untuk perang
"Bagaimana kami dapat menjaga dari serangan seperti ini?" Tanya saya.
"Tetaplah dekat dengan Aku, mintalah pada Tuhan sebelum membuat setiap keputusan mayoritas, tetap kenakanlah mantel rendah hati dan musuh tidak akan pernah dapat membutakanmu seperti yang sudah dia lakukan pada orang-orang itu."
Saya melihat pada mantel itu. Tampak sangat sederhana dan tidak menarik. Saya merasa bahwa mantel itu membuat saya lebih tampak sebagai gelandangan daripada sebagai seorang pejuang. Hikmat memberikan respon seakan-akan saya mengucapkannya dengan keras,”Tuhan lebih dekat kepada para gelandangan daripada para pangeran. Engkau hanya dapat mendapatkan kekuatan dalam kadar yang benar jika engkau berjalan dengan kasih karunia Tuhan, dan ‘Dia memberikan Kasih KaruniaNya kepada orang-orang yang rendah hati.’ Tidak satupun senjata musuh dapat menembus mantel ini karena tidak ada satupun yang dapat mengalahkan Kasih KaruniaNya. Selama engkau mengenakan mantel ini, engkau aman dari segala jenis serangan."
Kemudian saya menatap ke atas melihat seberapa banyak para pejuang yang masih ada di gunung. Saya sangat terguncang melihat betapa sedikitnya mereka yang tersisa. Kemudian saya melihat bahwa mereka juga mengenakan mantel kerendahan hati. “Bagaimana itu terjadi?” Tanya saya.
"Ketika engkau melihat peperangan itu, mereka semua datang kepadaKu dan minta bantuan, Aku memberikan mantel kepada mereka semua," jawab Hikmat.
"Tetapi saya pikir Engkau ada bersama saya sepanjang waktu?"
"Aku bersama semua orang yang pergi untuk melakukan kehendak Bapa," Hikmat menjawab.
"Engkau adalah Tuhan!" saya berseru menangis.
"Ya," Dia menjawab. "Aku katakan kepadamu bahwa Aku tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikan engkau. Aku bersama semua PejuangKu seperti Aku bersamamu sekarang. Aku akan bersama denganmu apapun yang kau butuhkan untuk menyelesaikan KehendakKu dan engkau membutuhkan hikmat”. Kemudian Dia menghilang.
Pangkat dalam Kerajaan
Saya ditinggal berdiri di tengah-tengah kumpulan besar malaikat yang melayani orang-orang terluka dalam tingkat “Keselamatan”. Saat saya mulai berjalan melewati para malaikat ini, mereka membungkukkan badannya setengah berlutut kepada saya dan menunjukkan penghargaan yang besar pada saya. Akhirnya saya bertanya kepada salah satu malaikat itu, mengapa mereka melakukan hal ini, sekalipun dia yang paling kecil di antara mereka, dia lebih berkuasa dari saya. “Karena mantel itu,” dia menjawab. "Itu adalah pangkat tertinggi dalam kerajaan."
"Ini hanyalah sebuah mantel sederhana," saya memprotes.
"Bukan!" protes malaikat itu. "Engkau mengenakan pakaian Kasih Karunia Tuhan. Tidak ada yang lebih berkuasa daripada itu!"
"Tetapi mereka adalah ribuan orang yang mengenakan mantel yang sama. Bagaimana itu menunjukkan pangkat?"
Engkau adalah pejuang-pejuang yang takut, anak-anak Tuhan, laki-laki dan perempuan. Dia mengenakan mantel yang sama saat Dia berjalan di atas bumi. Selama engkau mengenakannya tidak ada satupun kuasa dibumi dan di surga yang sanggup bertahan di depanmu. Setiap orang di surga dan neraka mengenali mantel itu. Kita adalah Hamba-HambaNya tetapi Dia tinggal diam dalam engkau dan engkau mengenakan pakaian Kasih KaruniaNya."
Saya tahu jika saya tidak mengenakan mantel ini dan jika baju zirah saya yang bersinar mulia terbuka, pernyataan-pernyataan para malaikat dan perlakukan mereka pada saya, semuanya itu akan membuat saya bangga. Hanya tidak mungkin merasa bangga atau sombong selagi kita mengenakan sebuah mantel yang lusuh dan sederhana. Karena mantel ini, keyakinan diri saya bertambah dengan cepat..
Kembalinya Burung-burung Rajawali
Di atas horizon saya melihat sebuah awan putih besar mendekat. Hanya dengan melihatnya, pengharapan di dalam diri saya bangkit. Itu sebenarnya adalah atmosfer pengharapan seperti matahari terbit dan mengusir kegelapan malam. Semakin dekat awan putih itu, saya mengenali bahwa awan besar itu adalah burung-burung rajawali putih yang terbang dari Pohon Kehidupan.
Burung-burung itu mendarat di gunung, menempati setiap tingkat di samping kumpulan pejuang-pejuang. Dengan hati-hati dan penuh penghargaan saya mendekati seekor rajawali yang mendarat di dekat saya karena kehadirannya begitu menakjubkan. Ketika dia melihat pada saya dengan matanya yang tajam, saya tahu bahwa saya tidak dapat menyembunyikan apapun darinya. Matanya sangat kuat dan tegas, saya gemetar saat merasakan angin dingin merayap di kuduk saya, hanya dengan melihat mereka. Sebelum saya bertanya apapun, dia sudah menjawabnya.
"Engkau ingin tahu siapa kami. Kami adalah nabi-nabi tersembunyi yang menjaga untuk saat-saat ini. Kami adalah mata dari orang-orang yang sudah diberikan senjata-senjata Ilahi yang berkuasa. Kami sudah ditunjukkan semua yang dilakukan Tuhan dan semua rancangan musuh untuk melawanmu. Kami sudah memeriksa bumi bersama-sama dan kami mengetahui semua kebutuhan yang diperlukan dalam medang peperangan." "Apakah engkau melihat perang yang tadi berlangsung?" saya bertanya dengan agak terganggu “Tidak dapatkah engkau membantu para pejuang yang mereka tawan?"
"Ya. Kami melihat itu semua dan kami dapat membantu jika mereka menginginkannya. Tetapi bantuan kami akan menahan mereka. Kami hanya dapat berperang di medan perang jika Bapa memerintahkan dan kami hanya dapat membantu orang-orang yang mempercayai kami. Hanya orang-orang yang menerima kami seperti adanya kami, para nabi, dapat menerima upah nabi atau keuntungan pelayanan kami. Orang-orang yang disergap tidak mengenakan mantel seperti yang kau pakai dan orang-orang yang tidak mengenakan mantel rendah hati tidak akan mengerti siapa kami. Kami semua saling membutuhkan termasuk orang-orang yang terluka di sini dan banyak orang lain yang belum engkau kenal."
Hati sang Rajawali
Dengan berbicara dengan rajawali ini saya segera mulai berpikir seperti rajawali. Setelah diskusi singkat ini saya dapat melihat kedalam hati rajawali dan mengenal dia seperti dia mengenal saya. Rajawali mengetahui hal ini.
"Engkau sudah mempunyai beberapa karunia kami," rajawali mencatat, "walau karunia-karunia itu tidak dikembangkan dengan baik. Engkau tidak banyak menggunakannya. Aku disini untuk membangunkan karunia-karunia di dalam kamu sekalian dan mengajarkanmu bagaimana menggunakannya. Dengan cara ini komunikasi kita akan pasti. Sangat pasti atau kita semua akan menderita banyak kehilangan yang tidak perlu, dengan tidak menyebutkan hilangnya banyak kesempatan-kesempatan besar untuk menang."
"Dari mana asalmu?” Tanya saya.
"Kami makan ular-ular," jawab rajawali. "Musuh adalah roti kami. Makanan kami adalah melakukan kehendak Bapa, yaitu menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis. Setiap ular yang kami makan akan menambah penglihatan kami. Setiap benteng musuh yang kami hancurkan, menambah kekuatan kami untuk terbang lebih tinggi dan lebih lama. Kami baru saja datang dari perjamuan, memakan setiap ular malu yang mengikat banyak saudaramu laki-laki dan perempuan. Mereka akan segera tiba disini. Mereka tiba bersama dengan rajawali-rajawali yang kami tinggal untuk membantu mereka menemukan jalan dan melindungi mereka dari serangan tiba-tiba musuh."
Rajawali-rajawali ini sangat yakin akan diri mereka tetapi tidak sombong. Mereka tahu siapa mereka dan apa yang menjadi panggilan mereka. Mereka juga tahu kami dan masa depan kami. Keyakinan mereka meyakinkan saya tetapi terlebih meyakinkan kepada orang-orang yang terluka yang masih tergeletak di sekitar kami. Orang-orang yang sebelumnya sangat lemah untuk berbicara kemudian bisa duduk dan mendengarkan percakapan saya dengan rajawali. Mereka melihat kepada rajawali seperti seorang anak kecil yang tersesat dan melihat orang tuanya yang baru saja menemukan mereka.
Hembusan Roh
Saat rajawali melihat luka mereka, maka luka mereka berubah membaik. Pada saat itu saya tetap berdiri melihatnya, rajawali ini seperti seorang kakek, dia sangat lembut dan sabar kepada orang-orang yang terluka. Rajawali mengembangkan sayapnya dan dengan lembut mengusap mereka, dan menyebabkan hembusan angin sejuk yang menutupi orang-orang yang terluka ini. Ini tidaklah seperti hembusan angin lain yang pernah saya rasakan. Dengan setiap hembusan yang saya rasakan, saya merasakan bertambah kuat dan pikiran saya bertambah jernih. Segera saja orang-orang yang terluka berdiri dan menyembah Tuhan dengan tulus sampai air mata keluar. Lagi-lagi saya merasa malu telah pernah membentak mereka sebelumnya. Mereka tampak lemah dan bodoh di mata orang-orang yang telah mendaki ke atas gunung, dan mereka dapat menahan segala sesuatu lebih kuat dari kami dan tetap setia. Tuhan menjaga mereka dan mereka mengasihi Tuhan dengan kasih yang begitu besar.
Saya mendongak ke atas, semua burung-burung rajawali mengembangkan sayapnya. Setiap orang di gunung disegarkan dengan angin yang berhembus dan setiap orang yang di gunung mulai menyembah Tuhan. Awalnya penyembahan ini terdengar sumbang karena penyembahan yang berbeda dari setiap tingkat, namun kemudian setiap orang di setiap tingkat menyembah dalam satu harmonisasi. Tidak pernah di bumi ini saya mendengar suara yang begitu indah. Saya tidak ingin penyembahan ini berakhir. Segera saya mengenalinya. Penyembahan ini sama seperti penyembahan yang ada di Taman, tetapi terdengar lebih penuh dan lebih bercampur. Saya tahu, karena kami menyembah di depan musuh-musuh kami dan di tengah – tengah kegelapan dan iblis –iblis yang mengelilingi gunung, dan penyembahan itu sangat luar biasa.
Saya tidak tahu apakah penyembahan ini berlangsung selama berjam-jam, berhari-hari atau bermenit-menit, tetapi kemudian rajawali berhenti mengembangkan sayapnya dan penyembahan itu berhenti. “Mengapa engkau berhenti?” Tanya saya pada rajawali yang sebelumnya bercakap-cakap dengan saya.
"Karena mereka sudah menjadi satu dan penuh," jawabnya menunjuk pada orang-orang terluka yang sekarang semua sudah berdiri dan dalam kondisi yang sempurna. “Penyembahan yang benar dapat menyembuhkan setiap luka," tambahnya.
"Tolong ulangi lagi," pinta saya.
"Kita akan seringkali melakukan penyembahan, tetapi bukan kami yang memutuskan.
Hembusan yang kamu rasakan adalah Roh Kudus. Dia menuntun kita dan bukan kita yang menuntun Dia. Dia menyembuhkan yang terluka dan mulai membawa kesatuan yang diperlukan untuk peperangan selanjutnya. Penyembahan yang benar juga menuangkan minyak urapan ke atas Kepala, Yesus yang turun ke seluruh tubuh, membuat kita menjadi satu dengan Dia dan satu sama lain. Tidak ada seorangpun yang menjadi satu dengan Dia akan tetap terluka dan tidak kudus. DarahNya adalah kehidupan yang sejati dan mengalir saat kita bersatu dengan Dia. Saat kita bersatu dengan Dia, kita juga bersatu dengan anggota tubuh yang lain, sehingga DarahNya mengalir keseluruh tubuh. Bukan bagaimana kamu menyembuhkan bagian yang luka di tubuhmu, tetapi dengan menutup luka itu sehingga darah dapat mengalir ke bagian yang terluka untuk regenerasi? Jika satu bagian TubuhNya terluka, kita harus bersama-sama dan bersatu dengan bagian itu sampai benar-benar pulih. Kita satu di dalam Dia”.
Euforia penyembahan sebelumnya masih begitu nyata sehingga pengajaran kecil ini menjadi yang paling dalam yang pernah saya dengar, sekalipun saya sudah tahu dan mengajarkan diri saya sendiri sebelumnya. Saat Roh Kudus bergerak setiap kata-kata tampak mulia, mengesampingkan betapa itu hanya kata-kata dasar. Ini juga memenuhi saya dengan begitu banyak kasih sehingga saya ingin memeluk setiap orang termasuk rajawali-rajawali tua yang perkasa. Rajawali merasakan hal ini tetapi tidak mengatakan apapun. Dia hanya menatap dan menatap saya. Akhirnya saya berkata, “Dapatkah kita menemukan orang-orang yang baru saja terhilang?"
Hati Raja yang Terluka
"Ya, benar perasaanmu," kata rajawali akhirnya. "Kita tidak utuh dan penyembahan kita tidak utuh, sampai seluruh anggota tubuh terkumpul. Sekalipun dalam penyembahan yang agung dan mulia, sekalipun di hadapan Raja, kita semua merasakan kekosongan, sampai kita menjadi satu, sebab Raja kita juga merasakannya. Kita bersedih atas saudara-saudara kita yang tertawan terlebih kita berduka karena hati Raja kita. Seperti engkau mengasihi anak-anakmu, dan akan berduka saat salah satu dari mereka sakit atau terluka, Dia juga sangat mengasihi anak-anakNya dan yang paling menjadi perhatianNya sekarang adalah orang-orang yang terluka dan tertekan. Untuk Dia, kita jangan berhenti sampai semua berkumpul. Selama ada yang terluka, Dia juga terluka."
Iman yang memindahkan gunung
Saat duduk bersama dengan rajawali, saya mengungkapkan pikiran saya. Saya bertanya, “Saya tahu bahwa Hikmat berbicara kepada saya melaluimu, sebab saya mendengar suaraNya saat kamu berbicara. Saya sangat yakin sebelumnya dalam peperangan yang lalu, tetapi saya hampir terbawa dengan anggapan saya sendiri dan saya akan dapat dengan mudah ditawan musuh jika Hikmat tidak menghentikan saya. Saya akan memusuhi para musuh lebih dari ingin membebaskan saudara-saudara saya, sekalipun itu hanya sebagian motif saya. Sejak pertama kali tiba di gunung ini, berperang di medan pertempuran, sekarang saya pikir yang benar saya lakukan, saya lakukan dengan alasan yang salah dan banyak hal salah yang saya lakukan, saya punya motif yang bagus. Semakin banyak saya belajar semakin saya tidak yakin dengan diri sendiri."
"Engkau pasti sudah bersama dengan Hikmat dalam waktu yang lama," rajawali memberikan respon.
"Dia bersama dengan saya untuk waktu yang lama sebelum saya mengenaliNya, tetapi saya takut bahwa paling banyak waktu yang saya habiskan untuk melawan Dia. Bagaimanapun sekarang saya tahu bahwa saya masih kekurangan sesuatu yang paling penting, sesuatu yang harus saya miliki sebelum kembali ke medan pertempuran, tetapi saya tidak tahu apa itu."
Mata rajawali yang besar itu menjadi bertambah tajam, “Engkau juga mengenali suara Hikmat saat Dia berbicara dalam hatimu. Engkau sudah belajar banyak karena engkau memiliki mantel itu. Apa yang engkau rasakan sekarang adalah iman yang benar."
"Iman!" seru saya. "Saya sedang berpikir serius tentang keraguan-raguan saya."
"Engkau bijaksana untuk ragu pada dirimu sendiri. Tetapi iman yang benar tergantung pada Tuhan, bukan dirimu sendiri dan bukan imanmu. Engkau mendekati jenis iman yang dapat memindahkan gunung dan memindahkannya jika perlu. Sekarang waktunya untuk membawanya ke tempat yang sebelumnya sudah ada. Bagaimanapun, engkau benar. Engkau harus mempunyai pewahyuan yang benar dari Raja. Sekalipun engkau sudah mendaki ke puncak gunung, menerima setiap kebenaran di setiap jalanmu, berdiri di Taman Tuhan, merasakan KasihNya yang tak bersyarat dan kamu sudah seringkali melihat AnakNya, engkau masih sedikit mengerti tentang sebagian dari keseluruhan nasehat Tuhan dan itu hanya yang dangkal-dangkal saja.."
Saya tahu apa yang dikatakannya sangatlah benar dan saya merasa tenang mendengarnya. “Saya sudah menghakimi banyak orang dan banyak situasi dengan salah. Hikmat telah menyelamatkan hidup saya berulangkali, tetapi suara Hikmat masih terdengar kecil didalam saya sedangkan tuntutan pikiran dan perasaan saya masih lantang. Saya mendengar Hikmat berbicara melalui engkau lebih keras dari yang saya dengar dalam hati saya, jadi sekarang saya tahu, saya harus tetap dekat denganmu."
"Kami disini karena engkau memerlukan kami," jawab rajawali. "Kami juga di sini karena kami memerlukan engkau. Engkau sudah memberikan karunia-karunia yang saya tidak punya dan saya memberikan karunia-karunia yang engkau tidak punya. Engkau sudah mengalami banyak hal yang tidak pernah saya alami dan saya mengalami hal-hal yang engkau tidak alami.
Rajawali-rajawali diberikan kepadamu sampai akhir dan engkau diberikan kepada kami. Saya akan sangat dekat denganmu dan engkau harus menerima rajawali-rajawali yang lain di tempatku. Setiap rajawali berbeda. Kami bersama-sama karena kami diberikan untuk mengetahui rahasia-rahasia Tuhan, tidak secara pribadi."
Pintu-Pintu Kebenaran
Rajawali itu kemudian terangkat dari batu tempatnya bertengger dan meluncur dari tepi tingkat tempat kami berdiri. “Mari,” katanya. Saat saya mendekati dia, saya melihat anak tangga turun yang menuju dasar gunung. Ada sebuah pintu yang kecil.
"Mengapa saya tidak melihat ini sebelumnya?" Tanya saya.
"Saat engkau tiba pertama kali di gunung engkau tidak tinggal lama di tingkat ini dan tidak cukup waktu untuk melihat-lihat,” jawabnya.
"Bagaimana engkau mengetahuinya? Apakah engkau ada di sini saat saya tiba di gunung ini?"
"Saya tidak akan tahu jika sebelumnya saya tidak berada di sini, sebab semua yang tidak mengetahui pintu ini mempunyai alasan yang sama, tetapi nyatanya saya pernah disini, responnya. “Saya adalah salah satu dari prajurit yang dengan cepat engkau lewati saat mendaki ke gunung."
Kemudian saya mengenali rajawali sebagai seorang manusia yang pernah saya temui setelah pembicaraan singkat kami. Dia meneruskan, “Saya sangat ingin mengikutimu. Saya sudah berada di tingkat ini untuk waktu yang lama dan saya butuh perubahan. Saya hanya tidak bisa meninggalkan semua jiwa-jiwa yang terhilang sehingga saya masih berusaha mencoba memimpin mereka kemari. Saat saya memutuskan kepada Tuhan untuk melakukan kehendakNya, baik tinggal ataupun pergi, Hikmat mendekati saya dan menunjukkan pintu ini.
Dia berkata bahwa ini pintu tembus ke puncak. Begitulah saya sampai di puncak sebelum engkau dan berubah menjadi seekor rajawali."
Saya teringat saya melihat pintu-pintu seperti ini di beberapa tingkat, tetapi saya hanya mengintip beberapa saja dan teringat betapa saya mengagumi apa yang saya lihat. Saya tidak menjelajah lebih jauh, karena saya terfokus pada peperangan dan mencoba untuk tiba di puncak gunung. “Dapatkah saya masuk ke pintu-pintu itu dan langsung ke atas?" Tanya saya.
"Tidaklah semudah itu," jawab rajawali sedikit jengkel. "Di setiap pintu ada jalan – jalan dan salah satu jalan menuju ke puncak." Seperti mengetahui pertanyaan saya selanjutnya, dia meneruskan. "Jalan-jalan yang lain menuju ke tingkat-tingkat yang lain di gunung. Bapa sudah merencanakannya sehingga setiap orang akan memilih salah satu jalan sesuai tingkat kedewasaan mereka dan apa yang diperlukan."
"Luar biasa! Bagaimana Dia melakukan hal itu?" pikir saya, tetapi rajawali mendengar pikiran saya.
"Sangat sederhana," kata rajawali meneruskan, seakan-akan saya sudah berbicara dengan keras. "Kedewasaan rohani selalu ditentukan oleh kerelaan seseorang mengorbankan keinginan pribadinya untuk kepentingan Kerajaan atau untuk kepentingan sesamanya."
Dengan hati-hati saya menyimak setiap kata yang diucapkannya. Bagaimanapun saya tahu bahwa saya harus masuk pintu yang ada di depan saya, dan sangatlah bijaksana untuk mempelajari semuanya yang saya dapat dari seseorang yang pernah ke sana sebelumnya dan secara nyata memilih pintu yang langsung menuju ke puncak.
"Aku tidak langsung menuju ke puncak dan tidak bertemu seseorang yang pernah mengalaminya,” kata rajawali meneruskan. "Tetapi saya pergi ke sana lebih cepat dari yang lainnya karena saya sudah belajar banyak tentang pengorbanan diri selagi berjuang di tingkat “Keselamatan”. Aku tunjukkan pintu ini karena engkau sudah mengenakan mantel dan bagaimanapun engkau akan menemukannya, tetapi waktunya sangat singkat dan di luar pemahamanmu. Mereka tidak dapat diperoleh secara fisik, tetapi setiap harta karun yang engkau genggam, engkau akan sanggup membawanya di hatimu. Hatimu berarti menjadi harta karun bagi rumah Tuhan. Tetapi waktu engkau mencapai puncak lagi, hatimu akan berisi harta-harta karun yang lebih berharga dari semua harta karun yang ada di bumi. Semuanya itu tidak akan pernah diambil darimu, itu adalah milikmu abadi sebab engkau adalah milik Tuhan. Cepatlah pergi. Badai awan sekarang berkumpul dan peperangan besar sudah mendekat."
"Apakah engkau pergi dengan saya?" pinta saya.
"Tidak," jawabnya. "Di sinilah tempatku sekarang. Aku harus membantu orang-orang yang terluka di sini. Tetapi aku akan melihatmu lagi di sini. Engkau akan bertemu banyak saudara laki-laki dan perempuan rajawali sebelum engkau kembali dan mereka akan membantumu lebih baik daripadaku di tempat engkau akan bertemu mereka.
Harta surgawi
Saya sudah sangat mengasihi rajawali itu sehingga saya tidak tahan untuk meninggalkannya.
Saya senang bahwa kami akan bertemu kembali. Sekarang pintu di depan saya menarik seperti sebuah magnet. Saya membukanya dan masuk ke dalam. Sinar kemuliaan yang membungkus sangatlah mempesonakan dan segera saya jatuh berlutut. Emas, perak dan batu-batu berharga di sangatlah indah lebih dari semua yang ada di bumi. Ruangan itu sangat besar seakan tidak ada akhirnya. Lantainya perak, pilar-pilarnya dari emas dan langit-langitnya dari berlian murni yang memancarkan berbagai warna yang saya tahu dan banyak warna yang tidak saya ketahui. Malaikat-malaikat ada dimana-mana, berpakaian jubah dan seragam yang berbeda-beda yang tidak ada di bumi.
Saat saya mulai berjalan melalui ruangan, semua malaikat mengucapkan salam dengan membungkukkan badannya. Salah satu malaikat itu maju dan mengucapkan selamat datang dengan menyebut nama. Dia menjelaskan bahwa saya dapat pergi ke manapun dan melihat apapun yang saya inginkan di ruangan ini. Tidak ada satupun yang disembunyikan dari orang-orang yang melewati pintu ini.
Saya tidak dapat mengucapkan kata-kata, begitu terpesona dengan keindahannya. Akhirnya saya berkata bahwa ini adalah lebih dari keindahan yang saya lihat di Taman. Mengejutkan, malaikat itu berkata,”Inilah Taman itu! Ini adalah salah satu ruangan di rumah Bapa. Kami adalah pelayan-pelayanmu."
Saat saya berjalan, sekelompok besar malaikat mengikuti saya. Saya berbalik dan bertanya pada pimpinannya mengapa mereka mengikuti saya. “Karena mantel itu” katanya, “Kami diberikan kepadamu untuk melayanimu di sini dan dipeperangan yang akan datang."
Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dengan malaikat-malaikat ini, jadi saya hanya terus berjalan. Saya tertarik dengan sebuah batu biru yang besar yang tampak seperti memiliki matahari dan awan-awan di dalamnya. Saat saya menyentuhnya, perasaan yang sama saat makan buah dari Pohon Kehidupan meliputi saya. Saya merasakan energi, kejernihan mental dan kasih untuk setiap orang menjadi bertambah besar dan jelas. Saya mulai memegang sinar kemuliaan Tuhan. Semakin lama saya menyentuh batu itu, sinar kemuliaan akan semakin memancar. Saya tidak pernah ingin melepaskan sentuhannya saya tetapi kemuliaan itu menjadi sangat hebat sehingga saya harus berpaling.
Kemudian mata saya melihat sebuah batu hijau yang sangat indah. "Apa isi batu ini?" Tanya saya pada malaikat yang berdiri di dekat saya.
"Semua batu-batu ini adalah harta-harta keselamatan. Sekarang engkau menyentuh alam surgawi dan ini adalah pemulihan dari kehidupan,” terusnya.
Saat saya menyentuh batu hijau, saya mulai melihat bumi dalam warna-warna yang spektakuler.
Warna-warna itu semakin bertambah banyak, semakin lama tangan saya menyentuh batu itu, semakin bertambah kasih saya pada semua yang saya lihat. Kemudian saya mulai melihat suatu harmonisasi antara semua mahkluk hidup yang tidak pernah saya lihat sebelumnya.
Kemudian saya juga mulai melihat kemuliaan dari penciptaan Tuhan. Kemuliaan itu semakin bertambah kuat sampai saya harus berpaling kembali.
Kemudian saya menyadari entah sudah berapa lama saya disini. Saya memahami Tuhan dan alam semesta ciptaanNya yang segera bertumbuh besar hanya dengan menyentuh kedua batu ini dan masih banyak yang lain lagi. Ada banyak hal di satu ruangan yang dapat dipahami seseorang untuk seluruh hidupnya. “Ada berapa lagi ruangan disini? Tanya saya pada malaikat.
"Ada banyak ruangan seperti ini di setiap tingkat gunung yang engkau daki ."
"Bagaimana seseorang mengalami semuanya itu hanya pada satu ruangan, atau semuanya? "Tanya saya.
"Selamanya engkau akan melakukan ini. Harta-harta ini terdiri dari kebenaran-kebenaran paling dasar dari Yesus Kristus, cukup menjadi hadiah untuk seumur hidupmu. Tidak ada satu manusiapun yang mengetahuinya karena tidak ada yang mengetahuinya hanya karena satu kehidupan, tetapi engkau harus mengambil apa yang yang engkau perlukan dan menjaganya menuju ke tujuan akhir hidupmu.
Saya mulai berpikir tentang peperangan yang akan datang dan para pejuang yang menjadi tawanannya. Itu bukanlah pikiran yang menyenangkan di tengah-tengah tempat yang penuh dengan kemuliaan ini, tetapi saya tahu bahwa saya akan kembali ke ruangan ini dan saya hanya punya sedikit waktu lagi untuk menemukan jalan langsung ke puncak gunung dan kemudian kembali ke medan perang lagi.
Saya menoleh kepada malaikat. "Engkau harus membantu saya menemukan pintu yang menuju ke atas."
Malaikat itu tampak bingung, "Kami pelayan-pelayanmu," tanggapnya, "tetapi engkau harus memimpin kami. Seluruh gunung ini adalah misteri buat kami. Kami semua ingin melihat ke misteri besar ini, tetapi setelah kita meninggalkan ruangan ini yang hanya sedikit kita ketahui, kami akan mempelajarinya."
"Apakah engkau tahu di mana semua pintu?"Tanya saya.
"Ya, Tetapi kami tidak tahu pintu-pintu itu menuju ke mana. Ada beberapa pintu yang tampak menarik, beberapa yang sederhana dan beberapa yang menjijikkan. Satu pintu mengerikan."
"Di tempat seperti ini ada pintu-pintu yang menjijikkan?" saya seakan tidak percaya. "Dan satu pintu mengerikan? Bagaimana mungkin?”
"Kami tidak tahu, tetapi aku akan menunjukkannya padamu," responnya.
"Silahkan,"kata saya.
Kami berjalan beberapa waktu, melewati harta-harta yang tak dapat diungkapkan, sangat sulit bagi saya untuk tidak berhenti menyentuhnya. Ada banyak pintu dengan kebenaran-kebenaran alkitabiah yang berbeda tertulis di atasnya. Saat malaikat menyebutnya ‘menarik’ saya mengerti daya tariknya. Saya sangat ingin masuk ke setiap pintu, tetapi keinginan tahu saya pada “pintu mengerikan” membuat kami tetap bergerak. Kemudian saya melihatnya. “Mengerikan” hanyalah sebuah ungkapan yang mengecilkan sesuatu. Ketakutan membungkus saya sampai hampir tidak bisa bernafas.
Karunia dan Kebenaran
Saya berbalik dari pintu dan dengan cepat kembali ke belakang. Ada sebuah batu merah yang besar di dekatnya yang membuat saya rindu menyentuhnya. Tiba-tiba saya merasa seperti di Taman Getsemani melihat Tuhan sedang berdoa. Penderitaan yang saya alami saat melihat pintu lebih mengerikan lagi. Saya tergoncang, saya lepaskan pegangan saya ke batu merah dan saya jatuh terduduk di lantai, kelelahan. Saya sangat ingin kembali ke batu biru atau hijau, tetapi saya harus mengumpulkan kembali energi dan arah saya. Para malaikat dengan cepat mengelilingi dan melayani saya. Saya diberikan minuman yang mulai menyegarkan saya kembali. Setelah merasa baikan, saya berdiri dan mulai berjalan ke batu-batu yang lain. Namun, visi saya tentang Tuhan Yesus yang sedang berdoa memaksa saya untuk berhenti.
"Apa yang ada di balik itu?" Tanya saya.
"Saat engkau menyentuh batu-batu itu kami hanya dapat melihat sedikit saja seperti yang engkau lihat dan merasakan seperti yang engkau rasakan," kata malaikat. "Kami tahu bahwa batu-batu ini adalah harta-harta terbesar dan semua pengungkapannya sangatlah berharga.
Untuk sesaat kami merasakan penderitaan Tuhan sebelum penyalibanNya dan kami merasakan apa yang Dia rasakan di malam yang mengerikan itu. Sangatlah sulit bagi kami untuk mengerti bagaimana Tuhan kita dapat menahan penderitaan itu. Ini sebuah penghargaan bagi kita untuk menghormati dan melayanimu seperti yang sudah Dia lakukan."
Kata-kata malaikat seperti kilat yang menyambar jiwa saya. Saya sudah berperang di peperangan yang hebat. Saya sudah mendaki ke puncak gunung. Saya menjadi terbiasa dengan alam rohani sehingga saya hampir tidak memperhatikan malaikat-malaikat, dan saya dapat berbicara dengan rajawali-rajawali perkasa, tetapi saya masih belum dapat menanggung saat penderitaan Raja saya tanpa ingin melarikan diri. “Saya seharusnya tidak disini,” saya hampir berteriak. “Saya lebih dari siapapun layak untuk menjadi tawanan iblis!”.
"Tuan," kata malaikat malu-malu. “Kami memahami bahwa tidak ada seorangpun di sini yang layak. Engkau disini karena engkau dipilih sebelum dunia dijadikan untuk suatu maksud. Kami tidak tahu apa yang menjadi tujuanmu, tapi kami tahu bahwa ini sesuatu yang sangat besar bagi setiap orang di gunung ini."
"Terimakasih. Engkau sangat membantu. Karena tempat ini, emosi saya menjadi sangat terbentang dan mereka dapat menguasai pemahaman saya. Engkau benar. Tidak ada seorangpun yang berharga disini. Benar, lebih tinggi kami mendaki gunung, kami semakin tidak berharga untuk berada disana dan semakin banyak karunia yang kami perlukan untuk tinggal disana. Bagaimana saya dapat mencapai puncak pertama kalinya?”
"Kasih karunia," malaikat menanggapi.
"Jika engkau ingin membantu saya," kata saya, "tolong terus mengulangi kata-kata itu jika engkau melihat saya bingung atau putus asa. Kata-kata itu lebih saya pahami dari apapun dan selalu membawa kejernihan bagi jiwa saya."
"Sekarang saya harus kembali ke batu merah. Saya tahu sekarang bahwa harta terbesar dari ruangan ini adalah batu merah dan saya tidak akan meninggalkannya sampai saya membawa harta itu dalam hati saya," saya berkata dengan ketetapan hati lebih dari yang saya rasakan saat itu, tetapi itu adalah benar."
Kebenaran Kasih Karunia
Waktu yang saya habiskan bersama batu merah itu sangat menyakitkan hati. Seringkali saya tidak bisa mengambilnya lagi dan saya akan menarik tangan kembali. Beberapa kali saya kembali ke batu biru atau hijau untuk menyegarkan jiwa saya sebelum kembali lagi. Sangatlah sulit untuk saya kembali ke batu merah, tetapi kasih saya dan penghargaan akan Tuhan bertumbuh dalam diri saya melebihi apapun yang pernah saya pelajari atau alami.
Akhirnya, ketika Hadirat Bapa meninggalkan Yesus di kayu salib, saya tidak dapat bertahan lagi. Saya berhenti. Saya dapat menceritakan bahwa malaikat-malaikat itu juga mengalami hal yang sama. Keinginan yang kuat untuk menyentuh batu merah itu sudah tidak ada lagi. Bahkan saya juga tidak ingin kembali ke batu biru. Saya hanya berbaring di lantai, menangisi apa yang sudah Tuhan lalui. Saya juga menangis karena saya juga meninggalkan Dia sama seperti murid-muridNya. Saya mengecewakan Dia saat Dia sangat memerlukan saya, sama seperti yang mereka lakukan.
Tampak seperti setelah berhari-hari, saya membuka mata saya. Rajawali lain berdiri di dekat saya. Di depannya ada 3 batu, biru, hijau dan merah. “Makanlah,” katanya. Ketika saya memakan batu-batu itu, keseluruhan tubuh saya diperbaharui, baik sukacita besar maupun ketenangan yang luar biasa membanjiri jiwa saya.
Saat saya berdiri, saya melihat 3 batu yang sama itu terpasang di gagang pedang saya dan terpasang di pundak-pundak saya. “Sekarang, semuanya adalah milikmu selamanya," kata rajawali. "Ini tidak bisa diambil darimu dan engkau tidak bisa menghilangkannya juga."
"Tetapi saya belum selesai dengan batu yang terakhir,"protes saya.
"Kristus sendirilah yang akan menyelesaikannya,"jawabnya. "Engkau sudah melakukannya dengan baik, tetapi engkau harus pergi sekarang."
"Kemana?" Tanya saya.
"Engkau harus mengambil keputusan, tetapi dengan singkatnya waktu aku sarankan untuk langsung ke puncak," jawab rajawali dengan terburu-buru.
Kemudian saya teringat pintu-pintu itu. Saya segera menuju ke pintu-pintu yang tampak menarik. Saat saya mencapai yang pertama, pintu itu tidak menarik lagi, kemudian saya pergi ke pintu yang lain dan hal yang sama terjadi. “sesuatu tampaknya berubah,” kata saya dengan nyaring.
"Engkau yang berubah," seluruh pasukan malaikat menjawab dengan serempak. Saya berbalik melihat mereka dan kagum melihat mereka berubah. Mereka tampak tidak senaif sebelumnya, tetapi sekarang lebih anggun, terhormat dan bijaksana lebih dari malaikat-malaikat yang pernah saya lihat. Saya tahu bahwa mereka juga merefleksikan apa yang sudah terjadi pada saya, tetapi sekarang saya merasa tidak nyaman memikirkan diri saya sendiri.
"Saya mohon nasehatmu,"kata saya pada pimpinan pasukan malaikat itu.
"Dengarkan hatimu," katanya. "Itu adalah tempat tinggal kebenaran-kebenaran besar ini."
"Saya tidak dapat mempercayai hati saya sendiri," kata saya. "Ini adalah subyek dari banyak khayalan, tipuan dan ambisi pribadi, sangat sulit mendengar suara Tuhan."
"Tuan, dengan batu merah dalam hatimu sekarang, Aku tidak percaya bahwa hal itu akan terus menjadi masalah," jawab sang pimpinan dengan yakin. Saya bersandar di dinding, memikirkan rajawali yang tidak ada di sini sekarang disaat saya paling membutuhkan dia. Dia sudah pernah di sini sebelumnya dan tahu pintu mana yang harus dipilih. Saat saya menimbang-nimbang, “pintu mengerikan” tampaknya menjadi satu-satunya pintu yang dapat saya pikirkan. Saya pergi dari sana dengan cepat sehingga tidak mengetahui kebenaran apa yang akan dinyatakan.
Saat saya mendekati pintu itu, saya merasakan ketakutan yang luar biasa naik dalam diri saya tetapi tidak seburuk yang pertama kali. Sangat berlawanan dengan yang lain, hanya ada kegelapan di sekitar pintu dan saya harus mendekat untuk membaca kebenaran yang tertulis di atasnya. Dengan terkejut saya membaca KURSI PENGADILAN KRISTUS. “Mengapa kebenaran ini sangat menakutkan?" saya bertanya dengan nyaring sekalipun tahu para malaikat tidak akan menjawabnya. Saat saya melihatnya barulah saya tahu bahwa inilah pintu yang harus saya lewati.
"Ada banyak alasan untuk takut," suara rajawali yang akrab terdengar.
"Saya gembira engkau kembali," seru saya. "Apakah saya membuat pilihan yang buruk?"
"Tidak! Engkau sudah memilih yang benar. Pintu ini akan membawamu ke puncak gunung lebih cepat dari yang lain. Ini menakutkan karena ketakutan terbesar dari ciptaan adalah melewati sumbernya – takut akan Tuhan yang Kudus. Hikmat terbesar dari manusia dalam kehidupan ini atau hidup yang akan datang adalah melalui pintu ini, tetapi sangat sedikit saja yang melewatinya."
“Tetapi mengapa begitu gelap?"Tanya saya.
"Cahaya dari pintu-pintu ini menyatakan perhatian gereja akan kebenaran-kebenaran di belakang mereka. Kebenaran yang ada di balik pintu ini adalah yang paling diabaikan tetapi paling penting. Engkau akan mengerti saat masuk melalui pintu ini. Ketika engkau melihat Yesus Kristus duduk di tahta, engkau juga disiapkan untuk duduk bersama dengan Dia."
"Kemudian pintu ini tidak akan begitu gelap dan terlarang jika kita memberikan perhatian yang lebih pada kebenaran ini?"
"Betul. Jika manusia mengetahui kemuliaan yang ada dibalik pintu itu, maka itu adalah hal yang paling brilian," rajawali meratap. "Bagaimanapun, masih cukup sulit melewati pintu ini. Saya diperintahkan untuk kembali dan membesarkan hatimu. Engkau akan melihat kemuliaan yang besar, tetapi juga terror yang terbesar melebihi apapun. Tetapi sekarang karena engkau sudah memilih pintu yang sulit ini, tetapi akan lebih mudah setelahnya, karena engkau mau untuk menghadapi kebenaran yang keras sekarang, maka engkau tidak akan banyak menderita.
Banyak orang yang menginginkan kebaikanNya, tetapi sangat sedikit yang mau kekerasanNya. Jika kamu tidak mengetahui keduanya, maka akan selalu berada dalam bahaya tipuan dan jatuh dari kasih karuniaNya yang besar."
"Saya tahu bahwa saya tidak akan dapat datang kesini jika saya tidak melakukan seperti apa yang saya lakukan di batu merah. Bagaimana saya dapat berusaha untuk santai jika ini berlawanan dengan sifat dasar Tuhan?"
"Tetapi sekarang engkau sudah memilih, pergilah cepat. Peperangan besar yang lain akan segera mulai dan engkau diperlukan di sana."
Kursi Pengadilan Kristus
Sekali lagi saya memandang sekeliling ruangan yang sangat besar dan ada didalam gunung ini. Harta karun kebenaran Keselamatan ada disini. Tampaknya keindahan yang ada disini tidak ada akhirnya. Saya tidak dapat membayangkan bahwa ruangan-ruangan ini berisi tentang kebenaran-kebenaran besar dari iman dapat lebih mulia. Ini membantu saya untuk memahami mengapa begitu banyak orang Kristen yang tidak mau meninggalkan tempat ini. Batu-batu permata yang besar merupakan perwujudan dari aspek-aspek Keselamatan yang berbeda, semuanya bersinar mulia lebih dari keindahan duniawi. Sangat luar biasa tidak bisa digambarkan, dan saya tahu saya dapat tinggal disini selamanya tanpa merasa bosan.
Rajawali yang berdiri disamping saya hampir berteriak: “Teruslah maju!” kemudian dengan tenang dia berkata,”Tidak ada damai sejahtera dan keamanan yang terbesar daripada tinggal dalam keselamatan Tuhan. Engkau dibawah kesini untuk mengetahuinya sebab engkau akan memerlukannya di tempat engkau akan pergi nanti. Tetapi engkau tidak dapat tinggal disini lebih lama lagi."
Pernyataan rajawali tentang damai sejahtera dan keamanan menyentuh saya. Saya pikir bahwa pejuang-pejuang yang berani yang berperang di medan perang berasal dari tingkat pertama di gunung, “Keselamatan”. Mereka sudah berjuang dengan baik dan mengirimkan banyak jiwa tetapi mereka juga terluka sangat parah. Kemudian rajawali kembali menginterupsi pikiran saya seakan-akan dia mendengar.
"Tuhan mempunyai definisi yang berbeda akan damai sejahtera dan keamanan daripada kita. Terluka di medan perang merupakan kehormatan. Inilah mengapa Rasul Paulus bangga akan pukulan dan rajaman di tubuhnya. Tidak ada keberanian tanpa bahaya yang nyata. Tuhan berkata bahwa Dia akan menyertai Yosua berperang untuk Tanah Perjanjian, tetapi lebih dan lebih mendesak lagi supaya dia kuat dan berani karena dia harus berjuang dan disana ada banyak bahaya. Dalam hal ini Tuhan membuktikan bahwa orang-orang yang berharga akan janjiNya yaitu mereka yang mengasihi Tuhan dan bagianNya melebihi keamanan dirinya sendiri. Keberanian adalah demonstrasi iman yang benar. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa JalanNya akan mudah tetapi akan berharga. Keberanian orang-orang yang berjuang dari tingkat Keselamatan membuat para malaikat dari surga menghargai apa yang Tuhan lakukan di tempat segala macam ras manusia yang jatuh. Mereka luka dalam pembantaian, tetapi mereka tidak berhenti dan tidak mundur. Dengan mendaki gunung engkau dapat berjuang dengan otoritas yang akan membebaskan banyak jiwa. Banyak jiwa akan memenuhi ruangan ini dan merupakan sukacita yang besar, jika engkau teruskan"
Kemudian saya menoleh dan melihat kepada pintu terlarang yang gelap yang diatasnya tertulis: Kursi Pengadilan Kristus. Kehangatan dan damai sejahtera membanjiri jiwa saya setiap kali saya melihat pintu ini. Saya ingin tinggal di ruangan ini. Sekali lagi rajawali menjawab pikiran saya.
"Sebelum engkau masuk ke pintu untuk kebenaran yang besar, engkau akan mempunyai perasaan yang sama. Bahkan engkau juga merasa demikian saat masuk ke ruangan harta karun keselamatan ini. Ketakutan ini adalah hasil dari kejatuhan. Itu adalah buah dari pengetahuan baik dan jahat. Pengetahuan dari pohon itu membuat kita merasa tidak aman dan mementingkan diri sendiri. Pengetahuan akan yang baik dan buruk membuat pengetahuan yang benar akan Tuhan tampak menakutkan, apalgi disaat setiap kebenaran dari atas membimbingmu ke damai sejahtera dan keamaan yang lebih besar. Bahkan pengadilan Tuhan pun juga diinginkan karena semua JalanNya adalah sempurna."
Sebelumnya saya sudah cukup mengalami apa yang tampaknya benar, jalan yang seringkali penuh dengan buah dan terkadang jalan yang menuju tragedy. Sepanjang perjalanan saya, jalan yang tampaknya paling berresiko ternyata menuntun ke sebuah hadiah yang terbesar. Bahkan setiap kali tampaknya semakin berresiko. Setiap kali menentukan pilihan akan semakin sulit.
"Sangat dibutuhkan iman yang besar untuk berjalan dalam alam Rohani yang lebih tinggi,” kata rajawali. “Tuhan memberikan kita sebuah peta KerajaanNya dan Dia berkata,’Jika kamu menyelamatkan dirimu sendiri, engkau akan kehilangannya tetapi jika engkau kehilangan nyawamu demi Aku, engkau akan memperolehnya.' Kata-kata itu sendiri dapat menjagamu di jalan menuju ke puncak gunung dan akan menuntunmu ke kemenangan besar di peperangan besar yang akan datang. Kata-kata itu juga akan membantumu tetap tegak didepan Kursi Pengadilan Kristus,” tambahnya sambil melihat ke pintu.
Saya tahu saya harus pergi. Saya juga harus mengingat ruangan kemuliaan ini dan harta karun keselamatan, tetapi saya juga tidak boleh menoleh kembali ke belakang. Saya harus terus maju. Saya berbalik dan dengan mengumpulkan seluruh keberanian, saya membuka pintu Kursi Pengadilan Kristus dan melangkah masuk. Seluruh pasukan malaikat yang menyertai saya mengambil posisi di sekitar pintu, tetapi tidak masuk.
"Ada apa? Apakah engkau tidak masuk?" pinta saya, sangat ingin ditemani.
"Ke tempatmu sekarang, engkau harus sendiri. Kami akan menunggumu disisi yang lain."
Tanpa menanggapi, saya berbalik dan mulai berjalan sebelum saya berubah pikiran. Ini adalah hal tersulit yang pernah saya lakukan. Saya berada dalam kegelapan yang menakutkan yang pernah saya alami. Ketakutan luar biasa menyerang saya. Segera saya berpikir bahwa saya sudah menapakkan kaki ke neraka. Pintu itu tertutup dan saya tidak bisa melihat. Mengingat saya harus terus, saya bergerak perlahan dan berdoa minta pertolongan Tuhan. Saat saya melakukannya damai sejahtera mulai melingkupi hati saya.
Kemudian saya melihat bahwa kegelapan itu tidak lagi terasa dingin tetapi mulai terasa nyaman. Kemudian saya mulai melihat seberkas cahaya. Cahaya itu semakin lama semakin bersinar cemerlang penuh kemuliaan, sangat luar biasa dan saya merasa bahwa saya sedang masuk ke surga itu sendiri. Sekarang kemuliaan itu bertambah besar seturut setiap langkah saya. Saya terpesona bagaimana sesuatu yang luar biasa seperti ini ada didalam pintu yang sangat gelap dan terlarang. Saya ingin menikmati setiap langkah sebelum kembali melangkah.
Segera jalan itu terbuka dan menuju sebuah aula yang sangat besar dan saya merasa bahwa bumi sendiri tidak sebesar itu. Keindahan didalamnya tidak akan dapat digambar oleh arsitek manusia. Saya tidak pernah mengalami sesuatu yang memenuhi hati saya hanya dengan melihatnya. Di ujung aula itu adalah tempat Sumber Kemuliaan yang memancar dari setiap hal yang ada diruangan. Saya tahu bahwa itu adalah Tuhan dan saya sedikit takut saat saya mulai mendekati Dia. Saya tidak berpikir betapa jauhnya jarak kami. Semuanya sangat indah dan saya merasa saya dapat berjalan selamanya dan menikmati setiap langkah itu. Berjalan di bumi sampai ke Tahta akan membutuhkan waktu berhari-hari.
Mata saya tertuju kepada Kemuliaan Tuhan, sebelum menyadari saya melewati ribuan orang yang berdiri di atas tempat bertingkat-tingkat di kiri saya (Di sebelah kanan ada banyak orang juga tapi saya tidak melihat mereka karena mereka jauh dan mendekati Tahta). Saat saya melihat mereka saya berhenti. Mereka mempesona, sangat anggun lebih dari semua orang yang pernah saya lihat. Sikap mereka sangat menarik hati. Tidak ada damai sejahtera dan keyakinan yang terpancar di wajah manusia seperti ini sebelumnya. Setiap orang sangat indah diluar perbandingan bumi. Saat saya mendekati mereka, mereka membungkukkan badannya memberi salam seakan-akan mereka mengenal saya.
"Bagaimana engkau mengenal saya?"saya terkejut dengan pertanyaan saya sendiri.
"Engkau adalah salah satu orang kudus yang berjuang di peperangan terakhir," jawab seorang laki-laki yang ada di dekat saya. "Setiap orang disini tahu engkau dan semua orang yang sedang berperang di bumi. Kami adalah orang-orang kudus yang melayani Tuhan di generasi sebelum engkau. Kami adalah awan besar yang diberikan hak untuk menyaksikan peperangan terakhir. Kami semua tahu engkau dan kami semua melihat apa yang engkau lakukan."
Kemudian saya melihat seseorang yang saya tahu di bumi. Dia adalah orang percaya yang setia tetapi saya tidak pernah melihat dia melakukan sesuatu yang penting. Secara jasmani dia tidak menarik dan itu membuatnya menjadi pemalu. Disini kami mempunyai gambaran wajah yang sama tetapi dia berubah menjadi lebih tampan dari orang-orang yang ada di bumi. Dia melangkah maju dengan yakin dan kemartabatan yang tidak pernah saya lihat padanya atau pada siapapun sebelumnya.
"Surga sangat jauh lebih besar daripada yang kita impikan selama kita di bumi,” dia mulai berbicara. “Ruangan ini adalah alam kemuliaan yang jauh dari kemampuan nalar kita. Sangatlah benar bahwa kematian kedua sangat mengerikan daripada yang selama ini kita pahami. Surga atau neraka tidak seperti yang kita pikirkan sebelumnya. Jika aku sudah mengetahui ini di bumi maka aku tidak akan pernah hidup dengan cara yang lalu. Engkau diberkati dengan kasih karunia yang besar untuk datang kemari sebelum engkau mati."dia berkata sambil melihat pakaian saya.
Kemudian saya melihat diri saya sendiri. Saya masih mengenakan mantel tua kerendahan hati dan baju zirah dibawahnya. Saya merasa bodoh dan kasar berdiri didepan mereka yang sangat anggun dan indah. Saya mulai berpikir bahwa saya berada dalam masalah besar jika saya muncul dihadapan Tuhan seperti ini. Seperti rajawali teman saya, mereka mengerti pikiran saya dan menjawab:
"Mereka yang kesini mengenakan mantel itu tidak mempunyai rasa takut. Mantel itu merupakan penghormatan tingkat tinggi dan inilah mengapa mereka semua membungkukkan diri saat engkau lewat."
"Saya tidak melihat seorangpun yang membungkukkan diri,"jawab saya sedikit malu.
"Itu bukannya tidak pantas," lanjutnya. "Disini kami saling menunjukkan penghargaan satu sama lain. Bahkan juga malaikat-malaikat yang melayani kami disini tetapi hanya Tuhan dan Kristus yang kita sembah."
Saya masih merasa malu. Saya harus terus ingat untuk membungkukkan diri pada orang-orang mulia ini sedangkan saat bersamaan saya ingin sembunyi sebab saya tampak buruk. Kemudian saya mulai meratapi pikiran bodoh saya sama seperti di bumi dan setiap orang disini dapat mengetahui pikiran! Saya merasa cemar dan bodoh berdiri didepan orang-orang yang mulia dan sungguh luar biasa ini. Lagi-lagi teman lama saya menanggapi pikiran ini.
"Kami mempunyai tubuh kemuliaan di sini sedangkan engkau tidak. Pikiran kami tidak lagi dicemari dosa. Disini kami mampu memahami hal-hal yang di bumi tidak bisa diukur dan kemampuan kami untuk memahami akan semakin bertambah selamanya. Itulah mengapa kami dapat mengenal Bapa dan memahami CiptaanNya. Di bumi engkau tidak dapat mengerti atau paling tidak apa yang kami ketahui disini dan kami adalah yang paling kecil dari orang-orang itu."
"Bagaimana engkau dapat menjadi yang paling kecil?" Tanya saya tak percaya.
"Ada tingkat kebangsawanan disini. Upah kami hidup di bumi menentukan posisi kami disini. Kumpulan besar orang-orang disini adalah yang disebut Tuhan “gadis-gadis bodoh”. Kami mengenal Tuhan dan mempercayai SalibNya lah yang melepaskan kami dari neraka, kami tidak benar-benar hidup untuk Dia tapi untuk diri kami sendiri. Kami tidak menjaga pelita kami supaya penuh dengan minyak Roh Kudus. Kami mempunyai hidup yang kekal tetapi kami menyia-nyiakan hidup kami di bumi."
Saya sangat terkejut tetapi saya tahu tidak akan ada seorangpun disini yang akan berdusta.
"Gadis-gadis bodoh menggertakkan giginya dalam kegelapan,"protes saya.
"Dan itulah yang kami lakukan. Kami sangat terluka saat mengerti bagaimana kami begitu menyia-nyiakan hidup kami, melebihi kepedihan yang dirasakan manusia di bumi. Kegelapan akan luka itu semakin besar saat semua disingkapkan didepan kemuliaan Dia yang sudah kita kecewakan. Sekarang engkau berdiri ditengah-tengah orang yang mempunyai pangkat terendah di surga. Tidak ada kebodohan yang lebih besar dari orang-orang yang sudah mengenal keselamatan besar Tuhan tetapi melanjutkan hidupnya untuk diri mereka sendiri. Untuk datang kesini dan mempelajari kebodohan ini adalah kepedihan yang lebih besar dari yang dialami jiwa-jiwa di bumi. Kami menderita dalam kegelapan itu karena kebodohan kami yang besar."
Sangat tidak masuk akal. "Tetapi engkau sangat bersinar dan penuh sukacita dan damai sejahtera lebih daripada yang saya dapat bayangkan, sekalipun ini di surga. Saya tidak melihat kesedihan didalammu dan disini engkau tidak dapat berdusta. Ini sangat tidak masuk akal."
Dia meneruskan sambil melihat langsung kemata saya, "Tuhan juga mengasihi kami dengan kasih yang luar biasa besar yang tidak dapat engkau mengerti. Di depan Kursi Pengadilan Tuhan saya merasakan kegelapan jiwa yang paling besar dan menyesali apa yang sudah saya alami. Walau di sini tidak ada waktu, tampaknya sangatlah lama hidup saya di bumi. Semua dosa-dosa dan kebodohan yang tidak saya sesali ada di depan saya dan semua orang di sini mengalami hal yang sama. Kepedihan ini tidak dapat engkau pahami sampai engkau mengalaminya. Saya merasa seperti berada di dasar neraka yang paling dalam sekalipun saya berdiri didepan Tuhan. Dia tegas sampai hidup saya benar-benar diperbaharui. Saat saya minta ampun dan minta pengampunan di depan salibNya, Dia menghapus airmata saya dan membuang kegelapan itu. Dia memandang saya dengan kasih luar biasa di luar pemahaman yang sekarang engkau mengerti. Dia memberikan jubah ini. Saya tidak lagi merasakan kegelapan dan kepahitan atau kepahitan saat saya berdiri di depanNya tetapi saya ingat.
Hanya di sini engkau mengingat hal-hal seperti itu tanpa terus merasakan pedih. Sesaat tinggal di bagian paling rendah di surga sangat lebih besar daripada ribuan tahun hidup di tingkat tinggi di bumi. Sekarang ini ratapan saya akan kebodohan saya diubahkan menjadi sukacita dan saya tahu bahwa saya akan bersukacita selamanya sekalipun saya berada di tempat paling rendah di surga."
Saya mulai terpikir kembali tentang harta-harta keselamatan. Saya tahu bahwa semuanya yang diceritakannya dibukakan oleh harta-harta itu. Setiap langkah yang saya ambil untuk naik ke surga atau ke kedalamannya mulai tersingkap, JalanNya menakutkan dan sekaligus luar biasa indah yang saya tahu sebelumnya.
Melihat ke dalam mata saya, teman saya meneruskan. "Engkau disini tidak untuk mengerti tetapi untuk mengalami. Tingkat selanjutnya lebih besar dari apa yang ada di sini. Setiap tingkat lebih besar dan lebih banyak dari tingkat sebelumnya. Bukan saja setiap tingkat mempunyai tubuh rohani yang bersinar mulia tetapi setiap tingkat semakin dekat dengan Tahta dimana Sumber semua Kemuliaan. Saya tidak lagi merasakan pedih dengan kegagalan saya. Saya sungguh pantas tidak mendapatkan apa-apa. Saya disini karena kasih karunia semata dan saya sungguh bersyukur dengan apa yang saya miliki. Dia sangat berharga untuk dikasihi. Saya dapat melakukan hal-hal luar biasa di alam surga yang berbeda tetapi saya memilih tinggal disini dan hanya memandang kemuliaanNya, sekalipun saya hanya berada di pinggir saja."
Dengan pandangan jauh kedepan, dia menambahkan,"Setiap orang di surga sekarang ini sedang memandang Misteri Terbesar Tuhan yang sedang dibuka dan melihat orang-orang yang akan berperang di peperangan terakhir." "Dapatkah engkau melihatNya dari sini?"Tanya saya. "Saya melihat KemuliaanNya dari jauh tetapi saya tidak dapat melihatNya."
"Saya dapat melihatNya jauh lebih baik dari engkau," jawabnya. "Saya dapat melihat Dia dan semua yang Dia lakukan sekalipun dari sini. Saya juga dapat mendengarNya. Saya juga dapat melihat bumi, Dia memberikan kami kemampuan itu. Kami adalah awan-awan besar saksi yang melihatmu."
Dia kembali ke tempatnya dan saya mulai berjalan, mencoba untuk mengerti semua yang sudah dikatakannya. Saat saya melihat ke kumpulan besar orang yang dia katakan sebagai gadis-gadis bodoh, orang-orang yang rohaninya tertidur saat hidup dibumi. Saya tahu jika salah satu dari mereka muncul di bumi mereka akan disembah sebagai dewa-dewa dan mereka ada disini!
Kemudian saya mulai memikirkan betapa saya menyia-nyiakan hidup saya. Kehidupan saya seakan berjalan didepan saya. Saya mulai merasakan pedih atas dosa-dosa saya. Saya juga mempunyai kebodohan yang sangat besar! Mungkin saya menjaga minyak di pelita saya lebih dari yang lain, tetapi sekarang saya tahu bagaimana bodohnya saya sudah mengukur apa yang saya perlukan dengan melihat apa yang orang lain lakukan. Saya juga adalah salah satu gadis-gadis bodoh itu!
Dengan pemikiran akan penemuan besar itu saya hampir pingsan, seorang laki-laki yang saya kenal sebagai salah satu umat Tuhan yang besar mendekat dan menguatkan saya. Sentuhannya menyegarkan saya kembali. Kemudian dia memberi salam dengan hangat. Dia adalah orang yang ingin saya jadikan guru. Saya pernah bertemu dengannya tetapi kami tidak berhubungan baik. Seperti yang lainnya saya mencoba untuk mendekat dan belajar, saya pernah jengkel dengannya dan dia pernah meminta saya untuk pergi. Selama berahun-tahun saya merasa bersalah, perasaan saya bahwa saya kehilangan kesempatan yang besar karena noda pada karakter saya. Walau saya tidak memikirkannya lagi, saya masih membawanya sebagai beban dari kegagalan saya. Saat saya melihat dia semuanya tampak jelas dan perasaan pedih saya muncul. Sekarang dia tampak seperti bangsawan yang tidak pernah sebegitu menarik seperti sekarang dan mempermalukan kelemahan saya. Saya ingin sembunyi tetapi tidak ada jalan untuk menghindari dia. Saya terkejut saat kehangatannya yang murni membuat saya merasa nyaman. Tampaknya disini tidak ada benteng antara kami. Kasih yang saya rasakan padanya hampir membuat saya tidak sadar.
"Saya sangat menunggu pertemuan ini," katanya.
"Engkau menunggu saya?"Tanya saya. "Mengapa?"
"Engkau adalah salah satu yang saya tunggu. Saya tidak mengerti akan penghakiman, sampai engkau yang merupakan salah satu yang dipanggil untuk saya dapat membantu bahkan memuridkanmu, tetapi saya justru menolakmu."
"Tuan," protes saya. "Merupakan kehormatan yang besar menjadi muridmu, dan saya sangat berterimakasih untuk waktu-waktu yang engkau sudah berikan kepada saya tetapi saya sangat angkuh dan saya pantas menerima penolakanmu. Saya tahu bahwa pemberontakan dan kebanggaan saya membuat saya tidak pernah mempunyai bapak rohani. Ini bukan kesalahanmu tetapi kesalahan saya."
"Memang benar engkau sangat bangga tetapi bukan karena itu aku menolakmu. Aku menolakmu karena kegelisahankulah yang membuatku ingin mengendalikan setiap orang disekitarku. Aku menolakmu karena engkau tidak dapat menerima apapun tanpa mempertanyakannya. Kemudian aku mulai mencari-cari kesalahanmu. Aku mulai merasa bahwa jika aku tidak dapat mengendalikanmu, suatu saat engkau akan mempermalukanku dan pelayananku. Aku menjunjung tinggi pelayananku lebih dari yang saya lakukan untuk orang-orang yang diberikan kepadaku, jadi aku membuatmu pergi," katanya.
Dengan ketulusan yang tidak ada di bumi, dia meneruskan, "Semua anak-anak adalah pemberontak dan aku pikir dunia meledak di sekitar mereka. Itulah mengapa mereka memerlukan orang tua untuk membesarkan mereka. Hampir setiap kehendak anak membawa cercaan bagi keluarganya, tetapi dia tetap menjadi bagian keluarga itu. Seringkali aku menolak anak-anak Tuhan yang dipercayakan kepadaku untuk mendewasakan mereka, tetapi seringkali saya gagal. Banyak dari mereka yang menderita luka parah dan gagal yang sebetulnya dapat saya bantu untuk menghindarinya. Banyak dari mereka saat ini yang menjadi tawanan musuh. Aku sudah membangun organisasi yang besar dan mempunyai pengaruh besar bagi gereja-gereja tetapi kasih karunia paling besar yang Tuhan percayakan adalah orang-orang yang dikirim untuk menjadi muridku tetapi banyak orang yang sudah kutolak. Jika aku tidak begitu egois dan terpaku pada reputasi maka aku akan menjadi seorang raja disini. Aku dipanggil menjadi salah satu yang duduk di tahta-tahta paling tinggi. Semua yang kau miliki dan akan kau selesaikan akan diperhitungkan di surga. Disamping itu, banyak dari apa yang menjadi perhatianku kelihatan sangat kecil. Apa yang tampak bagus di bumi disini akan sangat berbeda. Apa yang dapat membuatmu menjadi seorang raja dibumi seringkali akan menjadi batas bagimu untuk menjadi raja disini. Apa yang dapat membuatmu berada disini adalah kerendahan hati yang tidak diperhitungkan di bumi. Maukah engkau memaafkanku?"
"Tentu saja," kata saya agak malu. "Tetapi saya juga membutuhkan maaf. Saya masih berpikir tentang keanehan dan pemberontakan saya yang menyulitkanmu."
"Memang benar engkau tidak sempurna dan aku melihat beberapa masalahmu, tetapi semua itu bukanlah penyebab dari penolakan," katanya. "Tuhan tidak menolak dunia saat saya melihatnya sebagai kegagalan. Dia tidak menolakku saat Dia melihat dosaku. Dia memberikan HidupNya untuk kita. Selalu yang terbesar memberikan hidupnya untuk yang kecil. Saya sudah dewasa daripadamu. Saya punya otoritas yang lebih darimu tetapi aku menjadi seekor kambing seperti dalam perumpamaan; Aku sudah menolak Tuhan dengan menolakmu dan orang-orang lain yang sudah Dia kirimkan untukku."
Saat dia berbicara, kata-katanya menghantam saya. Saya juga merasa bersalah atas semua yang dia rasakan. Banyak dari orang-orang muda baik laki-laki maupun perempuan yang sudah saya keluarkan dari pikiran saya karena tidak cukup penting untuk waktu saya, sekarang semuanya berjalan di ingatan saya. Betapa ingin saya kembali sekarang dan mengumpulkan mereka bersama-sama! Kepedihan yang mulai saya rasakan sekarang tampaknya lebih buruk dari yang saya rasakan karena menyia-nyiakan hidup saya di bumi. Saya sudah menyiakan-nyiakan banyak orang! Sekarang banyak dari orang-orang ini menjadi tawanan musuh, terluka dan ditawan selama perang di gunung. Keseluruhan perang ini adalah untuk orang-orang dan seringkali orang-orang yang dianggap tidak penting. Kami akan berjuang untuk kebenaran lebih dari orang-orang yang diberikan. Kami akan berjuang untuk pelayanan tetapi berlaku kasar pada orang-orang yang menjalankannya. “Dan banyak orang seperti saya yang berpikir sebagai pemimpin rohani! Saya benar-benar adalah orang-orang kudus yang paling rendah," pikir saya.
"Aku mengerti apa yang engkau rasakan," kata seorang laki-laki yang saya kenali sebagai salah satu orang yang menjadi pemimpin Kristen paling besar sepanjang waktu. "Rasul Paulus pada saat akhir hidupnya mengatakan bahwa dia adalah orang yang paling rendah diantara orang-orang kudus. Hanya sesaat sebelum kematiannya, dia menyebut dirinya sendiri “pendosa besar”. Apakah dia tidak belajar bahwa hidupnya di bumi yang penuh bahayalah yang menjadikan dia orang-orang kudus di surga. Karena dia sudah belajar di bumi sekarang dia menjadi orang-orang terdekat Tuhan dan mendapatkan pangkat tertinggi selamanya."
Melihat orang ini berada dalam “gadis-gadis bodoh” mengejutkan saya. “Saya tidak percaya bahwa engkau adalah orang-orang bodoh yang menyia-nyiakan kehidupan di bumi. Mengapa engkau berada disini?"
"Aku disini karena aku telah membuat kesalahan besar sebagai salah satu orang dipercayakan Injil Penyelamat Kita. Seperti Rasul Paulus yang tidak menyebut dirinya sendiri rasul-rasul terbesar, aku berbuat sebaliknya. Aku mulai menyadari bahwa aku adalah pendosa besar yang mendapat kasih karunia, tetapi berakhir dengan pikiran aku adalah rasul-rasul besar. Itu karena rasa bangga aku yang besar, bukan ketidakamanan seperti teman-teman disini tetapi aku mulai menyerang setiap orang yang tidak melihat sesuatu seperti yang saya lihat. Saya aku lepaskan para orang-orang yang mengikutiku dari panggilannya masing-masing dan bahkan dari pribadinya, aku menekan mereka untuk menjadi seperti saya. Tidak ada seorangpun disekitarku yang menjadi diri mereka sendiri. Tidak ada seorangpun yang berani bertanya mengapa aku menghancurkan mereka seperti butiran debu. Aku memikirkan itu karena dengan mengecilkan orang lain, membuat diriku menjadi besar. Aku pikir seharusnya akulah yang menjadi Roh Kudus bagi setiap orang. Dari luar, pelayananku tampak seperti mesin yang berjalan dengan halus dimana setiap orang menjadi satu kesatuan dan satu perintah yang sempurna, tetapi itu adalah perintah tentang pemusatan kemah. Aku membawa anak-anak Tuhan dan membuat mereka bergerak otomatis di gambaranku disamping Dia. Pada akhirnya aku tidak melayani Tuhan tetapi melayani idola yang aku bangun untuk diri sendiri. Sebelum akhir hidupku, hidupku benar-benar menjadi musuh injil sejati, paling tidak secara praktis bahkan jika pengajaran dan tulisanku tampak secara alkitabiah tanpa cela. "
"Jika ini benar, maka engkau adalah musuh injil, tetapi bagaimana engkau masih berada disini?" Tanya saya.
"Oleh kasih karunia Tuhan, aku percaya salib sebagai keselamatanku sendiri, bahwakan sekalipun sebenarnya aku menjauhkan orang lain dari hal itu, menuntun mereka kepada diriku sendiri lebih daripada membawa mereka kepada Tuhan. Tuhan tetap setia sekalipun kita tidak setia. Ini juga hanya karena karuniaNya Tuhan membawa aku pulang dari bumi lebih cepat dari mereka yang dibawahku sehingga mereka dapat menemukan dan mengenalNya.."
Saya tidak bisa lebih terkejut dengan kebenaran ini. Sejarah membuat penggambaran yang berbeda tentang dia. Membaca pikiran saya, dia melanjutkan:
"Tuhan mempunyai sebuah buku sejarah yang berbeda daripada yang ada di bumi. Engkau punya bayangan hal ini tetapi engkau belum tahu bagaimana berbedanya mereka. Sejarah-sejarah dunia akan berlalu, tetapi buku-buku yang disimpan disini akan tetap ada selamanya. Jika engkau dapat bersukacita dengan apa yang dicatat di surga, maka engkau benar-benar diberkati. Manusia melihat sebuah kaca gelap, sehingga sejarah mereka akan dikaburkan dan kadang-kadang menjadi sangat salah. Amat sangat sedikit orang Kristen yang mempunyai karunia ketajaman. Tanpa karunia ini sangat mustahil melihat kebenaran dengan jelas baik masa depan maupun masa lalu. Bahkan jika dengan karunia inipun masih juga sulit. Sampai engkau berada disini, dilepaskan, engkau akan menghakimi orang lain melalui prasangka yang menyimpang baik positif maupun negatif. Itulah mengapa engkau diperingatkan untuk tidak menghakimi sebelum waktunya. Sampai kita berada disini kita tidak dapat benar-benar tahu apa yang ada dihati orang, apakah baik atau tidak. Ada banyak motif yang bagus pada orang-orang buruk dan motif-motif jahat pada orang-orang baik. Hanya disini manusia dihakimi karena perbuatan dan motifnya."
"Saat saya kembali ke bumi, apakah saya dapat melihat sejarah dengan akurat sebab pernah disini?"
"Engkau ada disini karena engkau sudah berdoa pada Tuhan untuk menghakimi engkau dengan adil, mengkoreksimu tanpa ampun sehingga engkau dapat melayani Dia dengan sempurna. Ini adalah permintaan paling bijaksana yang pernah kau buat. Hakim bijaksana sendiri juga akan diadili. Bahkan lebih bijaksana untuk meminta pengadilan Tuhan sebab mereka sadar bahwa mereka tidak dapat mengadili diri mereka sendiri dengan baik. Dengan berada disini engkau meninggalkan tempat ini dengan hikmat dan kejelasan yang lebih bertambah, tetapi di bumi engkau dapat selalu melihat kaca gelap untuk beberapa tingkat.
Pengalamanmu di sini akan membantumu mengenali orang lain dengan baik tetapi hanya jika engkau benar-benar disini maka engkau akan mengenal mereka sepenuhnya. Saat engkau pergi, engkau akan mencamkan betapa sedikit yang diketahui orang daripada betapa baik engkau mengenalnya. Ini adalah hubungan yang benar dalam sejarah manusia. Aku diijinkan untuk membicarakan ini denganmu karena aku merasa aku sudah memuridkanmu melalui tulisan-tulisanku dan untuk mengetahui kebenaran tentang aku yang akan sangat membantumu," tokoh Reformasi ini menyimpulkan.
Lalu seorang wanita yang tidak saya kenal mendekat. Kecantikan dan keanggunannya mempesonakan, tetapi bukanlah sesuatu yang sensual atau menggairahkan. Dia adalah penggambaran martabat dan kebangsawanan.
"Aku adalah istrinya sewaktu di bumi," dia mulai. "Sebagian besar apa yang kau ketahui tentang dia sebetulnya berasal dariku, karena itu apa yang akan aku katakan bukan karena dia tetapi karena kita. Engkau dapat memperbaharui gereja tanpa memperbaharui jiwamu sendiri. Engkau dapat mendiktekan sejarah tetapi tidak kehendak Tuhan atau memuliakan AnakNya. Jika engkau berjanji pada dirimu sendiri untuk membuat sejarah manusia, mungkin engkau dapat melakukannya tetapi ini adalah pencapaian yang akan segera berlalu seperti asap dari rokok.."
"Tetapi pekerjaan suamimu, atau pekerjaanmu sangat mempengaruhi setiap generasi setelah dia selamanya. Sangat sulit dibayangkan bagaimana gelapnya dunia tanpa dia,"saya memprotesnya.
"Benar. Tetapi apa yang kau capai jika engkau mendapatkan seluruh dunia tetapi kehilangan jiwamu sendiri. Hanya jika engkau dapat menjaga jiwamu tetap murni, engkau dapat mempengaruhi dunia untuk tujuan abadi Tuhan. Bagiku, suamiku kehilangan jiwanya dan dia memperolehnya pada saat akhir hidupnya karena aku diambil dari bumi. Banyak dari apa yang dia lakukan, dia lakukan untukkku bukan untuk Tuhan. Aku menekan dia dan bahkan memberikan dia banyak pengetahuan yang diajarkan. Aku menggunakan dia sebagai tambahan dari egoku, sebab sebagai seorang wanita, aku dulu tidak bisa menjadi pemimpin rohani. Aku ambil alih hidupnya sehingga aku dapat hidup lewat dia. Dia melakukan segalanya hanya untuk membuktikan dirinya sendiri pada saya."
"Engkau pasti sangat mencintai dia."kata saya sambil melihatnya.
"Tidak. Aku sama sekali tidak mencintainya, dia juga tidak mencintaiku. Setelah beberapa tahun perkawinan kami, kami bahkan saling tidak menyukai. Tetapi kami membutuhkan satu sama lain jadi kami menemukan cara bekerja bersama-sama. Semakin sukses pekerjaan kami, kami semakin tidak bahagia dan semakin kami menipu membodohi orang-orang pengikut kami. Kami adalah orang-orang kosong sebelum akhir hidup kami. Semakin besar pengaruh yang dapatkan melalui promosi dirimu sendiri, maka engkau harus semakin bekerja keras untuk menjaga pengaruhmu dan hidupmu akan semakin gelap dan jahat. Raja-raja takut pada kami tetapi kami takut pada setiap orang dari raja-raja sampai petani-petani. Kami tidak percaya seorangpun sebab kami hidup dalam tipuan bahkan kami tidak percaya satu sama lain. Kami mengajarkan kasih dan kepercayaan sebab kami ingin setiap orang mengasihi dan mempercayai kami tetapi kami takut dan secara rahasai kami memandang rendah setiap orang. Jika engkau mengajarkan kebenaran-kebenaran yang besar tetapi tidak hidup didalamnya maka kamu adalah seorang munafik yang terbesar."
Kata-kata mereka menghantam saya seperti palu. Saya dapat melihat bahwa hidup saya sudah menuju kearah yang sama. Sebagian besar yang saya lakukan untuk memajukan saya sendiri daripada untuk Tuhan. Saya mulai melihat bagaimana saya melakukannya untuk membuktikan kepada orang lain terutama yang tidak menyukai saya atau siapapun yang saya pikir adalah saingan saya. Saya mulai melihat bagaimana hidup saya dibangun dimuka sebuah gambaran yang mengingkari siapa saya. Tetapi di sini saya tidak dapat menyembunyikan apapun. Sekelompok awan besar saksi tahu siapa saya dibalik motif-motif yang terselubung.
Saya kembali memandang pasangan ini. Mereka begitu terus terang dan sangat terhomat sehingga sangat tidak mungkin menanyakan motif mereka. Dengan senang hati mereka memaparkan dosa-dosa kejahatan mereka demi saya.
"Saya mungkin mempunyai konsep yang salah tentangmu dengan sejarah dan tulisan-tulisanmu tetapi saya lebih menghargaimu sekarang. Saya berdoa sehingga saya dapat membawa integritas dan kebebasan di surga seperti yang kau miliki saat ini. Saya lelah mencoba untuk hidup dalam gambaran diri yang saya ciptakan. Betapa lama saya ingin bebas." Saya meratap, benar-benar ingin mengingat setiap detil pertemuan kami. Kemudian sang Reformer yang terkenal itu menawarkan sebuah nasihat terakhir:
"Jangan pernah mengajarkan orang lain untuk melakukan apa yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri. Reformasi bukanlah doktrin. Reformasi yang benar hanya datang dari kesatuan dengan Sang Penyelamat. Jika mengaku memikul kuk Kristus, membawa beban yang Dia berikan, maka Dia akan menyertainya dan membawa beban itu untukmu. Engkau hanya dapat melakukan pekerjaanNya saat engkau mengerjakannya bersama dengan Tuhan bukan untuk Tuhan. Hanya Roh Kudus yang dapat menurunkan Roh Kudus. Jika engkau memikul kuk bersama dengan Dia maka engkau tidak mengerjakan sesuatu untuk kepentingan politik atau sejarah. Sesuatu yang kau lakukan karena tekanan politis atau peluang, hanya akan membawa kepada akhir pelayananmu yang benar. Hal-hal yang kau buat untuk membuat sejarah akan membuat malapetaka dalam penyelesaian sejarah dan engkau akan gagal dalam mempengaruhi keabadian. Jika engkau tidak hidup sesuai apa yang kau ajarkan maka engkau membatalkan dirimu sendiri menerima panggilan Tuhan dari tempat tinggi sama seperti kami. Aku akan menceritakan padamu apa yang akan menjaga jalan hidupmu tetap dalam kasih Juru Selamat dan mencari KemuliaanNya. Segala sesuatu yang kau lakukan untuk memuliakan dirimu sendiri suatu hari akan membawamu kepada penghinaan paling mengerikan. Segala sesuatu yang kau lakukan diluar kasih Juru Selamat, untuk memulikan NamaNya akan menambah batas KerajaanNya yang kekal dan hasilnya adalah sebuah tempat yang tinggi untukmu sendiri. Hidup untuk sesuatu yang dicatat di sini. Jangan pedulikan apa yang dicatat di bumi."
Saat mereka berjalan pergi, saya dipenuhi dosa-dosa saya sendiri. Waktu-waktu saya menggunakan orang-orang untuk tujuan pribadi saya, atau bahkan waktu menggunakan nama Yesus untuk ambisi saya atau untuk membuat saya tampak lebih baik mulai berjalan di depan saya. Di sini, dimana saya dapat melihat kekuatan dan kemuliaanNya yang biasa saya gunakan menjadi tampak lebih menjijikkan lagi. Saya sangat putus asa. Setelah tampaknya memakan waktu yang lama melihat orang-orang dan kejadian-kejadian di depan saya, saya merasa seorang wanita membuat saya berdiri. Saya diliputi oleh kemurniannya terutama saat saya sekarang merasa sangat jahat dan korup. Saya punya keinginan yang kuat untuk menyembah dia karena kemurniannya.
"Berbaliklah pada Sang Anak," katanya. “Keinginanmu untuk menyembahku atau orang lain saat ini hanya karena engkau mau mengalihkan perhatianmu saja dan menghakimi dirimu sendiri dengan melayani yang tidak seharusnya. Aku sekarang murni karena aku berbalik kepada Tuhan. Engkau harus melihat kejahatan yang ada dalam dirimu sendiri tetapi kamu tidak harus tinggal didalamnya atau mencari untuk menghakimi dirimu sendiri dengan pekerjaan buntu tetapi berbaliklah kepada Dia."
Ini adalah kasih dan perhatian yang murni yang tidak mungkin untuk saya merasakan pedih. Ketika melihat saya mengerti, dia melanjutkan:
"Kemurnian yang kau lihat dalamku adalah apa yang dilihat suamiku saat pertama kali bertemu waktu muda kami. Saat itu aku masih mempunyai motif yang murni tetapi kemudian aku menggunakan cintanya dan kemurnianku dengan membiarkan dia salah memujaku. Engkau tidak akan dapat menjadi murni hanya dengan memuja seseorang yang lebih darimu tetapi hanya dengan menyembah Dia yang membuatmu murni dan di dalam Dia sendiri tidak ada dosa. Semakin banyak orang memuji kita, semakin banyak kita menerima pujian mereka kemudian itu akan membawa kita keluar dari jalan kehidupan. Kemudian kita mulai hidup dengan pujian-pujian manusia, menggunakan kekuatan atas orang-orang yang tidak memuji kita. Itulah kematian kita dan itu hal yang sama terjadi pada banyak orang yang ada di tempat rendah disini tetapi dipanggil untuk menjadi yang paling tinggi."
Hanya karena ingin memperlama pembicaraan kami, saya menanyakan sesuatu yang terlintas dalam pikiran saya, "Apakah sulit untukmu dan suamimu berada bersama-sama disini?"
"Tidak. Semua hubungan yang kau miliki di bumi dilanjutkan di sini dan semuanya dimurnikan dengan penghakiman. Semakin banyak kau diampuni semakin besar kasihmu. Tentu saja Tuhan mengampuni setiap orang di sini, dan kami mengasihi Dia lebih dari apapun. Setelah kami saling mengampuni, kami akan lebih mengasihi satu sama lain. Sekarang hubungan kami berlanjut dalam kedalaman dan kekayaan yang besar karena kami bersama-sama mewarisi keselamatan ini. Sedalam apapun luka batin kami sembuh, sedalam itulah kasih yang muncul saat kita dipulihkan. Kita dapat mengalami hal ini dibumi, tetapi waktu itu kita tidak belajar tentang pengampunan. Jika kita sudah mempelajari pengampunan yaitu persaingan yang memasuki hubungan kami dan membelokkan hidup kami, itu tidak akan berakar dalam diri kami. Jika engkau benar-benar mengasihi, maka dengan mudah engkau akan mengampuni. Sebaliknya jika engkau sulit untuk mengampuni maka engkau jauh dari kasih yang sejati. Pengampunan adalah esensi jika engkau tinggal dalam jalan kehidupan. Tanpanya banyak hal dapat membuatmu berhenti melakukan pekerjaan yang sudah dipilihkan untukmu."
Saat bersamaan, saya menyadari bahwa wanita yang membawa konfrontasi kepedihan atas kebejatan moral saya adalah orang yang paling menarik yang pernah saya lihat. Itu bukanlah ketertarikan yang bersifat romantis tetapi saya hanya tidak ingin meninggalkan dia. Melihat pemikiran saya, wanita itu menarik diri mau pergi tetapi memberikan kata-katanya yang terakhir.
"Kebenaran yang murni diperkatakan dalam kasih sejati selalu menarik hati. Engkau akan selalu teringat kepedihanmu saat berada di sini dan ini akan membantumu melewati sisa umurmu. Pedih itu baik, hal ini menunjukkan bahwa berada disana adalah suatu masalah. Jangan mencoba mengurangi kepedihanmu sampai engkau menemukan dengan tepat sumber masalahmu. Kebenaran Tuhan seringkali membawa kepedihan dalam menyoroti masalah yang kita miliki, tetapi KebenaranNya selalu menunjukkan kepada kita jalan menuju kemerdekaan dan kehidupan yang sejati. Jika engkau tahu ini maka engkau akan mulai bersukacita dalam pencobaan-pencobaanmu dan semuanya itu diijinkan untuk membuatmu tetap berada dalam jalan kehidupan."
"Juga ketertarikanmu padaku bukanlah hal yang usang. Ini adalah ketertarikan antara laki-laki dan perempuan yang diberikan sejak awal mulanya, yang selalu berada dalam bentuk murni. Jika kebenaran murni digabungkan dengan kasih sejati. Laki-laki dapat menjadi laki-laki ciptaan mula-mula yang tidak akan mendominasi rasa ketidakamanannya. Perempuan akan menjadi perempuan yang diciptakan mula-mula sebab kasih menggantikan ketakutan mereka. Kasih tidak akan pernah memanipulasi atau mencoba mengendalikan ketidakamanan sebab kasih mengatasi semua ketakutan. Tempat untuk suatu hubungan yang dikorup adalah tempat yang paling dapat dipenuhi hal ini. Saat pikiranmu diperbaharui oleh Kebenaran Roh, engkau tidak akan melihat hubungan ini sebagai kesempatan untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain tetapi sebaliknya untuk mengasihi. Memberi adalah pemenuhan terbesar yang dapat kita ketahui. Ini adalah rasa surga di mana kita menyembah Tuhan dengan penyembahan yang murni, yang merupakan sukacita besar melebihi hubungan-hubungan kita yang luar biasa yang kita bayangkan dibumi. Apa yang kita alami dalam penyembahan disini memakai tubuh lemahmu dan bukan tubuh kemuliaan, tidak akan tahan. Penyembahan pada Tuhan yang benar akan memurnikan jiwa-jiwa untuk hubungan sejati yang mulia. Karena itu engkau tidak harus mencari hubungan tetapi penyembahan yang murni. Hanya dengan itu hubungan-hubungan dapat dimulai dengan seperti yang seharusnya dimaksudkan. Kasih sejati tidak pernah mencari yang diatas tetapi tempat yang terendah untuk melayani. Jika aku dan suamiku menjaga perkawinan kami seperti ini, maka kami pasti sudah duduk di samping Raja saat ini dan aula besar ini akan dipenuhi dengan banyak jiwa-jiwa."
Dengan kata-kata itu, wanita itu kembali ke tempat kemuliaan para orang-orang kudus. Kembali saya melihat ke arah Tahta dan kemuliaannya yang amat sangat luar biasa terpancar. Seorang laki-laki yang dekat dengan saya menjelaskan:
"Melalui setiap pertemuan, sebuah selubung dibuka sehingga engkau dapat melihat Dia dengan lebih jelas. Engkau tidak berubah hanya dengan melihat KemuliaanNya tetapi dengan melihatNya tanpa muka yang terselubung. Setiap orang yang datang kepada pengadilan Tuhan berjalan di koridor ini untuk bertemu orang-orang yang dapat membantu membuka selubung apapun yang mereka gunakan. Selubung yang akan mengaburkan pengihatan mereka akan Tuhan."
Saya seperti baru menerima pemahaman lebih dari bertahun-tahun saya belajar di bumi. Kemudian saya mulai merasa bahwa semua pelajaran saya di bumi hanya memperlambat langkah saya. Bagaimana bisa dapat mempersiapkan sepanjang umur untuk pengadilan ini? Hidup saya sudah membatalkan lebih dari semua orang yang saya temukan dan mereka ada disini!
Kemudian laki-laki lain keluar dari tempat posisinya. Dia seumur dengan saya dan saya tidak tahu apakah dia sudah meninggal. Saya tidak pernah bertemu dia di bumi tetapi saya sangat menghargai pelayanannya yang besar. Melalui orang-orang yang dia latih, ribuan orang dibimbing menuju keselamatan dan banyak gereja-gereja besar dibangkitkan. Dia meminta untuk memeluk saya sebentar saja dan saya menyetujuinya, merasa sedikit aneh. Saat kami berpelukan saya merasakan kasih yang keluar darinya menghentikan kepedihan saya yang teramat dalam. Saya menjadi terbiasa dengan kepedihan itu sehingga saya tidak menyadarinya sampai kepedihan itu sirna. Setelah dia melepaskan pelukannya saya menceritakan kalau pelukan itu menyembuhkan sesuatu dari saya. Dia sungguh-sungguh bersukacita. Kemudian dia mulai bercerita mengapa dia berada ditingkat paling rendah di surga.
"Aku menjadi sangat angkuh di saat menjelang akhir hidupku, yang tidak aku bayangkan bahwa Tuhan akan akan melakukan sesuatu yang nyata kalau Dia tidak melakukannya melalui aku. Aku mulai menyentuh urapan Tuhan dan membahayakan nati-nabiNya.Aku merasa bangga jika Tuhan menggunakan murid-muridku, dan aku menjadi sangat cemburu jika Tuhan berpindah kepada orang lain diluar pelayananku. Aku akan mencari-cari kesalahan mereka sehingga dapat menyerang mereka. Aku tidak tahu kalau setiap kali aku melakukannya akau hanya membinasakan diriku sendiri."
"Saya tidak pernah tahu engkau melakukan hal seperti itu," kata saya terkejut.
"Aku menghasut orang-orang dibawahku untuk menginvestigasi orang lain dan melakukan pekerjaan kotorku. Aku membuat mereka memeriksa seluruh bumi untuk mencari kesalahan dan dosa hidup orang lain sehingga dapat disingkapkan. Aku menjadi orang yang paling buruk, menjadi batu sandungan yang memproduksi batu sandungan yang lain. Kami menabur ketakutan dan perpecahan digereja dan semuanya untuk menutupi kebenaran yang ada, pembenaran diri saya sendiri yang menuju ke neraka. Dengan kasih karunia yang besar Tuhan mengijinkan saya sakit yang kemudian membawa kematian yang perlahan dan memalukan. Hanya sebelum aku mati aku sadar dan bertobat. Aku mengucap syukur bisa berada disini. Aku menjadi milikNya disini, hal ini lebih dari yang layak yang aku dapatkan. Aku hanya tidak bisa meninggalkan ruangan sampai aku mendapatkan kesempatan untuk meminta maaf pada orang-orang yang sudah pernah aku buat salah."
"Tetapi engkau tidak pernah berbuat salah pada saya," kata saya.
"Oh, tetapi betul aku bersalah," jawabnya. "Banyak dari serangan yang melawanmu adalah dari orang-orang yang kusuruh dan kudorong untuk menyerang yang lainnya. Sekalipun aku tidak secara pribadi melawanmu tetapi Tuhan membuatku mempertanggungjawabkan semuanya sama seperti orang-orang yang melakukannya."
"Saya tahu. Tentu saja saya memaafkanmu."
Saya mulai teringat bagaimana saya melakukan hal tersebut sekalipun dalam skala yang lebih kecil. Saya teringat bagaimana saya mengijinkan jemaat-jemaat lama yang tidak puas di gereja untuk menyebarkan racunnya di gereja tanpa berusaha menghentikan mereka. Saya tahu bahwa hanya dengan membiarkan mereka melakukannya tanpa menghentikannya saya sudah mendorong mereka untuk terus. Saya teringat bahwa ini dilakukan karena kesalahan-kesalahan gereja. Saya mulai teringat bagaimana saya mengulangi cerita-cerita mereka. Membenarkan mereka dengan memperoleh doa-doa mereka. Segera saja kejadian-kejadian seperti ini muncul dalam hati saya. Sekali lagi saya mulai dibanjiri kejahatan dan kegelapan jiwa saya.
"Saya juga menjadi batu sandungan!" saya meraung sambil jatuh berlutut. Saya tahu bahwa yang pantas buat saya adalah kematian dan yang paling buruk adalah neraka. Saya tidak pernah melihat kejahatan dan kekejaman seperti yang saya lihat dalam hati saya.
"Dan kami selalu menyenangkan diri kami sendiri dengan hanya memikirkan bahwa kami melakukan hal ini untuk Tuhan saat kami menyerang anak-anakNya sendiri," muncul pemahaman dari suara seorang laki-laki. "Sangatlah baik untukmu melihat disini sebab engkau dapat kembali. Tolong peringatkan murid-muridku jika mereka tidak bertobat mereka akan tinggal dalam dasar neraka. Banyak dari mereka dipanggil untuk menjadi raja-raja disini, tetapi jika mereka tidak bertobat mereka harus menghadapi penghakiman yang paling buruk dari semua batu sandungan itu. Penyakitku adalah karunia dari Tuhan. Saat aku didepan TahtaNya aku meminta Tuhan mengirimkan karunia-karunia itu kepada murid-muridku, tetapi Dia mengijinkan aku saat ini bersamamu. Tolong maafkan dan bebaskan orang-orang yang menyerangmu. Mereka tidak mengerti bahwa apa yang mereka lakukan adalah pekerjaan Penuduh. Terima kasih sudah memaafkanku tetapi tolong maafkan mereka juga. Ini kekuatanmu untuk menahan dosa atau menutupinya dengan kasih. Aku mohon engkau mengasihi orang-orang yang sekarang menjadi musuhmu."
Saya hampir tidak mendengar suara lelaki ini karena saya begitu diliputi dengan dosa-dosa saya sendiri. Orang ini sangat mulia, murni dan mempunyai kekuatan yang tidak ada di bumi. Yah, dia mohon dengan kerendahan hati paling besar yang pernah saya saksikan. Saya merasakan kasih seperti ini muncul sampai saya tidak membayangkan untuk menolaknya, sekalipun tanpa pengaruh kasihnya, saya merasa jauh lebih bersalah daripada semua orang yang sudah menyerang saya.
"Tentu saja saya pantas mendapatkan apa yang mereka sudah lakukan pada saya dan terlebih lagi," jawab saya.
"Benar tetapi itu bukan maksud disini," dia kembali. "Setiap orang di bumi pantas mendapatkan kematian kedua, tetapi Juru Selamat kita memberikan kita kasih karunia dan kebenaran. Jika kita melakukan PekerjaanNya kita harus melakukannya dalam kasih karunia dan kebenaran. Kebenaran tanpa kasih karunia adalah sesuatu yang dibawa musuh jika dia datang sebagai ‘malaikat terang.'"
"Jika saya dapat bebas dari ini mungkin saya dapat membantu yang lain," jawab saya. "Tetapi tidakkah engkau mengetahui bahwa saya mungkin jauh lebih buruk dari mereka?"
"Saya tahu bahwa apa yang melintas di pikiranmu adalah buruk," jawabnya dengan penuh dan kasih dan karunia yang nyata. Saya tahu bahwa sekarang dia sangat memperhatikan saya dan keadaan saya sama seperti kepada murid-muridnya.
"Ini benar-benar di surga," kata saya tanpa berpikir. "Ini adalah benar-benar terang dan kebenaran. Bagaimana kita dapat begitu bangga hidup dalam kegelapan berpikir bahwa kita mengenal Tuhan? Tuhan!” saya berteriak kearah Tahta, "Ijinkan saya pergi dan membawa terang ini kembali ke bumi!"
Segera saja semua penghuni surga berdiri memperhatikan saya dan saya tahu bahwa saya adalah pusat perhatian itu. Saya merasa kecil didepan orang-orang yang mulia ini tetapi ketika mereka melihat pada saya, ketakutan saya muncul seperti gelombang laut. Saya merasa bahwa tidak ada dasar neraka seperti yang akan saya alami. Saya merasa seperti musuh paling besar dari kemuliaan dan kebenaran yang memenuhi tempat ini. Saya sangat jahat; Saya tidak akan pernah secara pantas menggambarkan kemuliaan dan kebenaran ini. Tidak ada jalan bagi kejahatan saya untuk menyampaikan kenyataan kemuliaan tempat dan HadiratNya. Saya yakin bahwa setan sekalipun tidak jatuh dari karuniaNya lebih jauh dari saya. Ini neraka pikir saya. Tidak ada perasaan kepedihan yang lebih parah daripada menjadi jahat seperti saya dan mengetahui bahwa kemuliaan itu ada. Dibuang dari sini merupakan siksaan yang lebih besar dari saya impikan. Tidak heran kalau setan-setan sangat marah dan gila, pikir saya.
Hanya saat saya merasa bahwa saya akan dikirim ke tempat paling dalam di neraka, saya menjerit, “YESUS!”. Dengan cepat damai sejahtera melingkupi saya. Saya tahu saya harus terus bergerak dalam kemuliaan itu lagi dan saya yakin dapat melakukannya. Saya terus berjalan sampai saya melihat seorang laki-laki yang menjadi salah satu penulis besar sepanjang waktu. Saya menganggap kedalaman pemikirannya tentang kebenaran mungkin menjadi yang paling besar yang pernah saya pelajari.
"Tuan, saya selalu mencari kesempatan untuk pertemuan ini," kata-kata saya keluar tanpa saya pikir.
"Saya juga sama,"dia menjawab dengan ketulusan hati.
"Saya merasa mengenalmu dan dalam tulisan-tulisanmu saya merasa seperti engkau mengenal saya. Saya pikir saya berhutang banyak kepadamu daripada orang lain yang tidak disucikan dalam Kitab Suci," saya melanjutkan.
"Engkau sangat ramah," jawabnya. "Tetapi maaf aku tidak melayanimu dengan lebih baik. Aku orang yang dangkal dan tulisan-tulisanku dangkal dan hanya dipenuhi dengan hikmat dunia lebih dari kebenaran sejati."
"Sejak aku disini, mempelajari semua yang sudah kupelajari, saya tahu bahwa ini adalah benar tetapi saya masih berpikiran bahwa mereka adalah orang orang paling baik yang ada di bumi,"jawab saya.
"Benar," penulis terkenal ini membenarkan dengan tulus. "Sangat menyedihkan. Setiap orang di sini sekalipun orang-orang yang duduk paling dekat dengan Raja, mereka juga akan hidup dalam hidup yang berbeda jika mereka bisa mengulangnya, tetapi pikirku aku akan hidup lebih berbeda dari mereka. Aku dihormati raja-raja tetapi aku mengecewakan Raja diatas segala raja. Aku menggunakan karunia-karunia yang diberikan kepadaku untuk menarik lebih banyak orang ke diriku sendiri dan hikmatku melebihi Tuhan. Di samping itu, aku hanya mengenal Dia dengan pendengaran, yang merupakan jalan menarik orang untuk mengenal Dia. Aku membuat mereka tergantung padaku dan orang lain menyukaiku. Aku membuat mereka berbalik lebih ke alasan deduktif daripada Roh Kudus yang hampir tidak aku kenal. Aku tidak membimbing orang-orang ke Yesus, tetapi membawanya ke diri saya sendiri dan orang lain yang sepertiku yang pura-pura mengenal Dia. Saat aku melihat Dia di sini, aku ingin menghancurkan tulisan-tulisanku seperti yang dilakukan Musa pada lembu emas. Pikiranku adalah idolaku,dan aku ingin setiap orang menyembah pikiranku. Penghargaanmu tidak menyebabkan aku bersukacita. Jika aku menghabiskan banyak waktu untuk mengenal Dia seperti yang kulakukan untuk mengenal Dia hanya untuk memberikan kesan kepada orang lain tentang pengetahuan saya, maka akan banyak orang yang berada di tingkat bawah akan duduk di tahta yang disiapkan untuk mereka dan banyak orang lain yang akan memenuhi tempat ini."
"Saya tahu bahwa berada di sini untuk menghargai pekerjaanmu adalah benar, tetapi apakah engkau tidak sedikit keras dengan dirimu sendiri?" Tanya saya. "Pekerjaanmu menjadi makanan rohaniku bertahuan-tahun sama seperti banyak orang lain."
"Aku tidak begitu keras pada diriku sendiri. Yang harus aku katakan adalah benar dan sudah dikonfirmasikan saat saya berdiri didepan TahtaNya. Aku menghasilkan banyak tetapi aku diberikan talenta yang lebih banyak dari orang-orang di sini tetapi aku menguburnya di bawah ambisi dan kebanggaan rohaniku. Seperti Adam yang dapat membawa seluruh ras manusia kedalam masa depan yang penuh kemuliaan, tetapi kegagalannya menuntun jutaan jiwa masuk dalam tragedi paling menyedihkan dengan otoritas muncul tanggungjawab. Semakin banyak engkau diberi otoritas, maka engkau semakin berpotensi melakukan yang baik dan jahat. Orang-orang yang memerintah bersama dengan Dia untuk waktu-waktu yang lalu akan mengetahui tanggungjawab yang mendasar. Tidak ada manusia yang dapat sendiri, dan setiap kegagalan manusia atau kejayaan terdengar jauh melebih pemahaman kita bahkan untuk generasi yang akan datang. Ribuan orang yang dapat saya bimbing secara benar akan menghasilkan jutaan orang. Setiap orang yang mengerti otoritas alam ini tidak akan mencarinya tetapi hanya menerimanya saat mereka tahu bahwa mereka memikul kuk yang dipasang Tuhan dan hanya Dia yang dapat membawa otoritas tanpa tersandung. Jangan pernah mencari pengaruh untuk dirimu sendiri, tetapi hanya mencari Tuhan dan Dia dengan rela akan membawa kukmu. Pengaruhku tidak akan menjadi makanan dalam hatimu tetapi lebih sebagai makanan kebanggaanmu akan pengetahuan."
"Bagaimana saya tahu saya tidak melakukan hal yang sama?" Tanya saya sambil memikirkan tulisan-tulisan saya.
"Belajar untuk menunjukkan persetujuan dengan Tuhan bukan manusia," dia menjawab sambil kembali ke tempat pangkatnya. Sebelum dia menghilang, dia menoleh dan tersenyum sambil berkata nasehat yang terakhir: "Jangan mengikutiku."
Pada kumpulan besar orang yang pertama saya melihat ada banyak laki-laki dan perempuan Tuhan dari jaman dan sejarah saya. Saya berhenti dan berbicara kepada mereka. Saya terus menerus terkejut bahwa begitu banyak orang yang diharapkan untuk menduduki posisi paling tinggi berada di posisi paling rendah di Kerajaan. Beberapa orang menceritakan dasar yang sama, mereka jatuh ke dalam dosa kebanggaan yang mematikan setelah kejayaan mereka atau jatuh dalam kecemburuan saat orang lain lebih diurapi daripada mereka. Yang lain jatuh dalam hawa nafsu, keputusasaan atau kepahitan di akhir hidup mereka harus diambil sebelum mereka menuju ke kebinasaan. Mereka semua memberikan peringatan yang sama, semakin tinggi otoritas rohani yang kau jalani, maka engkau dapat jatuh dari kasih dan kerendahan hati.
Saat saya meneruskan berjalan ke Kursi Pengadilan, saya melewati orang-orang yang berada diposisi lebih tinggi di kerajaan. Setelah banyak selubung muka saya disingkapkan melalui perjumpaan-perjumpaan saya dengan orang-orang yang tersandung hal yang sama, saya mulai bertemu orang-orang yang dapat mengatasinya. Saya bertemu dengan sepasang suami isteri yang sudah melayani Tuhan dan setia sampai akhir. Kemuliaannya di sini tidak dapat dikatakan dan kejayaan mereka mendorong saya untuk tetap berada dalam jalan kehidupan dan melayani Dia dengan setia. Orang-orang yang tersandung, tersandung dengan cara yang berbeda-beda. Orang-orang yang sudah terbuka selubungnya, mereka tidak menyimpang dari ketaatan dan perintah terbesar yaitu mengasihi Tuhan. Dengan ini mereka sudah melayani Tuhan bukan manusia bahkan manusia-manusia rohani. Orang-orang ini adalah orang-orang yang menyembah Anak Domba dan mengikuti Dia kemanapun Dia pergi.
Ketika saya masih separoh jalan ke tahta, kemuliaan luar biasa dari posisi pertama tampak berbeda dari kemuliaan-kemuliaan yang saya lewati. Keindahan paling besar di bumi tidak dapat ditemukan dimanapun di surga. Dan saya juga diceritakan bahwa ruangan ini adalah alam surga yang luar biasa, tidak dapat digambarkan!
Berjalan kearah Tahta mungkin memerlukan harian, bulanan maupun tahunan. Tidak ada cara memperkirakan waktu untuk tempat ini. Saya merasa tidak nyaman, mereka semua menunjukkan penghargaan yang besar pada saya bukan karena saya atau apa yang saya lakukan tetapi karena saya adalah pejuang di medan peperangan akhir. Melalui peperangan akhir ini, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan akan menjadi saksi untuk setiap kekuatan dan otoritas, diciptakan atau belum diciptakan untuk kekekalan. Selama perang ini kemuliaan salib akan dinyatakan dan Hikmat Tuhan akan dikenal dengan cara yang khusus. Untuk berada di peperangan ini adalah penghormatan terbesar yang diberikan kepada manusia.
Saat saya mendekati Kursi Pengadilan Kristus, orang-orang yang berada diposisi paling tinggi juga duduk di tahta-tahta mereka yang merupakan bagian dari TahtaNya. Bakan banyak tahta-tahta ini yang bersinar jauh lebih mulia daripada tahta yang ada di bumi. Beberapa dari mereka adalah pengatur-pengatur kota di bumi yang akan segera mengambil tempatnya. Yang lainnya adalah pengatur urusan-urusan surga dan yang lainnya mengatur alam semesta seperti sistem bintang galaksi. Sangat jelas orang-orang yang diberikan otoritas atas kota-kota diharga di atas orang-orang yang diberikan otoritas atas galaksi. Seorang anak kecil jauh lebih berharga dari galaksi bintang-bintang sebab Roh Kudus tinggal dalam manusia dan Tuhan sudah memilih manusia sebagai tempat tinggalNya yang abadi. Dalam Hadirat KemuliaanNya, seluruh bumi tampak seperti debu dan sangat dihargai, dengan perhatian seluruh penghuni surga di atasnya.
Sekarang saya berdiri di depan Tahta, saya merasa seperti debu. Tetapi saya rasakan Roh Kudus di dalam saya jauh lebih besar dari apa yang pernah saya rasakan sebelumnya. Itu karena KekuatanNya sendiri yang memampukan saya berdiri. Saya di sini karena saya benar-benar mengerti PelayananNya sebagai Penghibur kita. Dia sudah menuntun saya di seluruh perjalanan saya sekalipun saya sulit mengenaliNya.
Tuhan itu sangat lembut dan sangat mengerikan daripada yang saya bayangkan. PadaNya, saya melihat Hikmat yang menemani saya mendaki ke gunung dan merasakan keakraban teman-teman saya di bumi. Saya mengenali Dia sebagai Seseorang yang pernah saya tolak saat Dia datang pada saya dalam diri orang lain. Saya melihat Dia sebagai Singa dan Anak Domba, Gembala dan Mempelai lebih dari semuanya saya melihatNya di sini sebagai Hakim.
Bahkan dalam HadiratNya yang luar biasa, Penghibur itu membuat saya sangat nyaman. Juga jelas bahwa Tuhan tidak ingin saya merasa tidak nyaman, Dia hanya ingin saya mengetahui kebenaran. Kata-kata manusia tidak bisa menggambarkan betapa luar biasa atau betapa leganya berdiri depan Tuhan. Saya melewati nilai bahwa saya akan dihakimi baik atau buruk tetapi saya tahu penghakiman itu benar dan saya dapat mempercayai HakimNya.
Tuhan menunjuk tahta-tahta yang ada disekitarNya. Banyak tahta yang dipenuhi dengan orang-orang kudus dan banyak yang masih kosong. Kemudian Dia berkata, “Tahta-tahta ini adalah untuk orang-orang yang akan datang yang sudah melayaniKu dengan setia di setiap generasi. BapaKu dan Aku sudah mempersiapkan mereka sebelum dunia dijadikan. Apakah engkau berharga duduk di salah satu tahta ini?"
Saya teringat apa yang pernah dikatakan seorang teman, "Saat Tuhan yang Maha Kuasa mengajukan pertanyaan itu bukan karena Dia ingin mendapatkan informasi." Saya melihat kearah tahta-tahta itu. Saya melihat orang-orang yang sekarang duduk. Saya dapat mengenali beberapa pahlawan iman tetapi paling banyak adalah orang-orang yang saya tahu tidak terkenal di bumi. Banyak dari mereka misionaris yang membuat hidup mereka tidak terkenal. Mereka tidak pernah peduli apakah dunia mengingatnya tetapi hanya untuk Dia. Saya sedikit terkejut melihat orang-orang yang kaya, pengatur-pengatur yang setia dengan apa yang diberikan kepada mereka. Mereka semua tampak setia, wanita-wanita pendoa dan ibu-ibu memenuhi tahta-tahta ini lebih banyak daripada kelompok-kelompok tunggal.
Tidak mungkin saya menjawab dengan “ya” atas pertanyaan Tuhan jika saya menganggap saya berharga duduk di sini. Saya tidak berharga duduk di sini dibandingkan dengan semua yang ada di sini. Saya tahu saya diberikan kesempatan untuk lari dari hadiah terbesar di surga dan bumi dan saya gagal. Saya putus asa tetapi masih ada satu pengharapan. Sekalipun banyak kegagalan dalam hidup saya tetapi saya di sini bukan karena hidup saya di bumi sudah berakhir. Saat saya mengaku saya tidak berharga, Dia bertanya:
"Tetapi apakah engkau menginginkan kursi ini?"
"Dengan segenap hati," saya menanggapi.
Tuhan kembali melihat ke tahta-tahta dan berkata, "Kursi-kursi kosong itu akan dipenuhi berbagai generasi. Aku sudah memberikan undangan untuk duduk di sini kepada setiap orang yang menyebut NamaKu. Kursi-kursi itu masih tersedia. Sekarang perang terakhir akan segera dimulai dan banyak orang yang terkemudian akan menjadi yang terdahulu. Kursi-kursi ini akan segera dipenuhi saat perang berakhir. Orang-orang yang duduk di sini akan mempunyai dua hal: mereka akan mengenakan mantel kerendahan hati dan mereka akan serupa dengan Aku. Sekarang engkau memiliki mantel itu. Jika engkau dapat menjaganya dan tidak kalah dalam peperangan, saat engkau kembali nanti engkau akan serupa denganKu. Lalu engkau menjadi berharga duduk di sini bersama mereka sebab Aku akan membuatmu berharga. Semua otoritas dan kekuatan yang diberikan kepadaKu dan Aku sendiri yang dapat menggunakannya. Engkau akan menang dan engkau akan dipercayakan dengan otoritasKu hanya jika engkau benar-benar tinggal didalamKu. Sekarang berbaliklah dan lihat semua isi rumahKu."
Saya berbalik dan melihat kebelakang ke arah saya tiba. Dari TahtaNya saya dapat melihat seluruh isi ruangan. Sebuah pertunjukkan besar yang kemuliaannya tidak bisa dibandingkan di bumi. Jutaan orang mengisi posisi-posisi. Setiap pribadi yang ada di posisi paling rendah lebih megah dan mempunyai kekuatan yang lebih dari sebuah pasukan tentara. Di luar jangkauan pemikiran saya dapat menerima panorama kemuliaan seperti itu. Bahkan saya dapat melihat hanya sedikit ruangan dipenuhi dari ruangan besar ini.
Kemudian saya melihat Tuhan dan terkejut melihat air mata di Mata Tuhan. Dia mengusap airmata setiap orang di sini tetapi ini adalah air mata Tuhan. Saat setitik air mata turun dari pipiNya, dia memegang dengan tanganNya. Kemudian berkata.
"Ini adalah cawanKu. Maukah engkau meminumnya bersamaKu?"
Tidak ada jalan untuk saya dapat menolakNya. Saat Tuhan meneruskan, dia melihat kepada saya dan saya mulai merasakan KasihNya yang begitu besar. Sekalipun saya bodoh Dia masih mengasihi saya. Tidak pantas saya mendapatkanNya namun Dia ingin saya mendekat padaNya. Kemudian Dia berkata:
"Aku mengasihi semua orang dengan kasih yang tidak dapat kamu mengerti. Aku juga mengasihi semua yang seharusnya berada di sini tetapi mereka tidak datang. Aku meninggalkan yang 99 dan mencari 1 yang terhilang. Gembala – gembalaKu tidak akan meninggalkan yang 1 dan mencari yang 99 yang masih terhilang. Aku datang untuk menyelamatkan yang terhilang. Maukan engkau membagi HatiKu untuk mencari yang terhilang? Maukah engkau membantuKu memenuhi ruangan ini? Maukah engkau membantuku mengisi tahta-tahta ini dan setiap kursi lain yang ada di aula? Maukah engkau melakukan permintaan ini untuk membawa sukacita untuk surga, untukKu dan untuk BapaKu? Penghakiman ini adalah untuk RumahKu dan RumahKu belum penuh. Peperangan yang terakhir tidak akan berhenti sampai RumahKu penuh. Hanya setelah itu kita memerdekakan bumi dan memusnahkan iblis dari ciptaanKu. Jika engkau minum CawanKu engkau akan mengasihi orang-orang terhilang sama seperti Aku mengasihi mereka."
Kemudian Dia mengambil sebuah cawan sederhana yang mengejutkan saya bahwa cawan itu bisa berada di ruangan yang penuh sinar kemuliaan seperti ini, dan Dia menempatkan Air MataNya didalam cawan. Kemudian Dia memberikannya kepada saya. Saya tidak pernah merasakan yang lebih pahit dari ini. Saya tahu bahwa saya tidak harus meminumnya tetapi saya sangat ingin minum sebanyak yang saya dapat. Tuhan dengan sabar menunggu sampai saya meledak dalam tangisan yang saya tasakan seperti aliran sungai air mata membanjiri saya. Saya menangisi orang-orang yang terhilang tetapi terlebih lagi saya menangis untuk Tuhan.
Saya memandangNya dengan putus asa seakan-akan tidak mampu lagi menerima kepedihan yang besar ini. Damai sejahteraNya mulai memenuhi saya dan bercampur dengan KasihNya yang saya rasakan. Saya tidak pernah merasakan sesuatu yang luar biasa seperti ini. Ini adalah air kehidupan yang dapat menyegarkan selamanya. Kemudian saya rasakan air mengalir didalam saya dan menimbulkan api. Saya mulai merasa bahwa api ini akan menghanguskan saya jika saya tidak mulai menyerukan Kemuliaan Tuhan. Saya tidak pernah mempunyai perasaan yang besar ingin segera berkotbah, menyembah Dia dan setiap tarikan nafas saya hanyalah untuk InjilNya.
"Tuhan!" saya berteriak keras, melupakan setiap orang kecuali Dia. "Sekarang saya tahu bahwa Tahta PengadilanMu adalah juga Tahta Kasih Karunia dan saya mohon kasih karunia untuk melayaniMu. Diatas semuanya, saya mohon Kasih KaruniaMu! Saya mohon kasih karuniaMu untuk menyelesaikan tugas saya. Saya mohon kasih Karunia untuk mengasihi Engkau seperti ini sehingga saya dapat membebaskan keputusasaan dan keegoisan yang ada dalam hidup saya. Saya juga mohon KeselamatanMu untuk menyelamatkan saya dari diri saya sendiri, dari iblis dalam hati saya dan untuk kasihMu yang saya rasakan terus mengalir dalam hati saya. Saya juga mohon untuk kasih Karunia Roh Kudus untuk menghukum saya dari dosa-dosa. Saya mohon kasih karunia untuk Roh Kudus untuk memberikan kesaksian seperti adanya Engkau. Saya mohon kasih karunia untuk memberikan kesaksian bahwa Engkau sudah mempersiapkan untuk orang-orang yang akan datang kepadaMu. Saya mohon kasih karunia untuk mengajarkan tentang kenyataan penghakiman. Saya mohon kasih karunia untuk berbagi dengan orang-orang yang Engkau panggil untuk mengisi tahta-tahta kosong ini, untuk memberikan kata-kata kehidupan yang menjaga mereka tetap di jalan kehidupan, yang akan memberikan mereka iman untuk melakukan apa yang mejadi panggilan mereka. Tuhan, saya mohon Engkau memberikan Kasih Karunia ini."
Kemudian Tuhan berdiri. Semua orang yang duduk di tahta sejauh mata saya melihat semuanya juga berdiri. Mata Tuhan seperti nyala api yang tidak pernah saya lihat.
"Engkau dipanggil karena kasih karunia. Permohonanmu tidak pernah akan Kutolak. Engkau harus kembali dan Roh Kudus akan menyertaiMu. Disini engkau sudah merasakan baik KebaikanKu maupun KehebatanKu. Engkau harus mengingatNya jika engkau ingin selalu berada di jalan yang benar. Kasih Tuhan yang sejati termasuk penghakimannya. Engkau harus tahu baik kebaikan maupun kehebatanNya atau engkau akan jatuh dalam tipuan. Ini adalah kasih karunia yang diberikan disini, yaitu untuk mengetahui keduanya. Pembicaraanmu dengan saudara-saudaramu seiman disini adalah Kasih KaruniaKu. Ingatlah itu."
Kemudian Dia mengacungkan pedangNya ke arah hati saya, kemudian mulut saya dan kemudian tangan-tangan saya.
Saat dia melakukan ini api muncul dari pedangNya dan membakar saya dengan kesakitan yang besar. “Ini juga adalah kasih karunia," kataNya. "Engkau adalah salah satu dari banyak orang yang dipersiapkan untuk saat ini. Kotbahkan dan tuliskan semua yang kau lihat disini. Apa yang Kukatakan kepadamu, katakanlah kepada saudara-saudara seimanmu. Pergi dan panggil semua panglima-panglimaKu untuk peperangan yang terakhir. Pergi dan pertahankan yang lemah dan menderita, para janda dan yatim piatu. Ini adalah tugas dari panglima-panglimaKu dan disitulah engkau akan menemukan mereka. Anak-anakKu lebih berharga dari bintang-bintang di langit. Berikan makan domba-dombaKu. Perhatikanlah anak-anakKu yang masih kecil. Berikan Firman Tuhan dan mereka akan hidup. Pergilah ke medan perang. Pergi dan jangan mundur. Cepatlah pergi sebab Aku segera datang. Taati Aku dan Hari KedatanganKu segera tiba."
Sekelompok malaikat-malaikat muncul dan membawa saya pergi menjauh dari tahta. Pemimpin malaikat itu berjalan di samping saya dan mulai berbicara.
"Sekarang Dia sudah berdiri dan Dia tidak akan kembali duduk sampai peperangan terakhir selesai. Dia akan duduk sampai seluruh musuh-musuhNya diletakkan dibawah kakiNya. Waktu itu sudah tiba sekarang. Pasukan – pasukan malaikat yang sudah bersiap-siap saat malam di getsemani itu sekarang sudah dilepaskan di bumi. Pasukan dari neraka juga sudah dilepaskan. Inilah waktu yang dinantikan setiap ciptaanNya. Misteri Tuhan yang besar akan segera berakhir. Kami sekarang akan berperang sampai akhir. Kami akan berperang bersama denganmu dan saudara-saudaramu seiman."
Saya terbangun
Saat saya terus berjalan menjauhi kursi pengadilan, saya mulai mereflesikan semua yang baru saya alami. Kedua-duanya mengerikan dan indah luar biasa. Hati saya terkoyak, saya merasakan aman lebih dari apapun yang saya alami. Awalnya tidaklah mudah bagi saya ditelanjangi pikiran saya di depan begitu banyak orang, tidak dapat menyembunyikan sekilas pikiranpun. Teapi saat merasa relaks dan dapat menerimanya, mengetahui hal itu membersihkan jiwa saya menjadi merdeka. Tidak mempunyai satu hal pun yang tersembunyi seperti melemparkan kuk yang paling berat dan beban yang paling kuat. Saya mulai merasa seakan-akan saya dapat bernafas seperti tidak pernah bernafas sebelumnya.
Semakin yang merasa ringan, semakin meningkat kapasitas pemikiran saya. Saya mulai merasakan suatu komunikasi yang tidak bisa diungkapkan dalam bahasa manusia. Saya memikirkan komentar Rasul Paulus tentang kunjungannya ke surga ketiga, dimana dia mendengar kata-kata yang tidak dapat diungkapkan. Ada komunikasi rohani yang sangat penting dalam bentuk komunikasi manusia. Kata-kata yang sangat mendalam dan berarti dari apa yang bisa diungkapkan dalam kata-kata manusia. Bagaimanapun ini adalah komunikasi sejati antara hati dan pikiran secara bersama-sama, sangat murni sehingga tidak ada kesalahpahaman.
Saat saya melihat seseorang di dalam ruangan, saya mulai mengerti apa yang dia pikirkan, seperti dia memahami saya. Saat saya melihat kepada Tuhan, saya mulai mengerti Dia dengan cara yang sama. Kami terus menggunakan kata-kata tetapi artinya sangat dalam, tidak ada satu kamus pun yang dapat menangkapnya. Pikiran saya sudah dimerdekakan sehingga kapasitas pikiran saya berlipat ganda berkali-kali. Hal ini sangat menggembirakan diluar pengalaman sebelumnya.
Komunikasi Roh Kudus
Sangatlah jelas bahwa Tuhan menikmati komunikasi dengan saya seperti saya dengan Dia. Tidak pernah sebelumnya saya begitu mengerti kedalaman arti bagi Dia menjadi Firman Tuhan. Yesus adalah komunikasi Tuhan dengan ciptaanNya. Kata-kataNya adalah roh dan hidup, arti dan kekuatan kata-kataNya melebihi definisi manusia.
Kata-kata manusia sangat dangkal dalam bentuk komunikasi roh. Tuhan menciptakan kita dengan kemampuan untuk berkomunikasi dalam tahap yang jauh melebihi bahasa manusia tetapi karena kejatuhan menara Babel, kapasitas itu hilang. Kami tidak dapat menjadi apa yang diciptakan sampai kami mendapatkan ini dan kami hanya dapat memperolehnya jika kami bebas dalam HadiratNya.
Saya mulai mengerti transgresi Adam yang menyebabkan dia sembunyi dari Tuhan. Itu adalah awal penyimpangan yang mengerikan dari tujuan semula manusia dijadikan. Hal ini membawa pengurangan pada kapasitas rohani dan intelektual. Ini hanya akan dapat dipulihkan jika kita “keluar dari persembunyian” dan sangat transparan. Hal ini berarti membuka diri kepada Tuhan dan sesama. Semuanya ini terjadi jika melihat kemuliaan Tuhan dengan “wajah terbuka” yang membuat kita diubah segambaran dengan Dia. Selubung-selubung itu disebabkan karena kita sembunyi dan harus dihancurkan.
Pertanyaan pertama Tuhan setelah kejatuhan Adam adalah, “Dimana engkau?” Dengan cara yang sama, ini adalah pertanyaan pertama yang harus kita jawab jika kita rindu dipulihkan Dia. Tentu saja Tuhan tahu dimana Adam. Pertanyaan itu adalah untuk kepentingan Adam. Pertanyaan itu menjadi awal pencarian Tuhan akan manusia.
Cerita tentang penebusan Tuhan akan manusia bukan manusia menebus Tuhan. Saat kita dapat benar-benar menjawab pertanyaan ini, mengetahui dimana hubungan kita dengan Tuhan, kita dapat benar-benar dipulihkan. Tetapi kita hanya tahu jawaban akan pertanyaan ini jika kita berada dalam HadiratNya.
Itu adalah sari dari semua pengalaman saya di kursi pengadilan. Tuhan sudah mengetahui apa yang harus diketahui tentang saya. Seluruh pengalaman ini adalah untuk kepentingan saya, jadi saya tahu saya berada dimana. Semuanya itu untuk membawa saya keluar dari tempat persembunyian, membawa saya keluar dari kegelapan dan menuju terang. Saya mulai mengerti seberapa besar hasrat Tuhan ingin bersama dengan umatNya. Melalui seluruh penghakiman ini, Dia tidak mencoba untuk membuat saya melihat sesuatu yang baik dan buruk yang saya lihat bersama dengan Dia. Tuhan mencari saya lebih dari saya ingin mencari Tuhan. Kursi pengadilanNya membuat saya bebas dan penghakimanNya atas dunia akan segera membebaskan dunia.
Kegelapan dunia terus menerus memberikan paksaan untuk sembunyi, semuanya segera mulai saat kejatuhan manusia. “Berjalan dalam terang” lebih dari sekedar mengetahui dan mentaati kebenaran-kebenaran menjadi hidup benar dan bebas dari tekanan untuk sembunyi. Saat hari penghakiman tiba, akan membawa akhir pembebasan atas Adam dari tempat sembunyinya. Tidak hanya akan menjadi akhir pembebasan Adam tetapi juga akhir pembebasan semua ciptaan yang merupakan subyek perbudakan karena Adam.
“Berjalan dalam terang” berarti tidak lagi ada yang sembunyi – dari Tuhan atau setiap orang. Ketelanjangan Adam dan Hawa sebelum kejatuhan tidaklah hanya jasmani saja tetapi juga secara rohani. Saat keselamatan kita sempurna, kita akan mengetahui transparansi ini kembali. Untuk benar-benar terbuka satu sama lain akan membuka alam yang saat ini kita tidak tahu. Inilah yang dicoba setan untuk menirunya melalui Pergerakan Jaman Baru.
Kembalinya Hikmat
Saat saya berjalan memikirkan semua yang saya pelajari, tiba-tiba Tuhan muncul di samping saya dengan wujud Hikmat. Sekarang Dia tampak lebih bersinar mulia dari yang pernah saya lihat, bahkan saat di Kursi PengadilanNya. Saya terpesona dan sangat bersukacita.
“Tuhan , engkau kembali bersama saya seperti ini?” Tanya saya.
“Aku ingin selalu bersamamu seperti ini. Aku bahkan ingin lebih dari sekarang yang kamu lihat. Engkau sudah melihat KebaikanKu dan KehebatanKu di sini, tetapi engkau masih tidak mengenalKu sebagai Hakim yang Adil.”
Ini mengejutkan saya. Saya sudah menghabiskan banyak waktu didepan Kursi PenghakimanNya dan merasakan semuanya sudah saya pelajari dalam PenghakimanNya. Dia berhenti untuk saya dapat menyerapnya dan kemudian melanjutkan:
“Ada kemerdekaan saat engkau dapat menerima kebenaran tetapi siapa saya yang kumerdekakan pastilah benar-benar merdeka. Kemerdekaan dalam HadiratKu lebih besar daripada hanya mengetahui kebenaran. Engkau sudah mengalami kebebasan dalam HadiratKu tetapi banyak yang masih harus kau mengerti tentang PenghakimanKu. Saat Aku menghakimi, Aku tidak mencari pembenaran atau penghakiman tetapi mengeluarkan kebenaran. Kebenaran hanya dapat ditemukan dengan bersekutu denganKu. Itu adalah penghakiman yang benar-membawa manusia untuk bersatu denganKu.
“Sekarang ini gerejaKu berpakaikan malu karena dia tidak mempunyai hakim-hakim. Dia tidak mempunyainya karena dia tidak mengenalKu sebagai Hakim. Sekarang Aku akan mengangkat hakim-hakim atas UmatKu yang mengetahui PenghakimanKu. Mereka tidak hanya memutuskan antara manusia atau masalah-masalah; mereka akan membuat segala sesuatunya benar yang berarti membawa mereka dalam persetujuan denganKu.
“Saat Aku muncul kepada Yosua sebagai Panglima Balatentara Tuhan, Aku mengatakan bahwa Aku bukan kawan atau lawan. Aku tidak pernah berada di pihaknya. Ketika Aku datang itu untuk mengambil alih bukan untuk berada dipihaknya. Aku muncul sebagai Panglima Balatentara Tuhan sebelum Israel dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Gereja sekarang akan masuk ke Tanah Perjanjian dan Aku akan muncul kembali sebagai Panglima Balatentara Tuhan. Ketika Aku melakukan ini, Aku akan membuang semua orang yang memaksa UmatKu saling menyerang.
“PenghakimanKu tidak membawa konflik bagi manusia tetapi menyertakan Umat-umatKu. Apa yang sudah Kulakukan untuk Israel, Aku juga melakukannya untuk musuh-musuh mereka-bukan melawan mereka. Ini karena engkau melihatKu dengan cara pandang dunia tetapi engkau tidak melihat PenghakimanKu. Engkau harus melihat PenghakimanKu supaya engkau dapat berjalan dalam OtoritasKu sebab kebenaran dan keadilan adalah pondasi dari TahtaKu. “Aku sudah menghubungkan kebenaran kepada umat PilihanKu. Tetapi seperti Israel yang liar, banyak orang-orang kudus di gereja hanya berjajar dengan caraKu dalam porsi yang kecil atau pikiran dan hati yang sedikit. Aku bukan untuk mereka atau melawan musuh-musuh mereka, tetapi Aku datang untuk menggunakan umatKu menyelamatkan musuh-musuh mereka. Aku mengasihi semua manusia dan menginginkan semuanya selamat.”
Saudara-saudara seiman digunakan Musuh
Saya tidak dapat berpikir tentang peperangan besar yang akan kami hadapi di gunung. Banyak saudara seiman yang terluka saat kami melawan iblis-iblis yang mengontrol mereka. Banyak dari mereka yang masih berada dalam kemah musuh baik digunakan musuh atau ditawan sebagai tawanan. Saya mulai heran jika peperangan selanjutnya akan melawan saudara-saudara kami sendiri lagi. Tuhan melihat saya memikirkan ini dan Dia berkata:
“Sampai peperangan akhir ini selesai akan ada selalu saudara-saudara kita yang dipergunakan musuh. Tetapi Aku tidak mengatakannya mengapa sekarang. Aku mengatakannya untuk membantumu melihat bagaimana musuh-musuh masuk dalam hati dan pikiran dan bagaimana dia menggunakanmu! Bahkan sekarang, engkau masih tidak dapat melihat sesuatu seperti yang Aku lihat.
“Hal ini wajar dengan UmatKu. Pada saat seperti ini, bahkan para pemimpin-pemimpin terbesarKu jarang bersekutu denganKu. Banyak orang melakukan pekerjaan-pekerjaan baik tetapi hanya sedikit yang melakukan panggilanNya. Ini adalah hasil divisi yang besar di antara kamu. Aku tidak datang untuk berada di satu pihak tetapi Aku dipanggil untuk orang-orang yang datang kepadaKu.
“Engkau terkesima saat Aku memberikan kepadamu ‘kata-kata pengetahuan’ tentang penyakit fisik seseorang atau pengetahuan lain yang tidak engkau tahu. Pengetahuan ini datang jika engkau menyentuh PikiranKu hanya dengan kadar yang kecil. Aku tahu segalanya. Jika engkau benar-benar memiliki PikiranKu, engkau akan dapat mengetahui setiap orang yang jumpai sama seperti yang engkau alami disini. Engkau akan melihat setiap orang sama seperti Aku melihat mereka. Lebih dari itu, engkau benar-benar tinggal didalam Aku. Untuk mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan itu dengan benar, engkau harus menggunakan HatiKu. Hanya dengan itu engkau akan memiliki PenghakimanKu.
“Aku hanya dapat mempercayaimu dengan pengetahuan supernaturalKu jika engkau mengetahui HatiKu. Karunia-karunia Roh yang sudah Kuberikan untuk GerejaKu hanyalah tanda-tanda kekuatan yang kecil untuk menghadapi yang akan datang. Aku memanggilmu untuk menjadi pembawa pesan di jaman ini dan engkau harus tahu kekuatan-kekuatannya. Engkau harus tulus menginginkan karunia-karunia ini sebab itu adalah merupakan bagian dariKu dan Aku akan memberikannya kepadamu sehingga engkau dapat menjadi seperti Aku. Engkau benar dengan mencari untuk mengenal PikiranKu, Jalan-JalanKu dan Tujuan-tujuanKu, tetapi engkau juga harus dengan tulus menginginkan HatiKu. Jika engkau mengenal HatiKu, mata hatimu akan terbuka dan engkau dapat melihat seperti Aku melihat dan engkau melakukan seperti apa yang Aku lakukan.
“Aku akan mempercayakan banyak kekuatan-kekuatan kepada GerejaKu untuk menghadapi yang akan datang. Seringkali ada banyak tipuan besar pada orang-orang yang Kupercayakan kekuatan-kekuatan itu jika engkau tidak mengerti apa yang akan Aku tunjukkan, engkau juga dapat jatuh pada tipuan itu. “Engkau sudah meminta Kasih KaruniaKu dan engkau memilikinya. Kasih Karunia pertama untuk menjagamu di jalan yang benar adalah dengan mengetahui tingkat dari tipuanmu sekarang. Tipuan meliputi semua yang engkau tidak mengerti seperti Aku mengertinya. Mengetahui tingkat dari tipuanmu akan membawa kerendahan hati dan Aku memberikan Kasih KaruniaKu kepada orang –orang yang rendah hati.
“Itulah mengapa Aku mengatakan, ‘Siapa yang begitu buta kecuali hambaKu. . . ‘Dan itulah mengapa Aku mengatakan kepada orang-orang Farisi, “Aku datang ke dunia untuk menghakimi… supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa dapat melihat, menjadi buta . . . Jika engkau buta maka engkau tidak akan merasa bersalah, tetapi karena ingin melihat maka tetaplah rasa bersalahmu.’ Ini juga mengapa TerangKu yang membuat Paulus buta saat Aku memanggilnya. TerangKu hanya dapat disingkapkan oleh kondisi yang benar. Seperti dia, engkau harus buta sehingga engkau dapat melihat oleh Roh Kudus.”
Nasehat Para Rasul
Saya merasakan keinginan untuk melihat orang-orang yang duduk di tahta-tahta yang kami lalui. Saat saya melakukan itu, pandangan saya jatuh ke seorang laki-laki yang saya tahu bernama Rasul Paulus. Saat saya melihat kepada Tuhan, Dia memberi isyarat untuk saya berbicara kepadanya.
“Saya sangat mencari kesempatan ini,” kata saya agak aneh tetapi sangat girang dengan pertemuan ini. “Saya tahu bahwa engkau sadar betapa surat-suratmu sudah menuntun gereja dan mungkin masih memenuhi kami semua. Engkau adalah salah satu terang dari dunia.” “Terima kasih,” kata Rasul Paulus. “Tetapi engkau tidak mengerti bagaimana kami ingin bertemu dengan kalian semua. Engkau adalah pejuang dalam peperangan yang terakhir; engkau adalah orang-orang yang ingin kami temui disini. Kami hanya melihat hari-hari ini secara kabur melalui penglihatan kami yang terbatas, tetapi engkau dipilih untuk hidup didalamnya. Engkau pejuang yang dipersiapkan untuk peperangan akhir. Engkau salah satu yang kami tunggu.”
Dengan perasaan canggung, saya terus berbicara, “Tetapi tidak ada cara bagi saya untuk menyampaikan penghargaan yang kami rasakan untukmu dan yang lain yang sudah membantu kami melalui hidup dan tulisan-tulisan mereka. Saya juga tahu bahwa kami mempunyai kekekalan dalam menyampaikan penghargaan, jadi tolong, selagi saya di sini, ijinkan saya bertanya,’apa yang akan engkau katakan pada generasi saya dalam membantu menghadapi perang ini?”
“Aku hanya dapat mengatakan kepadamu bahwa apa yang aku katakan sudah aku katakan dalam tulisan-tulisanku,” kata Rasul Paulus melihat mata saya langsung. “Engkau akan dapat lebih memahaminya jika engkau sadar bahwa aku tidak memenuhi semua dari apa yang menjadi panggilanku.”
“Tetapi engkau berada disini, salah satu tahta terbesar!” saya memprotesnya. “Engkau masih’ menuai buah-buah kehidupan lebih dari yang kami harapkan untuk dituai.”
“Oleh kasih Karunia Tuhan, Aku dapat menyelesaikan pekerjaanku tetapi aku masih tidak dapat berjalan dalam panggilanku. Aku tidak memenuhi tujuan-tujuan tertinggi yang dapat aku jalani -seperti setiap orang. Aku tahu bahwa beberapa orang akan mempertimbangkan ini sebagai fitnah memikirkan aku sebagai sesuatu yang kurang daripada contoh-contoh pelayanan-pelayanan Kristen yang besar. Di akhir hidupku, secara jujur aku mengatakan bahwa aku adalah orang paling berdosa. Aku tidak mengatakan bahwa aku adalah orang paling berdosa tetapi dulu aku adalah orang yang paling berdosa. Sekalipun melalui banyak pemahaman, aku berjalan dengan sedikit perbandingan.”
“Bagimana mungkin?”Tanya saya. “saya pikir engkau adalah orang yang rendah hati.”
“Kerendahan hati yang sejati adalah perjanjian dengna kebenaran. Jangan takut. Tulisan-tulisanku benar dan itu ditulis dengan Urapan Roh Kudus. Aku sudah diberikan banyak dan aku tidak menggunakan semua yang sudah diberikan. Tidak cukup. Setiap orang tidak cukup kecuali Seseorang. Alasan untukmu dapat melihat ini secara khusus tentang aku karena banyak orang yang masih membelokkan pengajaran-pengajaranku sebab mereka mempunyai pandangan yang keliru tentang aku.”
“Seperti yang kau lihat dalam tulisan-tulisanku selanjutnya. Aku merasakan dari perasaan rendah diri sekalipun menjadi rasul-rasul terkenal, menjadi mengetahui bahwa paling tidak aku adalah rasul-rasul. Kemudian aku melihat bahwa aku paling rendah dari orang-orang kudus dan akhirnya aku melihat bahwa aku adalah orang paling berdosa. Aku tidak hanya rendah hati tetapi aku berbicara kebenaran seadanya. Aku dipercayakan lebih banyak dari yang kugunakan. Hanya ada Dia di sini yang sepenuhnya percaya, sepenuhnya patuh dan benar-benar menyelesaikan semua yang Dia berikan untuk dilakukan. Tetapi engkau dapat berjalan lebih banyak dari aku.”
Menemukan kembali Batu Penjuru
Dengan agak lemah saya menjawab, “Saya tahu bahwa apa yang engkau katakan itu benar tetapi apakah engkau yakin bahwa ini adalah pesan paling penting yang dapat engkau berikan kepada kami untuk perang terakhir ini?”
“Pasti!” dia menjawab dengan yakin. “Aku sangat menghargai Kasih Karunia Tuhan untuk menggunakan tulisan-tulisanku seperti yang sudah Dia lakukan. Aku prihatin akan banyak cara yang engkau pakai secara tidak tepat. Mereka adalah kebenaran dari Roh Kudus dan mereka adalah Alkitab. Tuhan memberikanku batu-batu penjuru yang dipasang untuk gerejaNya yang kekal, tetapi itu bukan batu-batu penjuru. Batu-batu pondasi itu diletakkan sendiri oleh Yesus. Hidup dan pelayananku bukanlah contoh untuk apa engkau dipanggil tetapi Yesus sendiri yang melakukan.
“Jika apa yang kutuliskan sebagai pondasi, maka itu tidak akan mampu menahan berat yang dibangun. Apa yang kutuliskan harus dibangun berdasarkan Pondasi yang dapat mempertahankan apa yang engkau pikul; itu tidak harus dipakai sebagai pondasi. Engkau harus melihat pengajaran-pengajaranku melalui pengajaran-pengajaran Tuhan jangan mencoba memahami Dia melalui perspektifku. FirmanNya adalah pondasi. Aku hanya membangun di atasnya dengan tekun akan FirmanNya. Hikmat paling besar dan kebenaran paling kuat adalah FirmanNya bukan perkataanku. “Sangat penting untukmu tahu bahwa aku tidak berjalan di atas semuanya yang tersedia untukku. Ada lebih banyak yang tersedia untuk setiap orang yang percaya daripada aku. Semua orang-orang percaya yang benar mempunyai Roh Kudus dalam dirinya. Kekuatan Dia yang menciptakan segala mahkluk hidup ada di dalamnya. Orang-orang kudus mempunyai kekuatan untuk memindahkan gunung-gunung, untuk menghentikan pasukan-pasukan atau untuk membangkitkan orang yang mati.
“Jika engkau sudah menyelesaikan apa yang menjadi panggilanmu, pelayananku tidak harus dilihat sebagai akhir tetapi hanya sebagai tempat berawalnya. Tujuanmu tidak harus sama denganku tetapi menjadi sama dengan Tuhan. Engkau dapat menjadi seperti Dia dan melakukan apa yang Dia lakukan, dan lebih dari itu, sebab Dia sudah menyimpan Anggur TerbaikNya sampai penghabisan.”
Saya mengingatkan diri saya sendiri bahwa di sini hanya kebenaran yang dapat diperkatakan. Saya tahu bahwa Rasul Paulus benar menyangkut bagaimana salahnya saya menggunakan pengajaran-pengajarannya sebagai pondasi melebih pondasi dari Injil. Tetapi masih cukup sulit bagi saya untuk menerima bahwa Rasul Paulus belum memenuhi semua panggilannya.
Saya melihat kepada tahta tempat Rasul Paulus dan kemuliaannya. Lebih dari yang saya pernah impikan sebagai tempat orang-orang paling kudus di surga. Dia sangat terus terang dan pasti sama seperti apa yang saya harapkan. Sangat jelas bagi saya bahwa dia masih begitu prihatin kepada gereja-gereja. Saya mengidolakan dia dan kejatuhannya membuat dia membebaskan saya dari kejatuhan yang sama. Dia sangat lebih besar dari Paulus yang saya idolakan. Mengetahui pikiran saya, dia meletakkan kedua tangannya di bahu saya dan melihat langsung ke mata saya.
“Aku saudaramu. Aku mengasihimu sama seperti semua orang di sini. Tetapi engkau harus mengerti bahwa jalan kami belum selesai. Kami tidak dapat ditambahkan maupun diambil dari apa yang sudah direncanakan dibumi, tetapi engkau dapat. Kami bukanlah pengharapanmu. Engkau sekarang yang menjadi harapan kami. Walau dalam pembicaraan ini aku hanya dapat mengkonfirmasi apa yang sudah aku tulis, tetapi engkau masih banyak harus menulis. Sembahlah hanya pada Tuhan dan bertumbuhlah dalam segala sesuatu di dalam Dia. Jangan pernah menjadikan manusia sebagai tujuanmu, tetapi Tuhanlah tujuanmu.
“Banyak orang di bumi yang akan melakukan pekerjaan-pekerjaan lebih besar dari yang kami lakukan. Yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama. Kami tidak apa-apa. Merupakan sukacita hati kami karena kami bersama denganmu. Tuhan menggunakan generasi kami untuk meletakakkan dan mulai membangun bangunan diatas pondasi dan kami akan selalu merasa terhormat melakukannya. Tetapi setiap lantai yang dibangun di atas pondasi seharusnya lebih tinggi. Kami tidak akan menjadi bangunan yang diharapkan sampai engkau dapat naik.”
Pesan dan Pelayanan
Saat saya merenungkan hal ini, dia mengamati saya. Kemudian dia meneruskan,”Ada 2 hal yang kami capai dalam waktu kami yang dengan cepat dihilangkan gereja. Mereka belum pulih tetapi engkau harus memulihkan mereka,” “Apakah itu?” Tanya saya, merasa bahwa apa yang dia katakan tidak lebih dari tambahan dari apa yang sudah dia sampaikan sebelumnya pada saya.
“Engkau harus memulihkan pesan dan pelayanan,” katanya dengan empati.
Saya melihat kepada Tuhan dan Dia mengangguk membenarkan, menambahkan, “Betul apa yang dikatakan Paulus kepadamu. Sampai saat ini dia yang paling setia dengan kedua hal ini.”
“Tolong jelaskan,” pinta saya kepada Paulus.
“Baiklah,” jawabnya. “Kecuali di beberapa tempat di dunia dimana ada banyak kesulitan dan siksaan, kami hampir tidak mengenali apakah pesan atau pelayanan masih dikotbahkan hari ini. Untuk itu, gereja-gereja sekarang ini hanya menjadi sebuah bayangan apa yang ada di waktu sekarang dan kita jauh dari panggilan kita semula. Jika kita melayani, berada didalam pelayanan adalah sebuah pengorbanan besar yang dapat dibuat dan ini merefleksikan pesan dari pengorbanan paling besar yaitu Salib.
“Salib adalah kekuatan Tuhan dan pusat semua panggilan kita. Sekarang kita hanya mempunyai sedikit kekuatan untuk mentransformasikan pikiran dan hati para orang-orang beriman sebab engkau tidak hidup dan tidak tidak mengkhotbahkan tentang salib. Karenanya, kita mempunyai kesulitan melihat perbedaan antara gereja dan orang-orang kafir. Itu bukanlah injil atau keselamatan dimana kita dipercayakan. Engkau harus kembali pada salib”. Dengan kata-kata itu, dia memeluk pundak saya seperti seorang ayah dan kemudian kembali ke kursinya. Saya merasa seakan-akan saya sudah menerima berkat yang luar biasa dan omelan yang mendalam. Saat saya berjalan pergi, saya mulai berpikir tentang tingkat keselamatan di gunung dan harta-harta keselamatan yang ada didalamnya. Saya mulai melihat dengan dalam keputusan saya-sekalipun keputusan itu adalah masuk ke pintu yang membawa saya masuk ke sini-yang didasarkan pada apa yang akan saya dapati selanjutnya, dan bukan pertimbangan akan kehendak Tuhan.
Saya masih hidup untuk diri saya sendiri dan bukannya untuk Tuhan. Bahkan keinginan saya mencakup penghakiman di sini, saya dimotivasi oleh apa yang akan membentuk saya memperoleh kemenangan tanpa banyak kehilangan. Saya masih lebih banyak berjalan dengan pusat diri saya sendiri daripada berpusat pada Tuhan.
Gereja Akhir Jaman
Saya tahu bahwa pembicaraan singkat saya dengan Rasul Paulus membawa konsekuen yang akan lama untuk dimengerti. Saya merasa bahwa saya sudah menerima berkat untuk keseluruhan gereja. Kami berada di sana disaksikan awan besar saksi-saksi. Mereka melihat kepada kita seperti orang tua yang bangga yang ingin lebih baik untuk anak-anaknya daripada untuk mereka sendiri. Sukacita paling besar mereka adalah melihat gereja-gereja di akhir jaman menjadi gereja di masa mereka yang mempunyai segala sesuatu yang mereka gagal mendapatkannya. Saya juga tahu bahwa saya masih belum memenuhi apa yang sudah mereka persiapkan untuk kami jalani. “Gereja di jaman akhir tidak akan menjadi lebih besar dari gereja di masa Rasul Paulus, sekalipun mempunyai pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar,” kata Tuhan. Semua diselesaikan hanya karena Kasih KaruniaKu. Bagaimanapun, Aku akan memberikan lebih banyak Kasih KaruniaKu dan Kekuatan yang memampukan gereja-gereja di akhir jaman, sebab mereka akan menyelesaikan lebih banyak dari gereja-gereja sebelumnya yang belum diselesaikan.
“Orang-orang percaya di jaman akhir akan berjalan dalam semua kekuatan yang Aku tunjukkan dan lebih dari itu sebab mereka akan menjadi perwakilan akhir dari semua orang-orang yang sudah pergi sebelumnya. Gereja akan menunjukkan Sifat DasarKu dan Jalan-JalanKu seperti yang belum pernah ditunjukkan sebelumnya. Ini terjadi sebab Aku memberikan engkau lebih banyak kasih karunia dan kepadanya yang diberikan banyak akan dituntut banyak.”
Ini membuat saya berpikir lebih tentang Rasul Paulus. “Bagaimana kami dapat menjadi seperti dia, penyembahan dan kesetiaannya?” pikir saya sendiri.
“Aku tidak memintamu untuk mencapai hal itu,” jawab Tuhan. “Aku minta engkau tinggal didalamKu. Engkau tidak dapat terus mengukur dirimu sendiri seperti orang lain – bahkan juga dengan Paulus. Engkau tidak selalu memenuhi seseorang yang engkau lihat, tetapi jika engkau mencari Aku engkau akan dapat mengerjakan lebih jauh sebaliknya dari apa yang sudah engkau selesaikan. Sepeti engkau sendiri sudah diajarkan, saat dua orang berjalan di jalan ke Emaus melihatKu, memecahkan roti dan mata mereka akan terbuka. Jika engkau membaca surat-surat Paulus atau tulisan-tulisan yang lain, engkau harus mendengarkanKu. Hanya jika engkau mendapatkan roti langsung dariKu, maka mata hatimu akan terbuka.
“Engkau dapat dibingungkan oleh orang-orang seperti Aku jika engkau tidak melihat melalui mereka untuk melihatKu. Ada jebakan yang lain juga untuk orang-orang yang datang menginginkan UrapanKu dan Kekuatan lebih dari yang lain. Mereka seringkali dibingungkan dengan melihat diri mereka sendiri. Seperit apa yang sudah Aku katakan sebelum engkau bicara dengan Paulus, Hamba-HambaKu harus menjadi buta sehingga mereka dapat melihat. Aku ijinkan engkau bicara dengan dia karena dia adalah contoh TeladanKu yang terbaik. Ini terjadi karena Kasih KaruniaKu yang mengijinkan dia menyiksa Gereja-GerejaKu. Saat dia melihat TerangKu, dia mengerti karena alasannya sendirilah yang menuntunnya kepada masalah langsung dengan kebenaran yang dia layani dia klaim.
“Alasanmu akan seperti itu. Ini akan membawamu melakukan yang sebaliknya dari KehendakKu. Urapan yang lebih besar akan membawa bahaya yang lebih besar bagimu, jika engkau tidak belajar seperti Paulus. Jika engkau tidak membawa salibmu setiap hari, meletakkan semua hal dan semua yang engkau miliki sebelumnya, engkau akan jatuh sebab otoritas dan kekuatan yang Aku akan berikan padamu. Sampai engkau belajar melakukan segala sesuatu demi Injil, semakin banyak pengaruhmu, semalkin besar bahaya yang engkau akan hadapi.
“Beberapa kali orang-orang yang Kuurapi ditipu dalam pemikiran bahwa karena Aku memberikan mereka sedikit pengetahuan supernatural atau kekuatan, jalan-jalan mereka adalah jalan-jalanKu. Ini adalah tipuan besar dan banyak orang tersandung karenanya. Engkau berpikir seperti Aku jika engkau mempunyai kesatuan yang sempurna dengan Aku. Sekalipun dengan orang-orang yang paling diurapi yang ada di bumi-seperti Paulus-kesatuan ini hanya untuk sementara dan untuk waktu yang singkat. “Paulus berjalan bersamaKu sedekat manusia biasanya. Walaupun demikian, dia juga memiliki ketakutan dan kelemahan yang bukan berasal dari Aku. Aku dapat membebaskan dia dari hal ini, seperti yang dia minta beberapa kali tetapi Aku mempunyai alasan untuk tidak membebaskannya. Hikmat besar Paulus adalah dengan mengakui kelemahan-kelemahannya, mengerti bahwa jika Aku membebaskan dia, Aku tidak akan dapat percaya pada dia dalam tingkat pewahyuan dan kekuatan yang Aku lakukan.
“Paulus mengenali kelemahan-kelemahannya dan belajar untuk membedakan antara mereka dan pewahyuan RohKu. Jika dia diserang kelemahan atau ketakutan, dia tahu dia tidak melihat dari PerspektifKu tetapi dari dirinya sendiri. Ini menyebabkan dia mencariKu dan bergantung lebih kepadaKu. Dia juga berhati-hati untuk tidak dibingungkan dengan apa yang berasal dari pikiran dan hatinya dengan pikiran dari PikiranKu dan HatiKu. Karenya Aku mempercayakan pewahyuan-pewahyuan kepada dia yang tidak dapat Aku percayakan kepada yang lainnya.”
Saya mulai berpikir dengan jelas semuanya ini, tetapi seringkali dan setelah itu saya mempunyai pengalaman besar seperti ini yang tidak dengan mudah saya lupakan. Sangatlah mudah dimengerti dan dijalani dalam terang di sini, tetapi kembali kepada medan peperangan menjadi mendung kembali. Saya juga berpikir tentang bagaimana saya tidak banyak diserang ketakutan-ketakutan seperti yang dialami Paulus- tetapi kecenderungan saya adalah ketidaksabaran dan kemarahan, yang menjadi penyimpangan dari perspektif yang harus kami punyai dengan tinggal dalam Roh Kudus. Hikmat berhenti dan berbalik kepada saya. “Engkau adalah bejana dari tanah liat, dan itulah engkau selagi engkau berada di bumi. Bagaimanapun, engkau dapat melihatKu dengan jelas seperti di sini, jika engkau melihat dengan mata hatimu. Engkau dapat sedekat ini denganKu lebih dari siapapun.
“Aku sudah membuat jalan untuk setiap orang mendekat KepadaKu seperti yang mereka inginkan. Jika engkau ingin lebih dekat denganKu lebih dari Paulus, engkau akan mendapatkannya. Beberapa orang menginginkan ini dan mereka sangat menginginkannya sepenuhnya, mengesampingkan segala sesuatu yang menghalangi keintimannya denganKu. Mereka akan mendapatkan apa yang mereka cari.
“Jika ini pencarianmu untuk dapat berjalan di bumi sama seperti engkau berjalan denganKu di sini, aku akan sedekat ini denganMu disana. Jika engkau mencari Aku, engkau akan menemukan Aku. Jika engkau mendekat kepadaKu, Aku akan mendekat kepadamu. Inilah KeinginanKu untuk membentangkan meja tepat di depan musuh-musuhmu. Ini bukan hanya KeinginanKu untuk para PemimpinKu tapi untuk semua yang memanggil namaKu. Aku ingin lebih dekat denganmu dan kepada setiap orang yang memanggil namaKu lebih dari setiap orang yang ada di bumi. Engkau menentukan sedekat apakah Kita, bukan Aku yang menentukan. Aku akan ditemukan oleh orang-orang yang mencariKu.
“Engkau berada disini karena engkau meminta PenghakimanKu atas hidupmu. Engkau mencariKu sebagai Hakim dan sekarang engkau menemukan Aku. Engkau tidak harus memikirkan bahwa karena engkau sudah melihat Kursi PengadilanKu, sekarang maka semua penghakimanmu adalah PenghakimanKu. Engkau hanya mempunyai PenghakimanKu saat engkau bersatu denganKu dan mencari urapan Roh KudusKu. Ini hanya dapat diraih atau hilang setiap hari. “Aku mengijinkan engkau melihat malaikat-malaikat dan memberikanmu banyak mimpi dan penglihatan sebab engkau selalu memintanya kepadaKu. Aku senang memberikan Anak-AnakKu pemberian yang baik yang mereka minta bertahun-tahun, engkau memintaKu Hikmat, jadi engkau menerimanya. Engkau memintaKu untuk menghakimimu, jadi engkau penerima PenghakimanKu. Tetapi pengalaman-pengalaman ini tidak akan membuatmu bijaksana sepenuhnya atau menjadi hakim yang benar. Engkau hanya memiliki hikmat dan penghakiman jika engkau berada di dalamKu.
“Jangan pernah berhenti mencariKu. Semakin engkau bertambah dewasa, semakin engkau membutuhkan Aku. Semakin engkau bertambah dewasa, semakin sedikit engkau menyembunyikan dariKu atau yang lainnya-karena keinginanmu adalah selalu berjalan dalam terang.
“Engkau sudah melihatKu sebagai Tuhan Juru Selamat, Hikmat dan Hakim. Saat engkau kembali ke medan peperangan, engkau masih dapat melihat Kursi PengadilanKu dengan mata hatimu, Jika engkau berjalan dengan pengetahuan bahwa semua yang engkau pikirkan benar-benar dibuka disini, engkau akan bebas untuk hidup seperti di sini. Hanya jika engkau sembunyi dari Ku atau yang lain, maka selubung-selubung itu kembali menyembunyikan Aku darimu. Akulah Jalan Kebenaran dan penyembah-penyembahKu harus menyembah dalam Roh dan Kebenaran.
“Kebenaran tidak akan pernah ditemukan dalam kegelapan, tetapi selalu berada dalam terang. Terang menunjukkan dan membuat manifestasi. Hanya jika engkau mencari untuk ditunjukkan dan mengijinkan hatimu untuk dibuka, mau berjalan dalam terang karena Aku adalah Terang itu. Persekutuan yang benar denganKu membutuhkan keterbukaan yang seluruhnya. Persekutuan dengan UmatKu juga membutuhkan hal yang sama. “Saat engkau berdiri di depan Kursi PengadilanKu, engkau merasakan kebebasan dan rasa aman yang lebih dari pernah engkau rasakan sebab engkau tidak perlu menyembunyikan apapun. Engkau merasa lebih aman karena engkau tahu bahwa PenghakimanKu adalah adil dan benar. Perintah moral dan spiritual Alam Semesta CiptaanKu adalah sepasti perintah alam yang didasarkan pada hukum alam. Engkau percaya HukumKu tentang gravitasi tanpa memikirkannya. Engkau harus belajar percaya akan PenghakimanKu dengan cara yang sama. Standart kebenaranKu tidak berubah dan pasti. Untuk tinggal dalam kebenaran harus berjalan dalam iman. Iman yang benar adalah yakin akan Siapa Aku.
Kuasa FirmanNya
“Engkau mencari supaya engkau mengetahui dan berjalan dalam KuasaKu sehingga engkau dapat menyembuhkan yang sakit dan melakukan mujizat-mujizat, tetapi engkau bahkan tidak mulai memahami kuasa dari FirmanKu. Untuk membangkitkan orang mati tidak akan menyebabkan Aku tegang. Aku memegang segala sesuatu dengan Kuasa FirmanKu. Penciptaan dimulai karena FirmanKu dan segalanya diadakan bersama-sama oleh FirmanKu.
“Sebelum akhir segala sesuatu, Aku akan membuka Kuasaku di bumi. Bahkan, KuasaKu terbesar yang pernah dibuka di bumi hanya masih sedikit dari demonstrasi KuasaKu, aku tidak membuka KuasaKu supaya manusia percaya akan KuasaKu tetapi supaya manusia percaya akan KasihKu.
“Jika Aku ingin menyelamatkan dunia dengan KuasaKu saat Aku ada di bumi, Aku dapat memindahkan gunung-gunung hanya dengan menunjuk satu jari tangan. Kemudian semua manusia akan menunduk padaKu, tetapi bukan karena mereka mengasihi Aku atau mengasihi kebenaran tetapi karena mereka takut akan KuasaKu. Aku tidak ingin manusia mentaati Aku karena mereka takut akan KuasaKu, tetapi karena mereka mengasihi aku dan mengasihi Kebenaran.
“Jika engkau tidak mengenal KasihKu, maka KuasaKu akan membuat engkau menjadi jahat. Aku tidak memberikanmu kasih sehingga engkau tahu KuasaKu, tetapi Aku memberikanmu kuasa sehingga engkau tahu akan KasihKu. Tujuan dari hidupmu haruslah kasih, bukan kuasa. Kemudian Aku akan memberikanmu kuasa untuk mengasihi orang lain. Aku akan memberikanmu kuasa untuk menyembuhkan yang sakit karena engkau mengasihi mereka dan aku mengasihi mereka juga dan Aku tidak ingin mereka sakit.
“Jadi engkau harus lebih dulu mencari kasih dan kemudian baru iman. Tanpa iman engkau tidak dapat menyenangkanKu. Tetapi iman bukan hanya pengetahuan akan KuasaKu, tetapi pengetahuan akan KasihKu dan Kuasa KasihKu. Iman harus dilatih supaya dapat menerima kasih lebih banyak. Carilah iman untuk lebih mengasihi dan melakukannya dengan kasihmu. Hanya jika engkau mencari iman untuk mengasihi maka Aku dapat mempercayakan Kuasa ImanKu yang bekerja dengan kasih.
“FirmanKu adalah kuasa untuk memegang segala sesuatu. Dalam tingkat yang engkau percayai bahwa FirmanKu adalah benar, maka kamu dapat melakukan segala sesuatu. Orang-orang yang benar-benar mempercayai bahwa FirmanKu adalah Benar, maka juga benar sesuai kata – kata mereka. Adalah SifatKu untuk Benar dan ciptaanKu percaya akan FirmanKu karena Aku setia.
“Mereka yang serupa denganKu juga akan benar menurut kata-kata mereka. Perkataan mereka akan pasti dan komitmen mereka dapat dipercaya. Kata-kata “ya” mereka berarti “ya” dan kata-kata “tidak” berarti “tidak”. Jika perkataanmu tidak benar maka engkau juga akan mulai meragukan FirmanKu, sebab tipuan sudah ada di hatimu. Jika engkau tidak setia dengan kata-katamu sendiri. Ini karena engkau tidak benar-benar mengenal Aku. Untuk mempunyai iman, engkau harus setia. Aku sudah memanggilmu untuk berjalan dalam iman karena Aku setia. Itu adalah sifatKu.
“Itulah mengapa engkau akan dihakimi karena kata-kata sia-sia yang engkau ucapkan. Sembarangan adalah karena sedikit memperhatikan. Kata-kata mempunyai kuasa dan orang-orang yang sembarangan bicara tidak dapat dipercayakan dengan Kuasa FirmanKu. Ini adalah hikmat untuk berhati-hati dengan perkataanmu dan untuk menjaganya seperti Aku.”
Perkataan Tuhan mengalir seperti gulungan gelombang besar di lautan. Saya merasa seperti Ayub di depan angin puyuh. Saya pikir saya menjadi semakin kecil dan semakin kecil dan kemudian sadar bahwa Dia menjadi lebih besar. Saya tidak pernah merasakan begitu terbuka. Bagaimana saya dapat santai bersama Tuhan? Saya merasakan seperti seekor semut yang menatap pada gunung. Saya tidak lebih daripada debu, dan Dia berbicara kepada saya. Saya tidak dapat tahan lagi dan berbalik.
Setelah beberapa waktu, saya merasakan tangan yang menenteramkan hati di pundak saya. Itu adalah Hikmat. KemuliaanNya sekarang semakin bertambah besar, tetapi Dia kembali menjadi seukuran saya. “Apakah engkau mengerti apa yang akan terjadi kemudian?” tanyaNya.
Mengerti dengan lebih bahwa Tuhan bertanya bukan karena Dia mencari informasi, tetapi saya mulai memahami apa yang akan terjadi. Saya tahu bahwa itu adalah kenyataan. Dibandingkan dengan Dia, saya sedikit lebih kecil dari debu dari bumi dan untuk beberapa alasan Dia ingin mengalami kenyataan dengan cara yang mendalam.
Dia menjawab pikiran-pikiran saya dengan panjang lebar:
“Apa yang kau pikirkan itu benar tetapi perbandingan antara manusia dan Tuhan bukan hanya pada ukurannya. Engkau mulai mengalami Kuasa dari FirmanKu. Untuk menjadi dipercayai dengan FirmanKu adalah dipercayakan dengan kuasa yang olehnya alam semesta dijadikan, Aku tidak membuatnya untuk membuat engkau merasa kecil, tetapi untuk membantumu memahami keseriusan dan kuasa yang dipercayakan kepadamu-yaitu Firman Tuhan.
“Untuk segala usaha kerja kerasmu, ingatlah akan pentingnya sepatah kata Firman dari Tuhan untuk manusia yang lebih berharga dari seluruh harta di bumi. Engkau harus mengerti dan mengajarkannya kepada saudara-saudaraKu untuk menghargai nilai dari FirmanKu. Sebagai orang yang dipanggil untuk membawa FirmanKu, engkau harus menghargai nilai dari perkataanmu sendiri. Orang-orang yang membawa kebenaran haruslah hidup benar.”
Pertemuan dengan para Evangelis
Selagi mendengarkan kata-kata ini, saya merasa tertarik untuk melihat kesalahsatu tahta di samping saya. Segera saja saya melihat seorang laki-laki yang saya tahu. Dia adalah seorang penginjil besar saat saya masih kecil dan banyak orang yang merasa bahwa dia berjalan dalam kuasa yang lebih daripada orang lain sejak awal gereja. Saya membaca tentang dia dan sudah mendengarkan rekaman pesan-pesannya. Sangatlah sulit untuk tidak tersentuh karena kerendahanhatinya, dan kasihnya yang nyata pada Tuhan dan sesama. Bahkan saya juga merasa beberapa pengajarannya menjadi sangat miring. Saya terkejut tetapi juga lega melihatnya duduk di salah satu tahta. Saya tertarik dengan kerendahan hati dan kasihnya yang masih memancar dari dia.
Saat saya bertanya pada Tuhan untuk dapat berbicara dengan orang ini, saya dapat melihat betapa besar Tuhan mengasihi dia. Tuhan memberi isyarat untuk saya terus meneruskan langkah dan tidak mengijinkan saya berbicara dengan penginjil itu.
“Aku hanya ingin engkau melihat dia disini,” Tuhan menjelaskan, “dan mengerti posisinya yang dia miliki bersama denganKu. Ada banyak yang kau mengerti tentang dia. Dia pembawa pesanKu di gereja jaman akhir, tetapi gereja tidak mau mendengarkan dia untuk alasan-alasan yang akan engkau mengerti. Dia jatuh dalam ketidakberanian dan khayalan untuk beberapa waktu dan pesannya disimpangkan. Itu sudah dipulihkan seperti bagian-bagian lain yang Aku berikan kepada orang-orang yang lain yang juga diselewengkan.”
Mengetahui bahwa segala sesuatu di sini berjalan dalam waktu yang tepat dengan semua hal yang saya pelajari, saya mulai berpikir tentang bagaimana melihat orang ini dihubungkan dengan apa yang baru kami bicarakan-potensi kekuatan jahat.
“Ya. Ada bahaya besar jika berjalan dengan kuasa yang besar,” Tuhan meresponi. “Ini terjadi pada banyak orang yang menjadi pembawa pesanKu dan ini menjadi bagian dari pesan yang mereka berikan kepada GerejaKu di akhir jaman. Engkau harus berjalan dalam KuasaKu dan bahkan lebih besar dari kuasa yang dialami. Tetapi jika engkau pernah mulai untuk berpikir bahwa kuasa adalah PengesahanKu akan kamu, atau pesanmu, engkau membuka pintu kepada khayalan yang sama. Roh Kudus hanya diberikan untuk memberikan kesaksian tentang Aku. Jika engkau bijaksana seperti Paulus, maka engkau akan mempelajari kemuliaan dari kelemahan-kelemahanmu lebih daripada kekuatan-kekuatanmu.
“Iman yang benar adalah pengenalan yang benar tentang Siapa Aku. Tidak lebih dan tidak kurang. Tetapi engkau harus ingat-bahkan jika engkau tinggal dalam HadiratKu dan melihatKu seperti Aku- engkau masih dapat jatuh jika engkau berpaling dariKu dan melihat kembali kepada dirimu sendiri. Itulah yang terjadi pada Lucifer saat dia jatuh. Dia tinggal dalam ruangan dan melihat KemuliaanKu dan kemuliaan BapaKu. Kemudian Dia mulai melihat dirinya sendiri lebih dari dia melihat kami. Kemudian dia mulai merasa bangga akan posisi dan kuasanya.
Banyak dari HambaKu yang diijinkan melihat KemuliaanKu dan dipercayakan KuasaKu tetapi jatuh dengan cara yang Tuhan meresponi. sama dengan Lucifer, jika engkau mulai berpikir bahwa ini karena hikmatmu, kebenaranmu atau bahkan ketaatanmu akan doktrin yang sejati, engkau akan tersandung.”
Keyakinan
Saya tahu bahwa ini bukan sama seperti peringatan yang lembut seperti yang Aku datang ke dunia untuk menghakimi diceritakan kepada saya di sini. Saya ingin kembali dan berjuang di peperangan yang terakhir tetapi saya masih mempunyai pertanyaan tentang bagaimana melakukan itu tanpa jatuh kedalam jebakan-jebakan yang sekarang tampaknya ada di mana-mana. Saya melihat lagi kepada Tuhan. Dia adalah Hikmat dan saya berpikir bagaimana saya begitu menginginkan untuk mengenali Dia sebagai Hikmat saat saya kembali. “Sangatlah baik untukmu kehilangan keyakinanmu akan dirimu sendiri. Aku tidak dapat mempercayakan kepadamu kuasa jaman yang akan datang sampai engkau melakukannya. Semakin besar engkau kehilangan keyakinan akan dirimu sendiri, semakin besar kuasa yang dapat Aku percayakan kepadamu, jika.
Saya menunggu cukup lama untuk Tuhan meneruskan kata-kataNya, tetapi Dia tidak berkata apa-apa. Bagaimanapun saya mengerti bahwa Dia menginginkan saya untuk meneruskan kalimat itu, tetapi saya tidak tahu apa yang harus saya katakan. Semakin lama saya melihat Dia, saya semakin yakin. Akhirnya saya tahu apa yang harus saya katakan.
“Jika Aku meletakkan keyakinan didalammu,” saya menambahkan.
“Ya. Engkau harus mempunyai iman untuk melakukan apa yang menjadi panggilanmu semula, tetapi engkau harus mempunyai iman didalamKu. Tidaklah cukup untukmu hanya dengan kehilangan keyakinan akan dirimu sendiri, tetapi hanya mengarah pada ketidakamanan, jika engkau tidak mengisi kekosonganmu dengan keyakinan di dalamKu Itulah bagaimana banyak orang jatuh pada khayalan-khayalan mereka.
“Banyak dari laki-laki dan perempuan ini adalah nabi-nabiku. Tetapi beberapa dari mereka, tidak aman, tidak mengijinkan orang-orang memanggil mereka dengan nabi. Itu bukanlah kebenaran, karena mereka. Rendah hati yang palsu juga tipuan. Jika musuh dapat menipu mereka dengan memikirkan bahwa mereka bukanlah nabi-nabi, dia dapat juga menipu mereka dengan berpikir bahwa mereka adalah nabi-nabi yang lebih besar dari mereka sendiri, hanya dengan memelihara keyakinan diri sendiri. Rendah hati yang palsu tidak akan membuat bangga. Ini hanya bentuk yang lain dari berpusat pada diri sendiri, yang dieksploitasi musuh. Semua kegagalanmu akan menghasilkan satu hal : berpusat pada diri sendiri. Satu-satunya cara keluar dari hal ini adalah berjalan dalam kasih. Kasih tidak mencari untuk diri sendiri.”
Saat saya berpikir tentang semuanya ini, kejelasan yang luar biasa mulai muncul. Saya dapat melihat seluruh pengalaman dari awal sampai akhir, berfokus pada satu hal, pesan yang sederhana. “Bagaimana mudahnya saya dibohongi dari kesederhanaan akan ketaatan kepadaMu,” saya meratap.
Senyuman Tuhan
Kemudian Tuhan berhenti dan melihat pada saya dengan ekspresi yang tidak pernah saya lupakan. Dia tersenyum. Saya tidak ingin menyalahgunakan kesempatan ini, tetapi saya merasakan bahwa Dia tersenyum seperti saya dapat memintaNya sesuatu dan Dia akan memberikannya kepada saya. Jadi saya ambil kesempatan itu.
“Tuhan, saat Engkau berfirman, ‘Jadilah terang,’ maka terang itu jadi. Engkau berdoa dalam Yohanes 17 bahwa kami akan mengasihi Engkau sama dengan Bapa mengasihiMu. Tuhan, maukah Engkau mengatakannya kepada saya sekarang, ‘Jadilah kasih di dalammu,’sehingga saya dapat mengasihi Engkau dengan Kasih Bapa?”
Dia tidak berhenti tersenyum, tetapi Dia justru merangkul pundak saya seperti seorang teman. “Aku sudah mengatakannya kepadamu, Aku memanggilmu sebelum dunia dijadikan. Aku juga mengatakan kepada saudara-saudaramu yang berjuang bersamamu di peperangan akhir. Engkau akan mengetahui Kasih Bapa untukKu. Ini adalah kasih yang sempurna yang akan membuang segala rasa takutmu. Kasih ini akan memampukanmu untuk mempercayaiKu sehingga engkau dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang Aku lakukan, bahkan terlebih besar dari itu, sebab Aku bersama dengan BapaKu. Engkau akan mengetahui KasihNya padaKu dan pekerjaan-pekerjaan yang kamu lakukan untuk mempermuliakan Aku. Sekarang, demi engkau sendiri, Kukatakan, ‘Jadilah Kasih Bapa di dalammu.”
Saya diliputi penghargaan atas seluruh pengalaman ini. “Saya mengasihi penghakiman-penghakimanMu,” kata saya. Kemudian saya mulai berbalik dan melihat kembali kursi pengadilan tetapi Tuhan menghentikan saya.
“Jangan menoleh kebelakang. Aku tidak berada di sana saat ini; Aku ada di sini. Aku akan membimbingmu dari ruangan ini dan kembali ke tempatmu di medan perang,’ tetapi engkau jangan menoleh ke belakang. Engkau harus melihat Kursi PengadilanKu dari dalam hatimu sebab disitulah tempatnya berada sekarang.”
“Sama seperti Taman dan sama seperti harta-harta keselamatan.”pikir saya sendiri.
“Ya. Segala sesuatu yang Aku kerjakan, Aku kerjakan dalam hatimu. Di mana tempat air-air kehidupan mengalir. Di situlah Aku berada.”
Kemudian Dia mengisyaratkan kepada saya, saya melihat diri saya sendiri, menarik mantel rendah hati. Saya terpesona dengan apa yang saya lihat. Baju zirah saya mempunyai kemuliaan yang sama seperti yang mengelilingi Tuhan. Dengan cepat saya menutupinya kembali dengan mantel.
“Aku juga berdoa kepada BapaKu dimalam sebelum PenyalibanKu bahwa kemuliaan yang Aku miliki bersama dengan Dia sejak semula akan bersama dengan UmatKu, dan engkaulah salah satunya. Ini adalah Kemuliaanku yang menyatu. Saat engkau datang bersama-sama dengan yang lain yang mengasihi Aku, KemuliaanKu akan diperbesar. Semkain besar KemuliaanKu akan semakin bertambah dengan bersatunya orang-orang yang mengasihi Aku, dunia akan semakin tahu bahwa Aku dikirim oleh BapaKu. Sekarang dunia akan benar-benar tahu bahwa engkau adalah murid-muridKu sebab engkau mengasihi Aku dan engkau akan saling mengasihi”
Saat saya terus melihat pada Dia, keyakinan diri saya semakin bertambah. Seperti bagian dalam sedang dibersihkan, Segera saya merasa siap melakukan apapun yang Dia minta.
Angelo
“Masih ada seseorang yang harus kamu jumpai sebelum engkau kembali ke medan perang,” kataNya sambil berjalan. Saat kami berjalan, saya terus terpesona dengan kemuliaan Tuhan yang semakin bertambah besar bahkan dari beberapa menit sebelumnya.
“Setiap saat engkau melihatKu dengan mata hatimu, pikiranmu akan sedikit diperbaharui,” Dia melanjutkan berbicara. “Suatu saat engkau akan dapat tinggal dalam HadiratKu secara terus menerus. Saat engkau melakukan hal tersebut, semua yang engkau pelajari oleh karena Roh KudusKu akan selalu ada untukmu dan Aku akan selalu ada untukmu.”
Saya dapat mendengar dan mengerti segala sesuatu yang Dia katakan, tetapi saya sangat tertarik dengan KemuliaanNya dan saya bertanya, “Tuhan, mengapa engkau sekarang lebih mulia daripada saat Engkau menampakkan diri kepada saya sebagai Hikmat?”
“Aku tidak pernah berubah, tetapi engkaulah yang berubah. Engkau berubah saat engkau melihat KemuliaanKu dengan wajah tanpa selubung. Pengalaman-pengalamanmu membuka selubung diwajahmu sehingga engkau dapat melihatKu dengan jelas. Tidak ada sesuatupun yang dibuang secepat engkau melihat KasihKu.”
Kemudian Dia berhenti, dan saya melihat orang-orang yang berada di tahta di dekat kami. Kami masih berada ditempat di mana raja-raja paling tinggi duduk. Kemudian saya mengenali seorang laki-laki yang duduk dekat kami.
“Tuan, saya mengetahui engkau dari suatu tempat tetapi saya tidak dapat mengingatnya.”
“Engkau pernah melihatku sekali dalam sebuah penglihatan,”jawabnya.
Saya segera ingat dan sangat terkejut! “Jadi engkau adalah orang yang nyata?”
“Ya,” jawabnya.
Saya teringat hari saat saya menjadi seorang pemuda Kristen dan frustasi akan masalah-masalah hidup saya. Saya keluar dari tengah-tengah tempat parkir dekat apartemen saya dan memutuskan untuk menunggu sampai Tuhan berbicara kepada saya. Saat saya duduk membaca Alkitab, saya mendapat penglihatan, paling pertama yang saya miliki. Dalam penglihatan itu, saya melihat seorang laki-laki yang dengan rajin melayani Tuhan. Dia secara terus menerus bersaksi kepada orang-orang, mengajar Alkitab dan mengunjungi serta mendoakan orang-orang sakit. Dia sangat rajin dan mempunyai kasih yang tulus pada orang-orang. Kemudian saya melihat seorang laki-laki lain yang bernama Angelo, seorang gelandangan. Ketika seekor anak kucing berjalan-jalan di tempatnya, dia mulai menendangnya tetapi menahan dirinya sendiri, tetapi masih mendorongnya dengan kaki. Kemudian Tuhan berkata siapakah dari orang-orang ini yang paling menyenangkan Tuhan.
“Yang pertama,” saya menjawab tanpa ragu-ragu.
“Bukan, yang kedua,” jawabnya dan mulai bercerita.
Dia membagikan bahwa orang laki-laki yang pertama tadi dibesarkan dalam keluarga yang bahagia yang selalu mengenal Tuhan. Dia bertumbuh dalam gereja yang bagus dan kemudian dia menghadiri Akademi Alkitab terbaik di negaranya. Dia diberikan 100 % Kasih Tuhan, tetapi dia hanya menggunakan 75%.
Orang kedua lahir dengan telinga tuli. Dia diperlakukan dengan kejam dan dipelihara dalam kegelapan, loteng yang dingin sampai dia ditemukan orang-orang yang berwewenang pada umur 8 tahun. Dia dipindahkan dari institusi satu ke institusi lain di mana perlakuan kejam itu masih terus. Akhirnya, dia dibuang ke jalanan. Tuhan hanya memberikan 3 bagian dari KasihNya untuk membantu dia mengatasi hal ini, tetapi dia mengerahkan setiap kemampuannya untuk melawan kemarahan dalam hatinya dan menjaganya untuk tidak melukai anak kucing itu.
Sekarang saya melihat pada orang laki-laki itu, seorang raja yang duduk di atas tahta yang jauh lebih mulia dari yang dapat dibayangkan Salomo. Para panglima malaikat mengatur di dekatnya, menunggu tawarannya. Saya berbalik kepada Tuhan. Saya masih tidak dapat mempercayai bahwa dia adalah nyata dan salah satu dari raja-raja besar.
“Tuhan, tolong ceritakan cerita selanjutnya,”pinta saya.
“Tentu saja, untuk itulah kita berada disini. Angelo sangat setia dengan apa yang sudah Aku berikan dan Aku berikan lagi 3 bagian kasihKu. Dia menggunakan semuanya itu tanpa berhenti untuk mencurinya. Dia hampir kelaparan, tetapi dia menolak untuk mengambil bagian yang bukan miliknya. Dia membeli makanan dengan mengumpulkan botol-botol dan adakalanya dia menemukan seseorang yang memberinya pekerjaan.
‘Angelo tidak dapat mendengar tetapi dia belajar untuk membaca, jadi Aku kirimkan dia sebuah traktat injil. Saat dia membacanya, Roh Kudus membuka hatinya dan dia memberikan hidupnya untuk Aku. Kemudian aku menggandakan porsi kasihKu untuk dia dan dengan setia menggunakan semuanya. Dia ingin membagikan tentang Aku kepada yang lain tetapi dia tidak dapat berbicara. Sekalipun dia hidup dalam kemiskinan, dia mulai menghabiskan sebagian dapat yang dia miliki untuk membuat traktat injil dan membagikannya di ujung – ujung jalan.”
“Berapa banyak jiwa yang dia bawa kepadaMu?” tanya saya memikirkan bahwa ada banyak jiwa yang dia bawa sehingga dia bisa duduk bersama dengan raja-raja.
“Satu,” jawab Tuhan. “Untuk mendorong dia, Aku ijinkan dia menuntun seorang yang sekarat karena alkohol kepadaKu. Itu mendorong dia sehingga dia akan berdiri di sudut jalan selama beberapa tahun hanya untuk membawa jiwa lain bertobat. Tetapi seluruh sorga meminta untuk membawa dia ke sini dengan segera dan Aku juga ingin memberikan dia upahnya.”
Jenis Martir yang berbeda
“Tetapi apa yang sudah dilakukan Angelo untuk menjadi seorang raja di sini?” Tanya saya.
“Dia setia dengan semua yang diberikan. Dia mengalahkan semuanya sampai dia menjadi serupa denganKu dan dia mati sebagai seorang martir”
“Tetapi apa yang dia kalahkan dan bagaimana dia menjadi seorang martir?”
“Dia mengalahkan dunia dengan KasihKu. Sangat sedikit orang yang dapat mengalahkan begitu banyak dengan hanya sedikit. Banyak umatKu yang tinggal dalam rumah-rumah yang diinginkan raja-raja satu abad yang lalu, tetapi mereka tidak menghargainya. Angelo sebaliknya, dia menghargai sekalipun hanya kotak kardus dalam malam yang dingin dan dia akan mengubahnya menjadi tempat mulia bagi HadiratKu.
Dia mulai mengasihi setiap orang dan setiap hal. Dia akan bersukacita lebih karena sebuah apel daripada umatKu yang berpesta. Dia setia dengan semua yang Aku berikan, sekalipun itu tidak ada tandingannya dengan apa yang Aku berikan kepada yang lainnya termasuk engkau. Aku menunjukkan hal ini kepadamu dalam penglihatan sebab engkau seringkali melewati dia. Sekali waktu engkau pernah menuding dia ke teman-temanmu dan membicarakan dia.”
“Saya melakukannya? Apa yang saya katakan?”
“Engkau berkata, ‘Ada salah satu Elia lain yang harus engkau hindari dari terminal bis.’ Engkau katakan bahwa dia adalah “orang beriman yang aneh’ yang dikirim oleh musuh untuk membuat orang-orang berpaling dari injil.”
Ini adalah ledakan yang paling besar yang saya derita dari keseluruhan pengalaman ini. Saya sangat terkejut dan tergoncang. Saya mencoba mengingat kejadian itu tetapi tidak dapat-sebab ada banyak orang seperti itu. Saya tidak pernah perhatian kepada para pengkhotbah jalanan dan menganggap mereka adalah alat-alat setan untuk membuat orang-orang berpaling dari injil.
“Ampuni saya , Tuhan. Saya mohon ampun.”
“Engkau diampuni,” dengan cepat Dia menjawab. Dan engkau benar bahwa ada banyak orang yang mencoba berkhotbah di jalanan untuk alasan yang salah bahkan sesat. Tetapi masih banyak orang-orang yang bersungguh-sungguh sekalipun mereka tidak pernah dilatih dan tidak pernah sekolah. Jangan menghakimi orang dari penampilannya. Masih ada banyak hamba-hambaKu yang benar yang seperti dia di tengah-tengah para professional dalam organisasi-orgasnisasi dan katedral-katedral yang dibangun dalam NamaKu.” Kemudian Dia memberi isyarat untuk menatap Angelo. Saat saya menoleh, dia turun dari tangga di tahtanya dan sekarang tepat ada didepan saya. Dia membuka lengannya, memeluk dan mencium dahi saya seperti seorang ayah. Kasih tercurah atas saya dan melalui saya sampai saya merasa itu akan melebihi sistem saraf saya. Ketika dia akhirnya melepaskan saya, saya terkejut seakan-akan saya mabuk tetapi dengan perasaan yang luar biasa. Itu adalah kasih seperti yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. “Dia dapat mengimpartasikan itu kepadamu di bumi,” kata Tuhan meneruskan. “Dia banyak memberi kepada UmatKu, tetapi mereka tidak mau mendekati dia. Sekalipun nabi-nabiKu menghindari dia. Dia bertumbuh imannya dengan membeli sebuah Alkitab dan beberapa buku yang dia baca dan selalu dia baca lagi, dia mencoba pergi ke gereja-gereja, tetapi dia tidak dapat menemukan seorangpun yang mau menerima dia. Jika mereka mau membawa dia masuk, maka mereka juga akan membawa Aku masuk. Dia adalah KetukanKu pada pintu-pintu mereka.” Saya belajar sebuah definisi kesedihan yang baru. “Bagaimana dia meninggal?” Tanya saya mengingat bahwa dia adalah seorang martir. Berdasar pada apa yang saya lihat sejauh ini, saya separuh berharap bahwa bagaimanapun saya juga bertanggung jawab. “Dia mati kedinginan mencoba untuk tetap menjaga agar seorang pemabuk yang melewati dia dalam dingin tetap hidup.”
Pemenang yang tak dapat dipercaya
Saat saya melihat Angelo, saya tidak dapat mempercayai kekerasan hati saya. Saya tidak mengerti bagaimana mati dengan cara ini membuat dia sebagai seorang martir, yang saya pikir hanya layak untuk orang-orang yang mati karena kesaksiannya pada Tuhan Yesus Kristus.
“Tuhan, saya tahu bahwa dia adalah benar-benar orang yang dapat mengalahkan,” kata saya. “Dan dia benar-benar layak untuk berada di sini. Tetapi orang-orang yang mati dengan cara ini apakah mereka dianggap martir?”
Angelo adalah seorang martir setiap hari saat dia hidup. Dia hanya mencukupkan diri untuk tetap hidup dan dengan bersukacita mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan teman-teman yang memerlukan. Seperti Paulus menulis pada jemaat di Korintus, bahkan jika engkau memberikan tubuhmu untuk dibakar, tetapi jika engkau tidak mempunyai kasih sedikitpun tidak ada faedahnya bagimu. Tetapi, saat engkau memberikan dirimu dengan kasih, maka itu akan sangat berfaedah. ‘Angelo mati setiap hari, sebab dia tidak hidup untuk dirinya sendiri tapi untuk orang lain. Sekalipun dia selalu menganggap dirinya sendiri paling rendah dari orang-orang kudus, dia benar-benar adalah yang terbesar. Seperti yang engkau sudah pelajari, banyak orang yang menganggap dirinya paling besar dan menganggap dirinya sendiri dianggap paling besar, berakhir di sini menjadi yang paling kecil. Angelo tidak mati karena sebuah doktrin atau kesaksiannya tetapi dia mati untuk Aku.”
“Tuhan, tolong bantu saya mengingat hal ini. Saat saya kembali, tolong jangan biarkan saya melupakan apa yang saya lihat di sini,” pinta saya.
“Karena itulah Aku berada di sini bersama denganmu, dan Aku akan bersamamu saat engkau kembali. Hikmat adalah melihat dengan MataKu, dan tidak menghakimi karena penampilan saja. Aku tunjukkan Angelo dalam penglihatan sehingga engkau dapat mengenali dia saat engkau melewati dia di jalan. Jika engkau membaginya dengan dia pengetahuan masa lalunya yang Aku perlihatkan dalam penglihatan, dia akan memberikan hidupnya untukKu. Kemudian engkau dapat memuridkan seorang raja besar dan dia akan mempunyai pengaruh yang besar atas GerejaKu.
“Jika UmatKu melihat orang lain seperti caraKu, Angelo dan banyak orang lain yang seperti dia akan diakui. Mereka akan berbaris kedalam mimbar yang paling besar. UmatKu akan datang dari ujung bumi untuk duduk di kaki mereka sebab dengan melakukan hal ini mereka juga akan duduk di KakiKu. Dia akan mengajarkanmu kasih dan bagaimana menginvestasikan karunia-karunia yang sudah Aku berikan kepadamu sehingga engkau dapat menghasilkan banyak buah.” Saya sangat malu sampai saya tidak ingin melihat Tuhan, tetapi akhirnya saya melihat kepada Dia saat saya merasakan kepedihan yang kembali berpusat pada diri saya sendiri. Saat saya melihat Dia, saya dibutakan KemuliaanNya untuk beberapa saat, secara bertahap mata saya dapat beradaptasi sehingga saya dapat melihat Dia kembali.
“Ingatlah bahwa engkau sudah diampuni,” kata Tuhan. “Aku tidak menunjukkan hal ini untuk menuntut kamu tetapi untuk mengajar kamu. Ingatlah selalu bahwa perasaan haru akan menghilangkan selubung-selubung dari jiwamu lebih cepat dari apapun juga.”
Saat kami mulai berjalan kembali, Angelo mendekati saya, “Tolong ingatlah teman-temanku, para gelandangan. Banyak orang akan mengasihi Juru Selamat kita jika seseorang pergi kepada mereka.”
Kata-katanya mempunyai kuasa sampai saya tidak bisa menjawab, hanya mengangguk saja. Saya tahu bahwa kata-kata itu adalah perintah seorang raja dan seorang teman dari Raja segala raja.
“Tuhan, maukah engkau membantu saya untuk membantu orang-orang gelandangan?” Tanya saya.
“Aku akan membantu siapapun yang membantu mereka,” Dia meresponi. “Saat engkau mengasihi orang-orang yang Aku kasihi, engkau akan selalu tahu bahwa Aku membantumu. Mereka akan diberikan seorang Penolong yang diukur dari kasih mereka. Seringkali engkau meminta UrapanKu dan beginilah engkau akan menerimanya. Kasihilah mereka yang Aku kasihi. Saat engkau mengasihi mereka, engkau mengasihi Aku. Saat engkau memberi kepada mereka, engkau memberi pada Aku dan Aku akan membalasnya berlipat kali ganda.”
Hidup seperti seorang Raja
Pikiran saya mengembara ke rumah yang indah dan segala milik saya. Saya bukan orang kaya, tetapi saya tahu bahwa dengan standart dunia saya hidup lebih baik dari raja-raja yang hidup satu abad lalu. Saya tidak merasa bersalah sebelumnya tetapi sekarang saya merasa bersalah. Tetapi ini adalah perasaan yang baik tetapi pada waktu yang sama saya merasakan tidak tepat. Sekali lagi saya menoleh kepada Tuhan, karena saya tahu Dia akan menolong saya.
“Ingatalah apa yang Aku katakan bagaimana Hukum KasihKu yang Sempurna membuat terang dan menyingkirkan kegelapan. Saat kebingungan melanda seperti sekarang, engkau tahu bahwa apa yang engkau alami bukanlah hukum kasihKu yang sempurna. Aku senang dalam memberikan pemberian-pemberian baik kepada KeluargaKu sama seperti engkau. Aku ingin engkau menikmati dan menghargainya. Meskipun begitu, engkau jangan memberhalakannya tetapi engkau harus membaginya dengan sukacita saat Aku memintanya.
“Aku dapat mengibaskan TanganKu dan secara cepat kemiskinan akan hilang dari bumi. Akan ada suatu hari memperhitungkan saat gunung-gunung dan tempat-tempat tinggi direndahkan dan orang-orang miskin dan tertekan dibangkitkan, tetapi Aku harus melakukan hal ini.
Perasaan manusia merupakan kebalikan dari tekanan manusia bagiKu. Perasaan manusia digunakan untuk menggantikan Kuasa dari SalibKu. Aku tidak memanggilmu untuk berkorban tetapi untuk taat. Beberapa kali engkau akan berkorban demi taat padaKu, tetapi jika pengorbananmu tidak dilakukan dalam ketaatan, itu akan memisahkan kita.
“Engkau bersalah karena engkau salah menghakimi dan memperlakukan raja besar di sini saat dia menjadi HambaKu di bumi. Jangan menghakimi seorang pun tanpa menanyakannya PadaKu. Engkau sudah kehilangan beberapa perjumpaan yang Aku sudah siapkan dari yang dapat engkau bayangkan, semuanya karena engkau tidak peka terhadap Aku. Tetapi Aku tidak menunjukkan ini untuk membuat engkau merasa bersalah, tetapi untuk membawamu bertobat sehingga engkau dapat meneruskannya tanpa kehilangan kesempatan-kesempatan ini.
“Jika engkau hanya bereaksi bersalah, engkau akan mulai melakukan hal-hal untuk mengkompensasikan perasaan bersalahmu yang menghina SalibKu. Hanya SalibKu sendiri yang dapat menghilangkan rasa bersalah. Dan karena Aku pergi kepada Salib untuk menghilangkan perasaan bersalahmu, apapun rasa bersalah yang sudah terjadi itu bukan karena Aku.
“Aku tidak menikmati melihat manusia menderita “Hikmat meneruskan. “Tetapi perasaan haru manusia akan membawa mereka kepada salib dan salib itulah satu-satunya yang dapat melegakan penderitaan. Engkau kehilangan Angelo karena engkau tidak berjalan dalam perasaan. Engkau akan mempunyai lebih banyak saat engkau kembali, tetapi perasaanmu haruslah menjadi subyek bagi Roh KudusKu. Sekalipun Aku tidak menyembuhkan orang-orang yang kepadanya Aku rasakan tetapi Aku hanya melakukan apa yang dilakukan BapaKu. Engkau jangan melakukannya keluar dari perasaanmu tetapi dengan kepatuhan akan Roh Kudus. Hanya kemudian perasaanmu akan berkuasa untuk membebaskan.
“Aku sudah memberikanmu karunia-karunia Roh KudusKu. Engkau tahu UrapanKu dalam kotbah dan tulisanmu, tetapi engkau tahu lebih banyak dari yang engkau sadari. Jarang sekali engkau benar-benar melihat dengan Mataku atau mendengar dengan TelingaKu atau mengerti dengan HatiKu. TanpaKu, engkau tidak dapat melakukan apapun untuk keuntungan KerajaanKu atau mengabarkan InjilKu. “Engkau berperang dalam Medan PeperanganKu, dan engkau juga berada di puncak GunungKu. Engkau belajar menembakkan anak panah kebenaran dan mengenai musuh. Engkau belajar sedikit tentang menggunakan PedangKu. Tetapi ingatlah; kasih adalah senjataKu yang paling besar. Kasih tidak pernah gagal. Kasih adalah kuasa untuk menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis. Dan kasih akan memunculkan KerajaanKu. Kasih adalah panji bagi PasukanKu dan di bawah panji itu sekarang engkau harus berperang.”
Dengan ini, Kami berbelok ke sebuah koridor dan kami tidak lagi berada di ruang besar pengadilan. Kemuliaan Hikmat melingkupi saya tetapi saya tidak dapat lagi melihat Dia dengan jelas. Tiba-tiba, saya tiba pada sebuah pintu. Gerakan pertama saya adalah berbalik sebab saya tidak ingin pergi tetapi saya tahu bahwa saya harus pergi. Inilah pintu tempat Hikmat membimbing saya. Saya harus melewatinya.
Panggilan
Saya berdiri melihat pintu yang akan saya masuki. Itu adalah pintu yang biasa dan tidak menarik. Saat saya melihat kembali kepada Ruangan Besar Pengadilan, saya diliputi kemuliaan dan kebesarannya. Saya tidak ingin meninggalkan ini sekalipun kejahatan terus menerus disingkapkan dari hati saya sewaktu di sini. Sekalipun prosesnya menyakitkan, tetapi itu sangat membebaskan dan saya tidak ingin berhenti. Sebenarnya saya rindu untuk keyakinan yang lebih banyak.
“Dan engkau seharusnya mempunyai lebih,” kata Hikmat mengetahui pikiran-pikiran saya. “Apa yang engkau dapatkan di sini akan tetap bersama denganmu. Bagaimanapun, engkau datang kesini tidak untuk diubah. Kuasa salib sudah cukup untuk mengubahmu. Apa yang engkau alami di sini dapat engkau alami setiap hari. Roh Kudus dikirim untuk membebaskanmu dari dosa dan menuntun kepada kebenaran serta untuk bersaksi tentang aku. Dia bersama denganmu terus menerus. Engkau harus mengenal Roh Kudus dengan lebih baik.
“Banyak orang percaya akan Roh Kudus, tetapi hanya sedikit yang memberikan Dia ruang untuk hidup. Saat zaman ini akan berakhir semuanya itu akan berubah.
Roh Kudus akan bergerak mengelilingi bumi sama seperti yang Dia lakukan sebelum segalanya ada. Dia akan mengambil kekacauan dan kebingungan yang tersebar di bumi dan Dia akan membawa ciptaan baru yang mulia di tengah-tengahnya. Engkau akan memasuki waktu dimana Dia akan mengerjakan hal-hal besar terus menerus dan seluruh dunia akan kagum dengan pekerjaan-pekerjaanNya.
“Dia akan melakukan hal ini melalui Umatku. Saat Roh Kudus bergerak, anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan Tuhan akan bernubuat. Dari yang tua sampai yang muda mereka akan mendapat mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan. Pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan dan pekerjaan-pekerjaan yang terlebih besar dan mereka lakukan dalam NamaKu dan akan dipermuliakan di bumi. Seluruh ciptaan akan mengerang dan resah akan apa yang dilakukan Roh Kudus.
“Apa yang engkau temukan melalui pintu itu akan membantumu untuk mempersiapkan pada masa yang akan datang. Aku Juru Selamat tetapi Aku juga Hakim. Aku akan membuka DiriKu sendiri kepada dunia sebagai Hakim yang Adil dan Benar. Pertama, Aku harus membuka PenghakimanKu dari dalam RumahKu. UmatKu akan bersekutu dengan Roh Kudus dan mereka akan mengetahui KuasaNya untuk membebaskan dari dosa. Mereka juga akan mengetahui bahwa Dia akan selalu menuntun mereka ke kebenaran yang membebaskan mereka. Ini adalah kebenaran yang Aku saksikan. Saat UmatKu mengenal siapa AKU, maka Aku akan menggunakan mereka untuk memberikan kesaksian tentang Aku.
“Aku adalah Hakim, tetapi lebih baik engkau menghakimi dirimu sendiri sehingga Aku tidak akan menghakimi kamu. Tetapi PenghakimanKu akan memulihkan UmatKu. Aku akan menghakimi isi RumahKu terlebih dulu. Setelah itu Aku akan menghakimi seluruh bumi.” Kemuliaan Hikmat melingkupi segala sesuatu yang di sekitar saya. Saya tidak pernah melihat kemegahan seperti itu, sekalipun di sini. Kemuliaan itu bertambah saat Dia berbicara mengenai PenghakimanNya. Dengan ini saya tahu bahwa kemuliaan yang tampak dengan mengenal Dia sebagai Hakim lebih besar dari apapun sebelumnya. Saya mulai merasa kecil dan tidak berarti di HadiratNya sehingga sangat sulit bagi saya berkonsentrasi dengan apa yang Dia katakan. Saat saya berpikir bahwa saya diliputi KemuliaanNya, Dia meraih dan menyentuh dahi saya, lembut tapi pasti. Saat Dia melakukan ini, pikiran saya menjadi jernih dan terfokus.
“Engkau mulai melihat pada dirimu sendiri. Ini akan selalu membingungkanmu, membuatmu sulit mendengarkan Aku. Setiap waktu engkau mengalami SentuhanKu, pikiranmu akan menjadi lebih jernih. Setiap waktu engkau merasakan HadiratKu, tahu bahwa Aku akan menyentuhmu supaya engkau dapat melihat dan mendengarkan Aku. Engkau harus belajar tinggal dalam HadiratKu tanpa menjadi sadar akan dirimu sendiri dan asyik dengan dirimu sendiri. Ini akan membuatmu berpaling dari kebenaran didalam Aku dan berbalik kepada tipuan yang akan membuatmu jatuh.
“Banyak orang jatuh saat Roh KudusKu menyentuh mereka. Waktu jatuh itu sudah berlalu. Sekarang engkau harus belajar menahan saat Roh KudusKu bergerak. Jika engkau tidak tahan jika Roh KudusKu bergerak, maka Dia tidak akan menggunakan engkau. Orang kafir jatuh di depanKu tetapi Aku ingin UmatKu tahan berdiri sehingga Aku dapat menggunakan mereka.”
Kebanggaan akan Rendah Hati yang Palsu
Saya mendengar suara Tuhan yang agak terganggu saat Dia mengucapkan ini. Saya merasakan hal yang sama saat Dia terganggu dengan murid-muridNya mengenai Injil. Segera saya mengerti bahwa kejengkelanNya biasanya muncul jika mereka mulai melihat kepada ketidakmampuan atau kegagalannya. “Tuhan, ampuni saya,” pinta saya, “tetapi HadiratMu sangat luarbiasa. Bagaimana saya bisa menjaga agar tidak merasa kecil jika saya sedekat ini dengan Engkau?” “Engkau memang kecil, tetapi engkau harus belajar untuk tinggal dalam HadiratKu tanpa melihat kepada dirimu sendiri. Jika engkau melihat pada dirimu sendiri, engkau tidak mampu untuk mendengarkan dari Aku atau berbicara untuk Aku. Engkau akan selalu merasa kurang. Engkau akan selalu merasa tidak berharga atas apa yang menjadi panggilanmu, tetapi bukan karena kekurangan atau ketidakberhargaanmu yang menyebabkan Aku tidak menggunakan engkau. Engkau jangan melihat pada kekuranganmu, tetapi lihatkan pada KelebihanKu. Engkau harus berhenti melihat dirimu sendiri tidak berharga dan melihat kepada KebenaranKu. Jika engkau dipakai, ini karena siapa AKU dan bukanlah siapa engkau.
“Engkau merasakan MurkaKu saat engkau mulai melihat kepada dirimu sendiri. Ini murka yang Aku rasakan kepada Musa saat dia mulai mengeluh tentang kekurangannya. Ini menyingkapkan bahwa engkau melihat dirimu sendiri lebih dari Aku, yang merupakan alasan utama mengapa Aku mampu menggunakan sedikit dari UmatKu untuk apa yang Aku hasratkan. Kerendahan hati yang palsu ini sebenarnya bentuk dari kebanggaan yang menjatuhkan manusia. Adam dan Hawa mulai merasa kurang dan mereka memerlukan yang lebih dari apa yang sudah Aku buat untuk mereka. Mereka mengambilnya untuk diri mereka sendiri dan untuk membuat diri mereka menjadi yang seharusnya. Engkau tidak akan pernah dapat membuat dirimu sendiri menjadi siapa yang seharusnya, tetapi engkau harus percaya PadaKu untuk membuatmu menjadi siapa engkau seharusnya.”
Meskipun saya tidak pernah menghubungkan rendah hati yang palsu dengan kejatuhan manusia di Taman, saya tahu bahwa ini adalah batu sandungan terbesar yang mencegah banyak orang dari orang-orang yang berguna bagi Tuhan dan saya sudah mengajarkan ini berulang kali. Sekarang dalam HadiratNya, rendah hatiku yang palsu disingkapkan dan tampak semakin buruk daripada yang pernah saya lihat pada setiap orangpun. Bentuk dari kebanggan ini menjijikkan dan saya tidak dapat mengerti mengapa ini menyebabkan Tuhan murka.
Dalam HadiratNya, semuanya itu disingkapkan dan setelah itu semua penghakiman yang harus saya lalui, saya masih memiliki beberapa cela dasar yang menjaga saya dari mengenal Dia dan melayani Dia seperti apa yang menjadi panggilan saya. Terkejut seperti semula, saya tidak ingin lagi tinggal dalam diri saya sendiri, jadi saya melihat kepada Tuhan, menginginkan untuk dapat lebih melihat KemuliaanNya saat saya dapat menahannya selagi Dia bersama dengan saya di jalan ini. Dengan cepat, kesuraman saya berubah menjadi sukacita. Lutut-lutut saya gemetar tetapi saya memutuskan untuk tetap berdiri selama saya bisa.
Setelah itu, saya terbangun. Hari-hari setelahnya, saya merasakan suatu energi yang keluar melalui saya membuat segala sesuatu tampak bersinar mulia. Saya mengasihi semua yang saya lihat. Sebuah kenop pintu tampak indah luar biasa. Rumah-rumah tua dan mobil-mobil menjadi sangat indah dan saya menyesal bahwa saya bukan seorang seniman yang dapat menangkap keindahan dan keagungannya. Pohon-pohon dan binatang-binatang semua menjadi teman yang sangat spesial. Setiap orang yang saya lihat seperti sebuah perpustakaan yang terbuka dan mempunyai arti dan saya sangat bersyukur selamanya sehingga saya dapat mengetahui semuanya itu. Saya tidak dapat melihat sesuatu tanpa melihat keindahannya, sulit untuk dipercaya bahwa saya harus melalui begitu banyak dalam hidup saya dan kehilangan begitu banyak juga.
Untuk semua emosi yang luar biasa dan pewahyuan ini saya merasakan mengalir melalui saya, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tahu bahwa jika saya tidak belajar bagaimana menggunakannya selamanya, maka itu akan pudar dan ini sudah beberapa hari. Seakan-akan arti kehidupan tergelincir dari saya dan saya tahu bahwa saya harus memulihkannya. Apa yang sudah saya alami lebih luarbiasa dari obat apapun dan saya menjadi pecandunya. Ini adalah hasil dari melihat KemuliaanNya dan saya ingin melihatnya lebih lagi. Saya ingin belajar bagaimana tinggal dalam HadiratNya dan mengijinkan HidupNya untuk mengalir melalui saya sehingga dapat menyentuh orang-orang lain. Saya harus tinggal dalam Roh Kudus dan mengijinkan Dia memakai saya. Itulah PANGGILAN saya.